Liputan6.com, Jakarta - Kebanyakan pasien korban gempa bumi Cianjur yang dirawat di RSUD Sayang Cianjur mengalami patah tulang, cedera kepala, dan luka-luka ringan.
Kebanyakan dari pasien tersebut adalah anak kecil dengan cedera kepala ringan sampai sedang. Sementara pasien orang dewasa kebanyakan mengalami fraktur seperti disampaikan Nevi Mulya, salah satu dokter umum yang bertugas di RSUD Sayang. Kendati demikian, ia menyebut kondisi mayoritas pasien di RSUD Sayang sejauh ini mulai membaik.
Advertisement
Hingga Selasa, 22 November 2022 sore RSUD Sayang telah merawat sekitar 700 pasien korban gempa Cianjur. Terlepas dari jumlahnya yang membludak, perawatan di RSUD sayang masih terkendali.
“Belum ada perhitungan pasti namun jumlah pasien terdampak gempa ada sekitar 700 orang tertangani dengan baik,” ujar Nevi mengutip keterangan Kementerian Kesehatan pada Rabu (23/11/2022).
Nevi mengungkapkan semua pasien dirawat di luar gedung mengingat kondisi masih rawan terjadi gempa susulan. Nampak sejumlah tenda berjejer di halaman depan dan belakang rumah sakit. Setiap tenda terdapat dokter umum, dokter spesialis, dan perawat yang berjaga.
“Sejauh ini pelayanan terkendali dan secara tanggap pasien yang datang langsung ditangani oleh dokter dan perawat,” ucap Nevi.
Pasien yang datang dengan kondisi darurat dilakukan sistem triase untuk menentukan pasien yang diutamakan memperoleh penanganan medis terlebih dahulu di instalasi gawat darurat (IGD). Penentuan pasien dilakukan berdasarkan tingkat keparahan kondisi pasien.
Pasien yang membutuhkan tindakan operasi segera langsung dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Sedangkan pelayanan pasien di RSUD Sayang Cianjur berfungsi untuk perawatan pasien dengan luka ringan dan stabilisasi kondisi pasien.
Gempa Cianjur
Gempa yang terjadi pada Senin, 21 November 2022 pukul 13.21 WIB dengan kekuatan Magnitudo 5,6 di darat dengan kedalaman 10 km berpusat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menyebabkan kerusakan pada banyak bangunan pribadi maupun publik.
Tercatat sebanyak 268 korban tewas dan korban luka-luka mencapai 1.083 orang menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Selasa (22/11/2022) pukul 17.00 WIB.
Dari jumlah 268 korban meninggal dunia, sebanyak 122 korban sudah berhasil diidentifikasi. Sementara itu, evakuasi korban masih terus dilakukan untuk mencari ratusan orang yang belum ditemukan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Bandung Jumaril mengatakan, upaya pencarian akan dilakukan oleh dua tim, yakni Tim Potensi SAR dan Tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas.
Ia mengungkapkan, sebanyak 796 personel disebar ke 12 kecamatan yang terdampak gempa bumi di Cianjur untuk mencari 151 warga yang dilaporkan hilang, serta mendata kebutuhan dan menyalurkan bantuan.
"Rencana evakuasi, jika korban ditemukan akan dibawa ke RSUD Cianjur menggunakan ambulans," katanya.
Dia mengatakan bahwa petugas SAR juga akan mengirim barang-barang bantuan untuk pengungsi menggunakan helikopter.
Advertisement
Mobilisasi Nakes
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia telah memobilisasi sejumlah tenaga kesehatan (nakes) untuk merawat pasien Gempa Cianjur.
Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengatakan, tenaga kesehatan yang dimobilisasi untuk penanganan gempa di Cianjur dari bidang kedokteran dan tenaga kesehatan (Biddokes) berjumlah 22 tenaga kesehatan dan 1 ambulans. Kemudian dari Kantor Kesehatan Pelabuhan ada 26 tenaga kesehatan dan 3 ambulans.
Selanjutnya, RSUP Hasan Sadikin Bandung siap mengirimkan tim dan menyiapkan Unit Gawat Darurat (UGD) untuk melayani pasien dari Cianjur. Ada juga nakes dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang meliputi 3 dokter spesialis bedah, 1 tim medis dan 1 ambulans.
Dari Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI), ada 3 dokter spesialis bedah ortopedi dan 5 petugas Public Safety Center (PSC) 119.
"Kemenkes juga memobilisasi logistik kesehatan berupa tenda rangka ukuran 6 x 12 meter, velbed, kit operasional Health Emergency Operation Center (HEOC), obat-obatan, masker, masker anak, Alat Pelindung Diri (APD)," kata Syahril dalam pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa, 22 November 2022.
"Lalu, oksigen konsentrator, antigen kit, emergency kit, handscoon, body bag, popok sekali pakai dewasa dan anak, paket kesehatan lingkungan (kesling), family kit."
Mobilisasi Korban Gempa
Prosedur triase penanggulangan kegawatdaruratan bagi korban luka ringan dan rawat jalan dilakukan di Rumah Sakit Cimacan dan Rumah Sakit Dr. Hafiz.
Untuk penanganan pasien dengan kondisi luka sedang, dilakukan perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara dan RS Lapangan TNI.
"Sementara pasien yang memerlukan pengobatan dengan segera karena kondisi yang kritis dan membutuhkan operasi besar, dimobilisasi ke 3 rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, RSUD Kota Bogor, dan RS Sukabumi," lanjut Mohammad Syahril.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga telah menginstruksikan agar jangan sampai ada warga luka-luka yang terlantar karena tidak mendapat pelayanan di rumah sakit.
"Saya minta jangan sampai ada warga luka-luka yang terlantar di pinggir-pinggir jalan. Mereka supaya diupayakan bisa mendapat perawatan di rumah sakit. Ini perlu diatur," kata Kang Emil, sapaan akrabnya di Cianjur pada Senin (21/11/2022) malam.
"Jika memang karena keterbatasan rumah-rumah sakit di Cianjur tak memungkinkan karena jumlah luka-luka terlalu banyak, saya sudah berkoordinasi dengan rumah sakit di Sukabumi, Bandung, dan Cimahi untuk bisa menangani," tambahnya.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement