Mengenal Teknologi Pendeteksi Offside Semi Otomatis di Piala Dunia 2022 

Melalui teknologi ini, posisi offside bisa diketahui oleh wasit dengan cara semi otomatis.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 25 Nov 2022, 11:00 WIB
Timnas Argentina unggul lebih dahulu lewat penalti Lionel Messi di awal babak pertama. Lionel Messi kembali mencetak gol keduanya di laga ini. Namun sayang wasit tidak mengesahkan gol itu karena sang penyerang sudah berada dalam posisi offside. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Liputan6.com, Yogyakarta - FIFA memperkenalkan teknologi baru di Piala Dunia 2022, yakni pendeteksi offside semi otomatis. Teknologi ini telah dikembangkan selama tiga tahun pada rentang 2019 hingga 2022.

Melalui teknologi ini, posisi offside bisa diketahui oleh wasit dengan cara semi otomatis. Mekanisme tindakan teknologi ini bekerja dengan menanamkan chip di tengah bola.

Selain itu, sebanyak 12 kamera optik juga dipasang mengitari stadion. Sensor yang ditanamkan pada kamera tersebut berupa 500 Hz IMU system yang berfungsi sebagai pendeteksi sentuhan kaki pada bola.

Hal tersebut menjadi dasar penilaian posisi pemain, apakah berada pada posisi offside atau tidak. Adapun data yang dihasilkan dari perangkat tersebut berupa 29 poin penilaian untuk setiap pemain ditambah posisi bola.

Sementara itu, terdapat setidaknya 50 gambar yang disajikan untuk setiap detiknya. Sensor pada bola juga akan menangkap suara ketika ada tendangan, meski hanya sentuhan ringan.

Selanjutnya, video match officials (VMOs) yang bertugas akan mengecek mengenai hasil data dari sensor dan kamera optik yang dipasang. Hasil tersebut akan disajikan untuk penonton di tribune stadion dan televisi berupa animasi tiga dimensi (3D) dalam waktu singkat.

Meski demikian, keputusan akhir di lapangan tetap berada di tangan wasit. Sementara teknologi pendeteksi offside semi otomatis hanya hadir sebagai alat bantu atau pertimbangan diskusi mengenai titik tendang bola sekaligus menggambarkan garis offside ke para petugas pertandingan.

Seperti yang tertulis di atas, informasi pada teknologi ini akan diterima oleh petugas pertandingan yang bekerja sebagai VMOs. Setelah dilakukan verifikasi, informasi tersebut kemudian diteruskan ke asisten wasit dan wasit untuk menentukan keputusan akurat yang disebut tak lebih dari 15 detik.

Hasil tersebut tergolong lebih cepat dan akurat jika dibandingkan tanpa alat bantu ini. Pasalnya, proses pengecekan gol untuk kemungkinan offside biasanya memerlukan waktu yang cukup lama, terutama saat posisi offside cukup ketat.

Sebelum digunakan di Piala Dunia 2022 Qatar, teknologi pendeteksi offside semi otomatis ini sudah dicoba di beberapa ajang, seperti FIFA Arabic Cup 2021 dan Piala Dunia Antarklub 2021. Ketua Komite Wasit FIFA, Pierluigi Collina, dan Direktur Teknologi dan Inovasi FIFA, Johannes Holzmueller, telah memperkenalkan teknologi ini ke khalayak.

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

 

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya