Menkes Budi Sempat Rasakan Gempa Susulan di Cianjur

Menkes Budi Gunadi Sadikin merasakan gempa susulan saat meninjau rumah sakit di Cianjur.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 25 Nov 2022, 09:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meninjau fasilitas kesehatan dan penanganan pasien Gempa Cianjur di RSUD Cimacan dan RS Sayang Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Rabu, 23 November 2022. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Cianjur Di tengah melakukan peninjauan ke RSUD Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin ikut merasakan gempa susulan yang terjadi. Gempa susulan memang berkali-kali terjadi pasca gempa utama Magnitudo 5,6 yang berpusat di Kabupaten Cianjur pada Senin, 21 November 2022.

Pengalaman merasakan Gempa Cianjur langsung di lokasi diakui Budi Gunadi sempat khawatir. Ia berdoa agar gempa bumi di Kabupaten Cianjur tidak terjadi lagi. 

"Ngerasain (gempa bumi) ya tadi. Di sini, saya doa, mudah-mudahan (gempa bumi) berhenti segera deh," ucapnya usai meninjau pasien terdampak Gempa Cianjur di RSUD Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Rabu, 23 November 2022.

Doa agar gempa bumi lekas berhenti juga melihat kondisi warga yang terdampak akibat bencana ini. Budi Gunadi berempati terhadap masyarakat yang sampai sekarang masih di tenda pengungsian, bahkan ribuan korban luka ringan dan ratusan lain luka berat dengan patah tulang dan cedera kepala.

"Kasihan masyarakat, mudah-mudahan gempanya berhenti,” tuturnya. 

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 24 November 2022 pukul 17.00 WIB, jumlah kematian 272 orang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, 165 di antaranya telah diidentifikasi by name by address.

Kemudian 107 jenazah korban Gempa Cianjur lainnya masih terus diidentifikasi. Sementara itu,korban luka-luka baik luka ringan maupun luka berat mencapai 2.046 orang serta warga mengungsi 62.545 orang.


Gempa Susulan Magnitudo 3,9

Petugas melintas di jalan yang rusak pascagempa bumi magnitudo 5,6 di Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022). Berdasarkan data BNPB sebanyak 58.362 warga mengungsi akibat gempa bumi di Kabupaten Cianjur tersebut. (merdeka.com/Arie Basuki)

Gempa susulan kembali terjadi di Cianjur, Rabu (23/11/2022). Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, gempa susulan berkekuatan Magnitudo 3,9.

Gempa susulan dirasakan warga di kawasan RSUD Cianjur. Namun, para pasien yang sedang dirawat tidak tampak panik setelah adanya gempa susulan dan kembali melakukan aktivitas semula.

Info gempa 3,9 magnitudo, pukul 11.41 WIB, tulis BMKG dalam laporan melalui pesan singkat.

Saat gempa susulan terjadi, kondisi wilayah Cianjur dilanda hujan ringan sejak sekitar pukul 11.30 WIB. Selain itu, warga di sekitar RSUD Cianjur pun merasakan guncangan kecil gempa susulan tersebut.

Salah seorang petugas keamanan RSUD Cianjur, Herman Nur Rizki mengaku merasakan guncangan tersebut. Namun, ia pun memastikan pasien yang merasakan gempa itu tidak panik.

"Terasa sih tadi (gempanya), tapi pasien-pasiennya mah aman aja, karena kami tempatkan di luar gedung," kata Herman, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.

Laporan BMKG menyatakan gempa susulan dirasakan di sejumlah wilayah Kabupaten Cianjur, mulai dari di Kecamatan Warungkondang, Cugenang, Ciherang hingga Pacet.

Hingga kini, BMKG mencatat sudah lebih dari 161 gempa susulan usai gempa Magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022) silam.


Gempa Berakhir 7 Hari ke Depan

Kondisi rumah warga yang rusak akibat gempa di Kampung Kadudampit, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022. Data dari BPBD Kabupaten Cianjur mencatat, hingga pukul 21.30 WIB sebanyak 162 orang meninggal dunia, 326 warga luka-luka, dan 13.784 warga mengungsi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

BMKG memperkirakan gempa susulan dari gempa utama Magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat akan berakhir pada 4 - 7 hari ke depan.

"Kurang lebih empat hari sampai satu minggu diperkirakan (gempa susulan) akan Insya Allah berakhir," jelas Kepala BMKG Dwikorita saat konferensi pers penanganan gempa bumi M5,6 Cianjur, Jawa Barat pada Rabu, 23 November 2022.

Dwikorita menambahkan, hasil analisis sementara menunjukkan tren gempa susulan (aftershock) semakin berkurang jumlahnya dan kian mengecil magnitudonya.

Meskipun demikian, masyarakat harus tetap waspada mengingat beberapa gempa susulan yang terjadi cukup dangkal atau dekat dengan permukaan, sehingga getarannya dapat dirasakan.

"Tadi siang gempa susulan magnitudo 3, tapi kenapa kuat? Karena jaraknya dekat, hanya 5 kilometer. Perlu diwaspadai, meskipun kekuatannya semakin lemah, tapi kedalaman dangkal. Jadi sangat dekat dengan permukaan," jelas Dwikorita.

Pada kesempatan sama, Deputi Geofisika BMKG, Suko Prayitno Adi mengatakan, hingga pukul 15.00 WIB pada 23 November 2022 terjadi gempa susulan sebanyak 171 kali.

"Mulai jam 07.00 WIB pagi sampai sore tadi, ada tiga kali gempa yang dirasakan, tapi dengan kekuatan rendah," katanya.

Suko Adi menyebut, BMKG juga sudah melakukan pengukuran mikrozonasi untuk melihat kondisi tanah untuk mengetahui daerah mana yang dianggap berbahaya atau tidak. Beberapa titik yang telah disurvei, yakni Cugenang, Panembong, Cilaku, dan Kantor DPD KNP Panembong.


Gempa Makin Melemah

Warga menyelamatkan sisa barang dari rumahnya yang rusak akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,6 di kawasan Cibeureum, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Bupati Cianjur Herman Suherman menetapkan status tanggap darurat bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur selama 30 hari dimulai sejak 21 November hingga 20 Desember 2022. (merdeka.com/Arie Basuki)

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyatakan, gempa susulan di Cianjur semakin melemah dan frekuensinya berkurang. Menurutnya, hal tersebut menandakan kondisi akan kembali aman.

"Jadi memang tren terjadi peluruhan itu sudah nyata. Dan ini menjadi pertanda bahwa tidak lama lagi kondisi akan aman kembali," jelasnya di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (22/11/2022).

Pada Selasa (22/11/2022), BMKG mencatat terjadi 130 kali gempa susulan hingga pukul 12.00 WIB siang ini. 

"Kami sudah mencatat 130 kali gempa susulan. Yang terbesar susulannya M4,2 dan yang terkecil M1,2," ungkap Daryono.

Menilik ren penurunan frekuensi dan kekuatan gempa susulan yang terjadi terus melemah, hal itu membuat BMKG menjadi lebih tenang.

"Kami cukup tenang karena terjadi fluktuasi data, meskipun trennya semakin mengecil. Jadi ini adalah besaran magnitudo yang kami plot menjadi diagram, dan ini tampaknya ada tren aktivitas magnitudonya semakin melemah," terang Daryono.

Infografis 6 Komunitas Relawan untuk Asah Rasa Berbagi. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya