Liputan6.com, Jakarta Brasil sudah lama tidak mengangkat trofi Piala Dunia. Tahun ini, para pemain Tim Samba bertekad merebut gelar itu demi Tite.
Tite telah menangani Brasil sejak September 2016 lalu. Kiprahnya akan berakhir setelah Brasil tampil di Piala Dunia Qatar 2022. Apapun hasilnya, pria 61 tahun akan meningglakan skuad Salecao.
Advertisement
Tite memiliki nama lengkap Adenor Leonardo Bacchi. Kiprahnya bersama Brasil dibuka dengan hasil memukau. Di awal masa kerjanya, Tite langsung membawa Brasil memenangkan pertandingan dengan skor 3-0 atas Ekuadro pada kualifikasi Piala Dunia 2018.
Setelah itu, Tite semakin padu bersama pasukannya. Selama enam Tite bertugas, Tite telah memimpin Brasil dalam 76 laga. Sebanyak 57 di antaranya berhasil dimenangkan dan hanya lima kali kalah.
Tidak salah, bila Tite dipercaya memimpin Brasil di dua Piala Dunia secara beruntun. Kesempatan ini sebelumnya hanya pernah dirasakan oleh Mario Zagallo saat membawa Brasil mempertahankan gelar Piala Dunia Meksiko 1970, empat tahun kemudian di Jerman.
Salah seorang pemain andalan Brasil, Fred, sangat mengagumi sosok Tite. Menurutnya, Tite bukan sekadar pelatih biasa di timnya.
"Dia pelatih yang hebat. Kami semua tahu kemampuannya. Saya merasa sangat terhormat selama ini bisa bekerjasama dan berbagi pengalaman dengan dia," kata Fred kepada situs FIFA.
"Saya kagum kepadanya, bukan karena dia memanggil saya, tapi karena tipe pelatih yang dimilikinya," Fred menambahkan.
“Hal terpenting yang saya pelajari darinya berkaitan dengan sentuhan manusiawinya. Dia pria yang baik yang memperlakukan semua orang dengan cara yang sama, dari kiper hingga kitman."
Idola Pemain
Hal senada juga disampaikan Bruno Guimaraes. Pemain berusia 25 tahun itu bahkan sudah mengidolakan Tite sejak dia masih kecil.
"Saya punya foto dengannya yang viral. Saya lagi di tim yunior di Audax (klub kecil di Sao Paulo), ketika dia memenangkan banyak hal bersama Corinthians. Jadi saya memintanya berfoto," katanya.
"Itu menunjukkan kekaguman saya padanya sebagai pribadi dan sebagai pelatih. Dia orang yang sangat cerdas dan memiliki wawasan dan pengetahuan taktis yang nyata, lebih dari banyak pelatih yang pernah bekerja dengan saya di Eropa," bebernya.
Rapinha juga berterima kasih kepada Tite karena telah memberinya kesempatan tampil di Piala Dunia Qatar 2022. Menurutnya, tanpa campur tangan Tite, hal itu tidak akan mungkin jadi kenyataan.
"Dia sosok yang sangat penting bagi saya. Bukan hanya untuk apa yang dia berikan kepada saya setiap kali saya bersama A Selecao, tetapi untuk apa yang bisa saya bawa ke klub saya," katanya. "Dia memberiku rasa percaya diri dan alat untuk menjaganya perasaan itu setinggi mungkin," bebernya.
Advertisement
Kado Perpisahan
Kemampuan Tite akan diuji pada Piala Dunia 2022 Qatar.Tahun ini, Tim Samba mengawali langkahnya dari Grup G yang juga dihuni tim-tim seperti Serbia, Kamerun, dan Swiss. Pada laga perdananya, Brasil akan berhadapan Serbia di Lusail Stadium, Jumat (25/11/2022) kick off mulai pukul 02.00 WIB.
Brasil sejauh ini masih menjadi salah satu tim yang diunggulan di Piala Dunia 2022. Meski demikian, bukan berarti Tim Samba bisa melenggang begitu saja hingga ke babak final. Perjalanan Tim Samba masih sangat jauh dan membutuhkan perjuangan ekstra di setiap babak yang dilewati nanti.
"Tite sudah seperti ayah bagi kami. Dia selalu memperlakukan kami dengan baik dan menciptakan suasana hangat di timnas. Terlepas suka atau tidak, tapi ini adalah Piala Dunia terakhirnya. Kami akan berusaha melakukan apapun agar dia bisa keluar dengan senyum lebar di wajahnya," kata Richarlison.
Persaingan di Grup G
Advertisement