Bulog Buka Opsi Impor Beras 500 Ribu Ton

Impor beras jika Kementerian Pertanian tidak mampu menyediakan stok beras untuk diserap oleh Bulog.

oleh Tira Santia diperbarui 23 Nov 2022, 21:39 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, menyatakan akan melakukan impor beras jika Kementerian Pertanian tidak mampu menyediakan stok beras untuk diserap oleh Bulog.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, menyatakan akan melakukan impor beras jika Kementerian Pertanian tidak mampu menyediakan stok beras untuk diserap oleh Bulog.

Berdasarkan data perum Bulog per 22 November 2022, Cadangan beras pemerintah (CBP) semakin menipis, yakni stok CBP hanya 426.573 ton.

“Iya (bakal impor) itu kan kita untuk keamanan stok ya, dan keamanan daripada warga kita. Sekarang gini dalam G20 ada kerawanan masalah energi dan pangan. Itu disampaikan juga karena itu kita mengantisipasi,” kata Budi Waseso saat ditemui usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (23/11/2022).

Diketahui Bulog mendapatkan mandat dari Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan stok CBP antara 1 juta hingga 1,2 juta hingga akhir tahun 2022. Bahkan Bulog sudah melakukan berbagai skema untuk memenuhi target tersebut.

Salah satunya melalui skema normal hingga melakukan fleksibilitas harga ke komersial. Namun tetap saja targetnya belum tercapai.

Ditambah, Kementerian Pertanian tidak menepati janji akan menyediakan 500.000 ton beras untuk Bulog.

“Kesanggupan itu sudah dari awal awal ya, satu bulan lalu sudah disanggupi akan menyuplai beras untuk CBP itu sebanyak 500.000 ton, tapi sampai hari ini tidak ada realisasinya,” ungkap Pria yang biasa disapa Buwas.

Adapun komitmen Kementerian Pertanian disampaikan ketika Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) pada awal November lalu. Oleh karena itu, Bulog pun menyanggupi untuk membeli 1 juta ton beras tersebut, dan anggarannya telah disiapkan.

“Bahkan 1 juta ton pun kami siapkan anggarannya walaupun anggarannya utang. Itu sebagai bukti bahwa Bulog siap menyerap dalam negeri. Alternatif manakala, bila ini tidak bisa terpenuhi dari dalam negeri, maka kita supply dari luar,” ujarnya.

 


Target Impor Beras

Petugas mendata ketersediaan stok beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan hingga dengan penghujung 2021 Bulog berhasil melakukan penyerapan beras petani mencapai 1,2 juta ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sejauh ini Bulog belum menentukan negara mana saja yang akan menjadi target impor beras. Namun, saat ini pihaknya sedang melihat beberapa negara yang dinilai mampu mengimpor ke Indonesia.

“Gak ada putusan negara dari mana saja. Artinya upaya upaya alternatif kita harus mencari dari luar. Untuk menjamin bahwa kita tidak boleh bermain main dengan ketersediaan stok. Ada beberapa negara yang memproduksi beras, Thailand, pakistan, Myanmar, Vietnam,” ujarnya.

Kendati demikian, ada beberapa negara  yang secara kebijakan negara-negara tersebut tidak mudah mengekspor beras. Artinya, peran Bulog sangat dibutuhkan dalam hal ini agar bisa melakukan intervensi ke negara pengekspor, sehingga mereka mau memberikan stok berasnya kepada Bulog.

“Gini, beberapa negara itu , kalau saya sebut negara negara itu nanti banyak lagi yang intervensi ke sana, ok. Dari beberapa negara itu sanggup untuk 500.000 ton,” pungkasnya. 


500 Ton Beras Hilang di Gudang Bulog Pinrang, Kok Bisa?

Bulog tak perlu melakukan operasi pasar beras. Karena jika stok beras di pasar berlebih, akan beresiko bagi petani.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, mengungkapkan terdapat 500 ton beras di Gudang Bulog Bittoeng, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan hilang. Hal ini karena kepala Bulog di daerah meminjamkan stok beras kepada mitra swasta.

"Sementara ini berasnya dipinjamkan dengan mitra, kita belum tahu, tapi yakin (kasus) itu (akan) selesai," kata Dirut Bulog Budi Waseso, saat ditemui usai Rapat dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (23/11).

Lelaki yang biasa disapa Buwas ini, menegaskan pihaknya saat ini sedang melakukan penyelidikan secara internal. Tak hanya itu saja, Bulog juga menggandeng kepolisian untuk mengungkap dalang kasus hilangnya 500 ton beras ini.

“Itu pasti ditangani kita, itu ditangani juga sama kepolisian. Jadi yang 500 ton itu, ini kan baru kita penjajakan. Diambil keterangan dari internal kita. Katanya ini dipinjamkan. Apapun namanya, itu akan dipertanggungjawabkan secara hukum,” ujarnya.

Perum Bulog sendiri akan menelusuri alur peminjaman 500 ton beras. Menurutnya, harus jelas dipinjamkan ke pihak swasta mana, dan jika sudah diketahui pelakunya maka pihak yang bersangkutan harus mengembalikan 500 ton beras Bulog tersebut.

“Nah kalau dipinjamkan, dipinjamkan ke siapa? Dia harus segera mengembalikan yang 500 ton itu. Ini sedang ditangani internal kita. Tapi kita sudah menyiapkan itu untuk ditangani secara hukum. Karena itu dipidana,” ujarnya.

Lebih lanjut, Buwas menegaskan pihaknya akan menindak tegas terhadap kasus serupa. Bahkan kepala gudangnya pun sudah dipecat. Menurut dia, kasus ini bukan kasus yang sepele.

“Kepala gudang. Sudah, saya gak main-main itu, langsung copot. Itu sudah melibatkan Bulog, oknum Bulog, kepala gudang, nanti dipecat, harus,” pungkasnya.


Data Stok Beras Tak Sinkron, Bos Bulog: Saya Terlatih Apa Adanya

Aktivitas bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan hingga dengan penghujung 2021 Bulog berhasil melakukan penyerapan beras petani mencapai 1,2 juta ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Kementerian Pertanian (Kementan), Badan Pangan Nasional (BPN) hingga Perum Bulog dipanggil Komisi IV DPRI RI untuk melakukan rapat dengar pendapat terkait data stok beras. Pasalnya, data stok beras antar Kementerian dan Lembaga tidak sama.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, menegaskan pihaknya tidak bisa merekayasa data stok cadangan beras. Berdasarkan data Bulog, stok beras per 22 November 2022 tercatat 594.856 ton.

“Ketua (Ketua Komisi IV) saya sampaikan bahwasanya data jujur saja jangan direkayasa, saya ngeri karena saya tidak biasa bicara seperti itu dan tidak biasa bekerja seperti itu. Saya tidak terlatih untuk menghianati. Jadi saya terlatih untuk apa adanya,”  kata Budi Waseso saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (23/11/2022).

Dia pun meminta, Kementerian dan Lembaga terkait saling terbuka mengenai stok cadangan beras, agar tidak menyebabkan keresahan di masyarakat.

“Mari Kalau kita bisa untuk kepentingan bangsa dan kekuatan pangan sama-sama terbuka. Jadi, jangan terus nanti ada apa-apa ini resah semua. Ini yang harus saya perjuangkan sampai hari ini walaupun sulit apapun kami tetap berusaha terutama posisi dalam negeri,” ungkapnya. 

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya