Kenali Sindrom Impostor, Perasaan Ragu-Ragu dan Kemampuanmu

Perasaan ragu pada diri sendiri yang konsisten bisa menjadi tanda dari sindrom impostor.

oleh Elly Purnama diperbarui 24 Nov 2022, 07:15 WIB
Ilustrasi perempuan ragu, insecure, dan berpikir. (Foto: Freepik/Racool_studio)

Liputan6.com, Jakarta - Kamu mungkin memiliki sindrom impostor atau sindrom penipu jika dirimu secara konsisten merasa mengalami keraguan diri, bahkan di bidang di mana kamu biasanya unggul. Sindrom impostor (impostor syndrome) yaitu kondisi yang menggambarkan perasaan ragu-ragu dan ketidakamanan.

Sindrom penipu juga mungkin terasa seperti kegelisahan dan kegugupan, dan itu dapat bermanifestasi sebagai pembicaraan diri yang negatif. Melansir dari VeryWellMind, Rabu (23/11/2022), gejala kecemasan dan depresi seringkali menyertai sindrom impostor.

Sindrom impostor bukanlah suatu penyakit mental yang dapat didiagnosis. Sebaliknya, istilah ini biasanya diterapkan secara khusus pada kecerdasan dan prestasi, meskipun ini juga memiliki kaitan dengan perfeksionisme dan konteks sosial.

Psikolog Suzanna Imes dan Pauline Rose Clance pertama kali menggunakan istilah ini pada tahun 1970-an. Oleh karena itu, ketahui jenis-jenis sindrom impostor berikut ini.

1. Si Perfeksionis

Jenis sindrom impostor ini melibatkan keyakinan bahwa semua orang kecuali kamu benar-benar sempurna. Kamu merasa seperti penipu karena sifat perfeksionis Anda membuat Anda percaya bahwa Anda tidak sebaik yang orang lain pikirkan.

2. Si Ahli

Si ahli merasa seperti impostor karena mereka tidak tahu segala sesuatu yang perlu diketahuinya tentang subjek atau topik tertentu, atau mereka belum menguasai setiap langkah dalam suatu proses. Karena masih banyak yang harus mereka pelajari, mereka seperti tidak merasa telah mencapai tingkatan "ahli."


Jenis-jenis Sindrom Impostor

Ilustrasi laki-laki sedih, kecewa, putus cinta, patah hati. (Photo by Andrew Neel on Unsplash)

3. Si Jenius Alami

Dalam tipe sindrom impostor ini, kamu mungkin merasa seperti penipu hanya karena kamu tidak percaya bahwa kamu secara alami cerdas atau kompeten.

Jika kamu tidak mendapatkan sesuatu yang benar saat pertama kali atau kamu membutuhkan waktu lebih lama untuk menguasai suatu keterampilan, kamu merasa seperti impostor.

4. Si Solois

Kamu juga mungkin merasa seperti impostor jika kamu harus meminta bantuan untuk mencapai level atau status tertentu. Karena kamu tidak bisa mencapainya sendiri, kamu mempertanyakan kompetensi atau kemampuanmu.

5. Orang Super

Sindrom impostor jenis ini melibatkan keyakinan bahwa kamu harus menjadi pekerja paling keras atau mencapai tingkat pencapaian tertinggi dan, jika tidak, kamu merasa adalah seorang penipu.


Karakteristik Sindrom Impostor

ilustrasi perempuan yang sedih/copyright freepik.com/jcomp

Beberapa karakteristik umum sindrom impostor meliputi:

- Ketidakmampuan untuk menilai kompetensi dan keterampilan kamu secara realistis

- Mengaitkan kesuksesan kamu dengan faktor eksternal

- Mencaci maki kinerja kamu

- Ketakutan bahwa kamu tidak akan memenuhi harapan

- Pencapaian yang berlebihan

- Sabotase kesuksesan kamu sendiri

- Keraguan diri

- Menetapkan tujuan yang sangat menantang dan merasa kecewa ketika kamu gagal


Michelle Obama Mengidap Sindrom Impostor

Presiden Amerika Serikat (AS) ke-44, Barack Obama menggandeng tangan sang istri, Michelle Obama, sambil menyapa awak media setibanya pada acara parade di barak marinir AS, Washington, 27 Juni 2014. (AFP PHOTO / SAUL LOEB)

Pada sebuah wawancara di London utaram Inggris tahun 2018, mantan ibu negara Amerika Serikat Michelle Obama mengakui diirnya menderita sindrom impostor. 

"Perasaan itu tidak hilang. Perasaan bahwa kamu seharusnya tidak menganggapku serius," kata Michelle dilansir kanal Health Liputan6.com.

"Saya berbagi soal ini karena kita semua punya keraguan dalam kemampuan yang kita miliki," kata dia menambahkan.

Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya