Pengecer, Distribusi dan Agen Kedelai di Jabodetabek Kompak akan Bentuk PPKI

Rencananya,Perkumpulan Penyalur Kedelai Indonesia akan membawahi 50 agen, 50 penyalur, 50 pedagang dan 2.500 pengecer.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Nov 2022, 21:49 WIB
Pekerja melakukan proses pembuatan tahu di salah satu tempat produksi tahu di rumah industri Kawasan Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022). Dalam keputusan tersebut, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyetujui impor kedelai sebanyak 350.000 ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Pengecer, distributor dan agen kedelai di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat sepakat berencana mendirikan Perkumpulan Penyalur Kedelai Indonesia (PPKI). Rencananya, perkumpulan ini akan membawahi 50 agen, 50 penyalur, 50 pedagang dan 2.500 pengecer.

Hal ini sesuai dengan arahan Badan Pangan Nasional atau Bapanas agar mereka mempunyai hak yang sama dalam penyaluran subsidi kedelai.

"Kita akan meningkatkan koordinasi dengan Bapanas supaya kebijakan pemerintah juga bisa ngikutin dan kita juga bisa kasih keseimbangan buat beberapa pendapat kita lah," kata Teguh, Salah satu distributor kedelai wilayah Jakarta dan Jawa Barat, seperti dikutip Rabu (23/11/2022).

Sebelumnya, para pengecer, distributor dan agen kedelai di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat meminta pemerintah bertindak adil dalam menyalurkan subsidi kedelai.

Hal ini disampaikan puluhan pengecer dalam pertemuannya bersama Deputi Badan Pangan Nasional (Bapanas) di kantor utama Gedung E, Ragunan, Jakarta Selatan.

"Bukan hanya disalurkan ke satu pihak saja. Justru kita berharap semua pedagang atau di level tengah seperti pengecer, distributor dan agen juga dapat menyalurkan subsidi yang sama," ujar Teguh.

Teguh mengatakan, apabila hal ini dibiarkan maka potensi penyelewengan kuota subsidi kedelai bisa terjadi dan dapat merugikan masyarakat sebagai pembeli. Artinya, kata dia, siapa yang memiliki uang banyak maka dialah yang berhak atas pembelian kedelai subsidi.

"Indikasi-indikasi penyelewengan di lapangan itu luar biasa dan bisa terjadi. Sekarang begitu subsidi keluar dari pemerintah kan yang menguasai hanya sekelompok tertentu saja. Siapa yang punya duit banyak dia yang bisa beli, terus harganya terserah mereka wong enggak ada aturannya di lapangan," katanya.

 


Kata Agen Lain

Pekerja menunjukkan kedelai untuk bahan baku pembuatan tahu di salah satu tempat produksi tahu di rumah industri Kawasan Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022). Menekan harga kedelai impor yang terus melambung tinggi pemerintah berencana mendatangkan kedelai impor dari Amerika. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Senada, salah satu agen di wilayah Citeureup, Darmini, menyampaikan kegelisahan yang sama. Menurutnya, distribusi subsidi kedelai oleh satu pihak sangat tidak adil dan memiliki potensi penyimpangan anggaran yang sangat besar. Karena itu, perlu keterbukaan dan juga pendekatan dengan semua pengecer.

"Kita berharap pihak berwenang bisa menyelidiki, kita mohon ada audit subsidi yang sudah berjalan baik oleh BPK maupun BPKP," jelasnya.

Saat ini harga kedelai per kilogram mencapai Rp 14.000 di tingkat pengecer kedelai non-KOPTI. Selama ini pemerintah memberikan subsidi Rp 1.000 per kilogram kedelai melalui satu pintu, yang diharapkan untuk menjual kedelai Rp 13.000 per kilogram. Namun, di lapangan harga kedelai subsidi dapat mencapai Rp 13.270 sampai 13.500 per kilogram, kata Darmini.

Infografis Ragam Tanggapan Harga Kedelai dan Ancaman Mogok Perajin Tahu Tempe. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya