Liputan6.com, Singapura - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menuliskan pesan dukacita kepada Presiden Joko Widodo terkait gempa Cianjur, Jawa Barat. Sudah lebih dari 200 orang meninggal akibat bencana alam tersebut.
Situs Kementerian Luar Negeri Singapura menyebut bahwa pihak kedutaan besar di Jakarta terus memantau kejadian. Sejauh ini, tak ada laporan warga Singapura yang ikut menjadi korban.
Baca Juga
Advertisement
"Saya sangat sedih mendengar banyaknya nyawa yang hilang karena gempa bumi yang melanda Jawa Barat," tulis PM Lee dalam suratnya, dikutip Rabu (23/11/2022).
"Atas nama Pemerintah Singapura, saya memberikan dukacita dan simpati paling dalam kepada keluarga korban dan mereka yang terdampak bencana. Pikiran dan doa saya bersama para pemerintah dan rakyat Indonesia selamat saat yang sulit ini," lanjut surat tersebut.
PM Lee berkata dirinya yakin bahwa Indonesia dapat melewati cobaan ini dan pulih dengan cepat. Ia pun mengaku siap membantu apabila dibutuhkan.
"Tolong beritahu saya apabila Singapura bisa membantu dengan cara apa pun dalam upaya pertolongan," ucap PM Lee.
Kepala Daerah Se-Indonesia Diimbau Hibahkan Dana BTT Bantu Korban Gempa Cianjur
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengimbau kepala daerah se-Indonesia untuk memanfaatkan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk membantu warga terdampak gempa bumi magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Tito menambahkan, jelang akhir tahun 2022 terhitung sebanyak 548 daerah di Indonesia baru menggunakan dana BTT kurang dari Rp3 triliun. Sehingga, kata dia, dana itu nantinya bisa dimanfaatkan untuk membantu rekonstruksi rumah warga yang hancur akibat gempa bumi.
"Saya mencatat dalam catatan Kemendagri dari Rp12 triliun lebih dana BTT, 548 daerah provinsi kabupaten/kota itu baru terpakai kurang dari Rp3 triliun artinya masih tersisa Rp99 triliun," kata Tito dalam konferensi pers bersama BNPB secara daring, Selasa (22/11).
Sementara itu, Tito menyampaikan BTT Kabupaten Cianjur hanya tersisa Rp5 miliar. Jumlah itu, dinilai tak cukup untuk membantu warga melakukan rekonstruksi ke depan. Sehingga dia berharap seluruh daerah di Indonesia bergotong royong membantu.
"Rp5 miliar engga akan cukup, di provinsi tersisa Rp20 miliar Jawa Barat, juga engga akan cukup. Pemerintah Pusat memang sudah turun, tapi alangkah baiknya kalau seluruh daerah seluruh Indonesia bisa membantu," kata Tito Karnavian.
Korban Meninggal Gempa Cianjur Tembus 268 Orang
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan pihaknya belum dapat memastikan anak-anak menjadi korban mayoritas dari total 268 korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur, Jawa Barat.
"Jadi yang pertama kami tidak bisa atau belum bisa menyampaikan apakah dari 268 itu berapa yang anak-anak begitu," kata Suharyanto dalam konferensi pers secara daring, Selasa (22/11).
Dia menyebut akan memberikan keterangan lebih lanjut pada esok hari pada pukul 17.00 WIB, Rabu 23 November 2022.
"Apakah persentasenya dari 268 ini banyak anak-anak, besok jam 5 sore akan kami jawab," kata dia.
Suharyanto menjelaskan sejauh ini, korban gempa yang telah teridentifikasi memang anak-anak. Pasalnya, kata dia, kejadian gempa magnitudo 5,6 itu bertepatan saat anak-anak pulang mengaji.
"Tapi memang kejadian ini 13.21 WIB ini bertepatan dengan banyak anak-anak yang sedang mengaji. Jadi pulang mengaji, sehingga memang sebagian dari yang sudah teridentifikasi ini ya sebagian anak-anak," terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian Tito Karnavian menambahkan bahwa terkait pendataan korban akan dilakukan secepatnya oleh Bupati Cianjur beserta jajaran.
