Liputan6.com, Jakarta Harga emas pada hari Selasa stabil karena penurunan dolar AS dan benchmark imbal hasil Treasury AS diimbangi oleh kenaikan ekuitas. Sementara investor menunggu isyarat pada jalur kebijakan moneter Federal Reserve AS.
Dilansir dari CNBC, Rabu (23/11/2022), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen pada USD 1.740,29 per ounce. Sementara emas berjangka AS ditutup naik 0,1 persen pada USD 1.740,90.
Advertisement
“Saya pikir logam bekerja keluar dari ini dan terus bergerak lebih tinggi. Tapi saat ini korelasi langsung dengan suku bunga,” kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Kota-kota besar di China memperketat pembatasan COVID-19 karena kasus virus melonjak di konsumen logam terbesar di dunia.
Ekuitas global naik karena indeks utama Wall Street naik di tengah meredanya kekhawatiran musim liburan yang membosankan bagi pengecer.
Imbal hasil Treasury AS mereda dan dolar AS juga tergelincir, sementara investor menunggu petunjuk dari risalah Fed yang akan dirilis besok.
Suku Bunga The Fed
"Emas mendapat sedikit dorongan dari dolar AS yang lebih lemah tetapi tampaknya memudar dengan cepat," kata Edward Moya, analis senior OANDA, dalam sebuah catatan.
"The Fed kemungkinan akan tetap berpegang pada skrip hawkish untuk sementara waktu dan kecuali kita melihat peningkatan besar dengan situasi COVID China, emas harus berjuang untuk mengumpulkan reli yang berarti," tambahnya.
Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan pada hari Senin bahwa bank sentral dapat menurunkan kenaikan suku bunga yang lebih kecil mulai bulan depan, sementara Presiden Fed San Francisco Mary Daly menyatakan tingkat kebijakan "cukup membatasi" dengan "lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan."
Advertisement
Harga Emas Diprediksi Naik Pekan Ini, Bisa Kembali ke USD 1.800 per Ounce
Harga emas masih belum memperlihatkan arah yang jelas pada pekan ini. Namun sebagian besar analis dan pelaku pasar melihat bahwa harga emas akan bergerak menguat tipis di pekan ini.
Pada pekan lalu, harga emas mampu menguat tetapi masih belum tinggi. Harga emas masih bertahan di sekitar level USD 1.750 per ounce.
Beberapa analis mencatat ada kecenderungan harga emas akan bullish pada pekan ini. Harga emas menuju konsolidasi yang sehat setelah mengalami kenaikan kurang lebih 11 persen dalam tiga pekan terkahir.
Dalam konsilidasi ini, harga emas kemungkinan besar akan didorong ke level USD 1.800 per ounce. Dengan begitu, selama November ini harga emas bisa terus membukukan kenaikan.
Co-director of commercial hedging Walsh Trading Sean Lusk menjelaskan, harga emas berlu berjuang lebih kuat pada minggu ini karena ia melihat Bank Sentral AS atau Federal Reserve terus memberi sinyal akan melanjutkan kenaikan suku bunga yang agresif.
"Pada akhirnya, inflasi tetap tinggi, sehingga Federal Reserve belum selesai menaikkan suku bunga," ujarnya dikutip dari Kitco, Senin (21/11/2022).
Namun, Lusk menambahkan, investor harus terus memperhatikan prospek jangka panjang. Emas dan perak akan terlihat menarik karena kenaikan suku bunga mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.
"Saya melihat bisa membeli emas pada penurunan atau koreksi saat ini, tetapi tidak secara agresif, karena kita tidak tahu apa yang akan dilakukan Fed," katanya.
"Investor harus bertanya pada diri sendiri, dengan datangnya resesi, apakah Anda ingin memegang ekuitas atau aset safe haven seperti emas." tambah dia.
Kepala analis Blue Line Futures Phillip Streible memperkirakan harga emas akan bearish dalam waktu dekat ini.Tetapi ia memastikan akan tetap membeli emas jika harga lebih rendah.
"Saya pikir Anda hanya perlu bersabar," katanya. "Tugas The Fed belum selesai."
Streible mencatat bahwa kurva imbal hasil terbalik antara catatan dua tahun dan 10 tahun terus melebar, menandakan bahwa ekonomi AS berpotensi menuju resesi yang parah dan berkepanjangan.
Survei
Minggu ini, sebanyak 20 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Berita Kitco. Di antara peserta, delapan analis, atau 40 persen menyerukan kenaikan harga emas minggu ini.
Pada saat yang sama, tujuh analis, atau 35 persen, bersikap bearish terhadap harga emas dalam waktu dekat. Sedangkan lima analis, atau 25 persen, bersikap netral terhadap harga emas.
Sementara itu, 495 suara diberikan dalam jajak pendapat online di Main Street. Dari jumlah tersebut, 221 responden atau 45 persen memperkirakan emas akan naik minggu ini.
Sedangkan 177 lainnya, atau 36 persen, mengatakan harga emas akan lebih rendah. Sementara 97 pemilih, atau 20 persen, netral dalam waktu dekat.
Advertisement