Liputan6.com, Jakarta - Varises seringkali diabaikan oleh kebanyakan orang. Banyak yang menganggap varises bukan masalah serius sehingga malas periksa ke dokter. Padahal, kondisi tersebut bisa membahayakanbahaya.
"Varises itu bukan kosmetik, tapi suatu penyakit yang memang harus dibenerin karena efeknya tidak baik kalau diteruskan dan hanya menganggap 'Oh, varises', 'Oh, oke', selesai sudah begitu aja, bisa bahaya, lho," ujar dokter spesialis bedah subspesialis bedah vaskular konsultan Rumah Sakit Pondok Indah, Febiansyah Kartadinata Rachim, pada Senin (21/11/2022).
Advertisement
Ada juga yang berpikir bahwa jika terkena varises hanya perlu disuntik agar sembuh. Menurut situs Cleveland Clinic, metode suntik atau skleroterapi adalah prosedur medis yang digunakan untuk mengobati varises. Dokter menggunakan jarum untuk menyuntikkan larutan khusus (sklerosan) ke varises.
Larutan kimia ini mengiritasi lapisan pembuluh darah Anda, membuatnya mengembang, saling menempel dan membentuk bekas luka. Ini menyebabkan pembuluh darah Anda tertutup. Dengan demikian, kaki Anda tidak terasa sakit serta terlihat lebih cantik.
Namun, benarkah metode ini dapat menyembuhkan varises?
Faktanya, cara menyembuhkan varises tidak sesimpel itu. Varises tidak dapat disembuhkan hanya dengan injeksi sklerosan ke dalam lumen vena varises.
"Jadi, untuk suntik atau skleroterapi itu bukan pilihan pertama. Jadi, itu adalah pilihan kedua bagi pasien yang enggak bisa menjalani pembedahan terbuka atau minimal invasif. Jadi, untuk varises itu harus diobati-diobatinya enggak bisa pakai obat, enggak bisa pakai stocking, enggak bisa pakai suntik varises, tapi harus menjalani operasi," tutur Bian.
Operasi yang dilakukan untuk mengobati varises bisa berupa open surgery (pembedahan terbuka) atau minimal invasive.
Open Surgery
Untuk open surgery, dapat menggunakan ligasi dan stripping vena saphena magna serta flebektomi.
1. Ligasi dan stripping vena saphena magna
Metode ini bertujuan untuk memutus dan membuang seluruh cabang vena yang terkena varises.
"Tergantung di mana rusaknya, bisa di lutut, bisa di betis, bisa di daerah ankle," kata Bian.
2. Flebektomi
Metode ini menggunakan kait untuk menghilangkan vena yang rusak dari tubuh dan berguna untuk kasus-kasus varises yang tidak di jalur utama (pembuluh yang terlihat mencuat).
"Ada yang nongol-nongol, ada yang keluar-keluar, itu harus diambil satu persatu," ujar Bian.
Dengan demikian, tubuh secara alami akan mengarahkan aliran darah ke pembuluh darah sehat di sekitarnya.
Selain open surgery, Anda juga dapat memilih minimal invasive. Ini biasanya memiliki waktu pemulihan yang lebih singkat daripada operasi.
1. Thermal
EVLT (Endovenous Laser Treatment)
"Kalau open surgery, si pembuluh darahnya kita buang. Kalau yang ini, pembuluh darahnya tetap ada di dalam, tapi kita non aktifkan dari dalam pembuluh darahnya," jelas Bian. "Jadi tujuannya si pembuluh darah ini jadinya tertutup, rusak bagian dalamnya."
Menutup pembuluh darah memungkinkan vena yang sehat untuk mengembalikan aliran darah normal.
Advertisement
RFA (Radio Frequency Ablation)
Gelombang radio dikirim melalui jarum yang ditempatkan dengan tepat untuk memanaskan area saraf. Ini mencegah sinyal rasa sakit dikirim kembali ke otak Anda. RFA biasa digunakan untuk mengatasi kondisi nyeri jangka panjang.
RFA memiliki tujuan yang sama dengan EVLT.
"Dari dalam dibakar, dipanasin supaya dindingnya rusak, supaya darahnya menggumpal."
2. Non-Thermal
-Cyanoacrylate dan n-butyl cyanoacrylate
Metode ini menggunakan lem untuk menutup pembuluh darah sehingga darah akan mengalir melalui pembuluh darah lain yang sehat.
-Mechanochemical Endovenous Ablation
Prosedur ini membutuhkan sayatan kecil, tetapi jauh lebih tidak invasif daripada operasi varises. Jika menggunakan prosedur ini, pembuluh darah dibiarkan di tempatnya.
"Jadi ini tujuannya itu merusak si dinding pembuluh darahnya sehingga tidak aktif lagi, sehingga tidak bisa mengalirkan aliran darah lagi," tutur Bian.
Prosedur ini memiliki lebih sedikit komplikasi daripada operasi terbukadan waktu pemulihan yang dibutuhkan biasanya jauh lebih pendek.
Komplikasi
Varises bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya. Hal ini karena munculnya urat di kaki dapat menurunkan rasa percaya diri. Selain itu, rasa sakit yang dirasakan juga dapat menganggu aktivitas sehari-hari.
"Kalau enggak ditangani, varises ini bisa menyebabkan rasa sakit bahkan peradangan pada pembuluh darah," ujar Bian.
"Jadi semakin rusak pembuluh darahnya tersebut, efeknya bengkaknya makin menjadi bengkak, makin menjadi hitam, makin menjadi borokan juga yang untuk kesembuhannya makin enggak bisa sembuh juga."
Bahkan, jika dibiarkan begitu saja, varises dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi yang ditimbulkan juga tidak main-main risikonya sebab dapat menyebabkan kematian.
Bian menjelaskan, karena pembuluh darah rusak serta ada penggumpalan di dinding pembuluh darah, jika penggumpalan itu lepas dari dinding dan masuk ke vena dalam, maka dapat menyebabkan deep vein thrombosis.
Jika gumpalan yang lepas itu masuk ke paru, maka dapat menyebabkan emboli paru. Ini dapat menyebabkan kematian. Jika gumpalan lepas dan masuk ke jantung, itu disebut serangan jantung. Sementara jika gumpalan lepas ke otak, maka dapat menyebabkan stroke.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement