Liputan6.com, Kyiv - Ukraina menjanjikan tempat berlindung yang dilengkapi penghangat ruangan untuk warga yang ingin menghemat energi saat musim dingin tiba.
Musim dingin memang membayangi wilayah tersebut di tengah serangan Rusia tanpa henti, dikutip dari laman The Straitstimes, Rabu (23/11/2022).
Advertisement
Serangan Rusia telah mematikan listrik untuk waktu yang lama hingga 10 juta konsumen sekaligus.
Operator jaringan listrik nasional Ukraina mengatakan pada hari Selasa bahwa kerusakannya sangat besar.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan pada minggu kemarin bahwa sekitar 8.500 genset diimpor ke Ukraina setiap hari.
Salju pertama musim dingin telah turun di sebagian besar wilayah selama seminggu terakhir.
Pihak berwenang telah memperingatkan pemadaman listrik yang dapat memengaruhi jutaan orang hingga akhir Maret tahun depan. Kemudian hal ini berdampak pada invasi sembilan bulan Rusia yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan memukul ekonomi global secara.
Jutaan Jiwa di Ukraina Terancam Akibat Musim Dingin
Jutaan nyawa Ukraina terancam pada musim dingin ini karena jaringan listrik negara itu berjuang di bawah rentetan serangan Rusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan musim dingin 2022 di Ukraina adalah tentang bertahan hidup.
Dilansir Channel News Asia, Selasa (22/11/2022), Rusia telah menargetkan infrastruktur energi, meluncurkan serangan rudal yang memaksa warga Ukraina meninggalkan rumah tanpa listrik saat suhu dingin. Kerusakan tersebut memiliki "efek mematikan" pada sistem kesehatan Ukraina, kata direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge.
Bertahan Hidup
"Musim dingin ini adalah tentang bertahan hidup," katanya. Ia juga mengatakan itu akan "mengancam nyawa jutaan orang di Ukraina".
Sekitar tiga juta orang Ukraina diperkirakan meninggalkan rumah mereka untuk mencari kehangatan dan keamanan.
"Mereka akan menghadapi tantangan kesehatan yang unik, termasuk infeksi pernapasan seperti COVID-19, pneumonia, influenza, dan risiko serius difteri dan campak pada populasi yang kurang divaksinasi," imbuhnya.
Sementara itu, Ukraina mengatakan telah menemukan empat lokasi penyiksaan Rusia di selatan kota Kherson, yang ditarik pasukan Moskow pada awal November hingga meninggalkan jejak kesengsaraan dan kehancuran.
Advertisement
Penyelidik Ukraina Ungkap 400 Kejahatan Perang Rusia di Kherson
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, penyelidik mengungkap lebih dari 400 kejahatan perang di wilayah Kherson yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia saat mereka mundur.
Zelensky mengatakan, jasad warga sipil dan tentara telah ditemukan. Akan tetapi, Moskow membantah pasukannya dengan sengaja menargetkan warga sipil.
Sementara itu, pihak berwenang Ukraina memberlakukan jam malam dan membatasi perjalanan masuk dan keluar dari Kherson.
"Di wilayah Kherson, tentara Rusia meninggalkan kekejaman yang sama seperti di wilayah lain di negara kami, di mana mereka bisa masuk," kata Zelensky dalam pidato videonya. "Kami akan menemukan dan mengadili setiap pembunuh. Tanpa keraguan."
Temuan Kuburan Massal
Sejak awal perang, kuburan massal ditemukan di beberapa daerah termasuk Bucha, Izyum, dan Mariupol. Ukraina menuduh pasukan Rusia berada di balik kekejaman itu.
Sebuah komisi PBB bulan lalu, mengatakan bahwa kejahatan perang telah dilakukan di Ukraina dan pasukan Rusia bertanggung jawab atas "sebagian besar" pelanggaran HAM (hak asasi manusia) pada awal invasi.
Kherson adalah satu-satunya ibu kota regional yang direbut oleh Rusia sejak invasi Februari.
Sebelumnya, Kherson dan tiga wilayah lainnya diproklamasikan oleh Presiden Vladimir Putin sebagai bagian dari Rusia, dalam sebuah upacara di Kremlin pada September.
Namun, Kota Kherson berhasil dibebaskan oleh pasukan Ukraina pada hari Jumat, 11 November 2022. Kerumunan orang Ukraina yang mengibarkan bendera menyambut tentara Kyiv dengan pelukan dan pujian.
Para pejabat telah kembali menjalankan pemerintahan Kherson setelah mundurnya sekitar 30.000 tentara Rusia.
Warga Ukraina melihatnya sebagai kemenangan besar nasional dan penghinaan bagi Kremlin, setara dengan penarikan Rusia dari pinggiran Kyiv pada bulan Maret.
Advertisement