Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menorehkan kinerja yang cukup terjaga di tengah gejolak ekonomi saat ini. Hal itu dapat dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sampai dengan 22 November 2022 ditutup pada level 7.030 atau tumbuh sebesar 682 persen sejak awal tahun.
"Sejalan dengan itu, kapitalisasi pasar per 22 November 2022 mencapai Rp 9.400 triliun atau USD 630 miliar. Di asean kita sudah nomor satu dibandingkan market cap negara lainnya,” kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam CEO Networking 2022, Kamis (24/11/2022).
Advertisement
Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sampai dengan 22 November 2022 mencapai Rp 14,9 triliun atau setara USD 1 miliar. Di kawasan ASEAN, angka itu hanya lebih rendah dibandingkan Thailand dengan RNTH mencapai USD 2 miliar.
Raihan RNTH ini dibarengi dengan pertumbuhan investor pasar modal yang saat ini sudah menembus 10 juta SID. Naik signifikan dibanding lima tahun atau atau pada 2017 yang hanya terdapat 1,2 juta investor. Meski begitu, Iman mengatakan jumlah investor ini masih relatif kecil dibandingkan total populasi Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa.
"Jumlah investor itu 1,5 persen total populasi Indonesia yang berjumlah 270 juta orang. Kalau kita membandingkan dengan kawasan ASEAN seperti Singapura, Thailand dan sebagainya, rata-rata jumlah investornya dibandingkan total populasi nya minimal di angka 5 persen. Bahkan nada yang lebih tinggi,” kata Iman.
Investor Pasar Modal Tembus 10 Juta SID
Sebelumnya, jumlah investor pasar modal Indonesia masih melanjutkan pertumbuhan yang menggembirakan. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat investor di pasar modal Indonesia telah tembus 10 juta investor.
Berdasarkan data KSEI pada 3 November 2022, jumlah investor pasar modal yang mengacu pada Single Investor Identification (SID) telah mencapai 10.000.628. Jumlah tersebut didominasi oleh investor lokal dengan komposisi jumlah investor lokal sebesar 99,78 persen.
"Selain menandakan bahwa investor lokal semakin percaya dan sadar pentingnya investasi pasar modal, dominasi investor lokal diharapkan dapat memberikan ketahanan bagi pasar modal Indonesia apabila diterpa isu global," kata Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo dalam keterangan resmi, Senin (21/11/2022).
Jumlah investor pasar modal telah meningkat 33,53 persen dari 7.489.337 di akhir tahun 2021 menjadi 10.000.628 pada 3 November 2022. Tren peningkatan tersebut telah terlihat sejak 2019 ketika investor masih berjumlah 2.484.354. Implementasi simplifikasi pembukaan rekening efek, memberikan dampak cukup besar bagi peningkatan jumlah investor pasar modal terlebih di masa pandemi COVID-19.
"Hal itu terlihat dari peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2020-2021, dengan pertumbuhan lebih dari 100 persen. Peningkatan jumlah investor sejak 2019 hingga 2021 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,” imbuh Uriep.
Industri reksa dana sebagai penyumbang jumlah investor terbesar di pasar modal memperlihatkan tren peningkatan signifikan yaitu 36,04 persen menjadi 9,3 juta investor. Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persen merupakan investor dari selling agent financial technology (fintech), yang 99,9 persennya merupakan investor individu lokal.
Investor retail juga mendominasi transaksi subscription dan redemption yang mencapai lebih dari 80 persen. Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana dengan jumlah investor terbanyak yaitu sebesar 2,47 juta, diikuti oleh reksa dana pendapatan tetap dengan jumlah investor sebesar 934 ribu.
Advertisement
BEI Sebut Setengah Mati Cetak 10 Juta Investor Pasar Modal
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, saat ini investor di pasar modal Indonesia menyentuh angka 10 juta investor. Raihan tersebut bukanlah hal yang mudah.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman menuturkan, saat ini investor di BEI mencapai 10 juta. "Bursa Efek Indonesia memang saat ini baru 10 juta (investor). Itu sudah setengah mati 10 juta," kata Iman dalam acara 4th Indonesia Fintech Summit 2022, dikutip Jumat (11/11/2022).
Iman menuturkan, pertumbuhan investor terjadi secara signifikan saat pandemi COVID-19.
"Menarik tumbuhnya investor 10 juta ini domestik ini mengontribusi dari Rp 15 triliun harian, itu ritel nya sebesar 46 persen," kata dia.
Dia mengatakan, saat ini jumlah dan komposisi investor berbeda dengan lima tahun lalu. Karena, saat ini investor institusi domestik mencapai 70 persen, sedangkan lima tahun lalu didominasi investor luar negeri. Tak hanya itu, yang lebih menarik jumlah investor saat ini didominasi oleh usia di bawah 30 tahun.
Investor Pasar Modal
"Yang lebih menarik lagi dari jumlah investor secara komposisi umur ini menarik, di bawah 30 tahun itu mengontribusikan 60 persen," imbuhnya.
Iman mengatakan, investor pasar modal ini berasal dari usia muda. Bahkan, ternyata sebagian besar investor tersebut adalah lulusan SMA.
"Investor bursa kita juga young age, ternyata sebagian besar investor tamatan SMA," ujar dia.
Dengan demikian, BEI harus melakukan edukasi bagi para investor tersebut. "Artinya, investor kita user muda, sehingga menurut kami yang harus dilakukan BEI adalah edukasi," kata Iman.
BEI memberikan sosialisasi 3P (Paham, Punya, dan Pantau) kepada para investor agar bisa memahami soal risiko dalam berinvestasi.
Advertisement