"Melakukan pendataan mulai dari yang wafat by name, by address. Kalau kemarin kita tahu bahwa ada yang wafat itu adalah cepat untuk dimakamkan dulu," kata Tito.
Pendataan nama dan alamat korban gempa Cianjur ini akan memperlihatkan jumlah korban gempa yang dominan, apakah anak-anak atau orang dewasa.
"Tapi setelah itu pendataan dilakukan by name by address. Nanti baru bisa ketahuan berapa jumlah anak-anak, dewasa dan yang lain-lain," ujarnya.
Sebagai informasi, dari jumlah 268 korban yang meninggal dunia terdapat 122 jenazah yang sudah teridentifikasi.
Kemudian di samping itu masih ada korban hilang yang saat ini masih dilakukan pencarian, yaitu sebanyak 151 orang.
Advertisement
Puluhan Ribu Pengungsi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, 58.362 orang mengungsi akibat gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin 21 November 2022.
"Kemudian luka-luka yang kami peroleh sampai sore ini sebanyak 1.083 orang. Dan kemudian untuk yang mengungsi ada sejumlah 58.362 orang," kata Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers daring.
Kendati demikian, Suharyanto menyebut hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan pendataan. Sehingga data bisa saja berubah sewaktu-waktu sesuai dengan temuan di lokasi kejadian.
Suharyanto mengatakan, 12 kecamatan di Kabupaten Cianjur terdampak gempa. Di semua kecamatan pun telah berdiri tempat pengungsian bagi warga terdampak.
Adapun 12 kecamatan yang dimaksud antara lain Kecamatan Cianjur, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Cugenag, Kecamatan Cilaku, Kecamatan Cibeber, Kecamatan Sukaresmi.
Selanjutnya, ada Kecamatan Bojongpicung, Kecamatan Cikalongkulon, Kecamatan Sukaluyu, Kecamatan Pacet, dan Kecamatan Gekbrong.
"Dari 12 kecamatan ini masing-masing kecamatan sudah berdiri tempat-tempat pengungsian. Bahkan mungkin jumlahnya bertambah," ucap Suharyanto.
Kendati sudah disiapkan tempat pengungsian terpusat di masing-masing kecamatan, masih ada warga yang mendirikan tenda-tenda seadanya di dekat rumah masing-masing.
"Kami usahakan bahwa yang masih mengungsi di titik-titik dekat rumahnya nih bisa masuk ke tempat-tempat pengungsian terpusat agar lebih terjamin dari segi perawatan pelayanan maupun logistiknya," kata dia.
Jokowi Minta Tenda Rawat Darurat untuk Korban Gempa Cianjur Ditambah
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau langsung lokasi terdampak gempa Cianjur. Menurut dia, menyiasati keterbatasan ruangan rumah sakit bagi para korban, maka tenda perawatan darurat bisa menjadi solusi alternatif sebagai tindakan medis yang responsif.
"Kalau untuk darurat, tendanya ditambah saja," kata Jokowi saat memberikan arahan di tenda darurat, seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (22/11).
Mendengar arahan presiden, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang ikut dalam rapat tersebut menyarankan untuk membuat rumah sakit darurat. Dia meyakini, hal itu bisa dilakukan oleh para personel TNI AD.
"Kita bikin rumah sakit darurat Pak, angkatan darat, di halaman pendopo," jelas pria karib disapa Kang Emil ini.
Ridwan Kamil menambahkan, rumah sakit darurat yang dibangun di ruang terbuka juga bisa menjadi solusi bagi para korban gempa yang masih trauma berada di dalam ruang bangunan permanen.
"Masih banyak yang khawatir dirawat di gedung," ungkap dia.
Sebagai informasi, dalam tinjauan Jokowi kali ini, selain Ridwan Kamil, hadir pula mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kepala BNPB Suharyanto, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Ada juga Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, Pangdam III/Siliwangi Mayjen Kunto Arief Wibowo, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Suntana, dan Bupati Cianjur Herman Suherman.
Advertisement