Rupiah Ditutup Perkasa ke Posisi 15.687 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah perkasa jelang rilis risalah pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed).

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 23 Nov 2022, 17:30 WIB
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah menguat pada Rabu sore. Rupiah perkasa jelang rilis risalah pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed).

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 10 poin atau 0,06 persen ke posisi 15.687 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.697 per dolar AS.

Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan, pergerakan rupiah memang masih terpengaruh oleh pengetatan likuiditas global.

"Saya rasa memang pasar price in untuk kenaikan 50 basis poin oleh The Fed pada bulan Desember," ujar Rully dikutip dari Antara, Rabu (23/11/2022).

Investor meredam selera risiko mereka menjelang rilis risalah pertemuan kebijakan The Fed yang dapat memberikan petunjuk tentang prospek inflasi dan suku bunga.

The Fed pada Rabu waktu AS akan merilis risalah dari pertemuan terbarunya, dengan investor mencari tanda-tanda diskusi seputar memoderasi laju kenaikan suku bunga.

"Sementara dari domestik memang akan sangat terpengaruh oleh global, melihat kemungkinan BI di Desember akan naik seberapa besar lagi. Selain itu masih menunggu inflasi," kata Rully.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada November 2022 kembali memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) dari 4,75 persen menjadi 5,25 persen.

Selain bunga acuan, bank sentral juga menaikkan suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing sebesar 50 bps menjadi 4,5 persen dan 6 persen.

 

 


Inflasi

Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Bank sentral menyatakan keputusan tersebut sebagai langkah lanjutan secara front loaded, pre-emptive dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi.

Keputusan tersebut juga untuk memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 2-4 persen lebih awal yaitu ke paruh pertama tahun 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp15.693 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.687 per dolar AS hingga Rp15.709 per dolar AS.

Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu menguat ke posisi Rp15.700 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.716 per dolar AS.


Rupiah Melemah ke 15.701 per Dolar AS, Menanti Sentimen Suku Bunga AS

Teller menunjukkan mata uang dolar di Jakarta, Jumat (2/2). Deputi Gubernur BI Senior Mirza Adityaswara mengatakan, bahkan sebelum fluktuasi yang terjadi beberapa hari ini, rupiah sudah undervalue. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu pagi melemah seiring pasar yang masih mencermati prospek kenaikan suku bunga The Fed oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.

Rupiah pagi ini melemah 4 poin atau 0,03 persen ke posisi 15.701 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.697 per dolar AS.

"Investor mencoba mengukur prospek kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS di masa depan setelah Presiden Fed Cleveland Loretta Mester menegaskan pada hari Selasa bahwa menurunkan inflasi masih penting untuk bank sentral, sehari setelah dia mendukung kenaikan suku bunga yang lebih kecil di bulan Desember," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dikutip dari Antara, Rabu (23/11/2022).

Sebelumnya, Loretta mengatakan bank sentral dapat menurunkan kenaikan suku bunga ke yang lebih kecil mulai bulan depan.

Sementara itu, Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan dampak riil dunia dari kenaikan suku bunga kemungkinan lebih besar dari target suku bunga jangka pendeknya.

Pelaku pasar pun terus menilai ulang ekspektasi seberapa tinggi The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga ketika berupaya menurunkan inflasi dari mendekati level tertinggi dalam 40 tahun.

 


Prediksi Rupiah

Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Fed St. Louis James Bullard beberapa waktu lalu mengatakan bahwa zona suku bunga acuan yang sesuai adalah di antara 5-7 persen, lebih tinggi dari antisipasi pasar.

Sedangkan Presiden Fed Minnesota Neil Kashkari mengatakan bahwa data satu bulan tidak dapat meyakinkan The Fed secara berlebihan, karena bank sentral harus terus menjalankan kebijakannya sampai mereka yakin bahwa inflasi telah berhenti naik.

Saat ini, pelaku pasar cenderung wait and see rilis risalah pertemuan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).

Pada Selasa (22/11) lalu, rupiah ditutup menguat 16 poin atau 0,1 persen ke posisi 15.697 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.713 per dolar AS.

  

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya