Liputan6.com, Jakarta - Keterlibatan anak muda dalam aksi sosial mencerminkan perilaku seorang agen perubahan. Faye Simanjutak yang datang dari Generesi Z atau Gen Z menjadi satu dari sekian anak muda yang turun tangan menjadi garda depan perubahan Indonesia.
Faye Simanjuntak adalah cucu dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan. Saat ini, gadis kelahiran 10 April 2002 masih berumur 20 tahun.
Advertisement
"Faye itu punya Rumah Faye dari umur dia 11 tahun," ujar Luhut dalam live streaming 'Gen Z Project dan Menko Marves Luhut B Pandjaitan' yang diadakan Liputan6.com pada Kamis (24/11).
Luhut menambahkan bahwa cucunya menjadi salah satu dorongan dia dalam mengemban tugas kenegaraan.
"Cucu saya Faye juga menjadi encourage saya, 'Opung just do the best for the country, for my generation'," ujar Luhut sembari mengulang kembali ucapan sang cucu.
Melihat gerakan yang dilakukan Faye, Luhut berpesan kepada Gen Z lainnya agar dapat bergerak juga.
"Kamu dari kecil itu selalu berpikir apa yang kamu bisa bikin untuk orang lain," kata Luhut.
"Saya bilang tadi, cucu saya Faye, dia bikin foundation itu, Rumah Faye, itu menolong orang-orang susah, human trafficking, jadi menolong (korban) perdagangan manusia," dia menambahkan.
Luhut juga menceritakan salah satu korban pemerkosaan yang merupakan seorang atlet. Atlet itu kemudian hamil dan melahirkan. Namun, tidak ada yang mengurus anak tersebut, yang pada akhirnya diurus oleh Yayasan Rumah Faye.
"Akhirnya dia membuat safe house di Batam, tentu saya bantu. Ada safe house juga bikin di Jakarta," Menko Luhut menambahkan.
**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Tentang Rumah Faye
Rumah Faye adalah salah satu organisasi independen di Indonesia untuk anak-anak. Visi mereka yakni membebaskan anak Indonesia dari perdagangan manusia, kekerasan, dan eksploitasi.
Bersama sang ibu, Faye mendirikan organisasi ini pada Oktober 2013. Ini digagas karena mereka merasa keterlibatan pemuda dalam pencegahan kasus perdagangan anak dan eksploitasi seksual masih kurang.
"Kami ingin menemukan cara yang lebih inklusif untuk memulai percakapan yang berpotensi mencegah perdagangan anak," tulisnya, dilansir laman Rumah Faye, Jumat (25/11/2022).
Sebagai hasilnya, Rumah Faye memulai beasiswa dan kelas untuk memberdayakan remaja berisiko di daerah-daerah di seluruh Jakarta, bersamaan dengan diskusi rutin antara remaja dan ahli untuk membahas kesehatan reproduksi, kekerasan seksual, dan topik lain yang dianggap tabu.
Advertisement
Perkembangan Organisasi
Pada 2016, Rumah Faye memperluas fokusnya untuk bekerja secara langsung dengan korban eksploitasi anak, pelacuran, dan pelecehan. Di tahun yang sama pula, mereka mendirikan rumah persembunyian yang dapat membantu hingga 15 orang yang selamat.
Di rumah persembunyian, orang-orang yang dibantu itu mendapatkan akses layanan kesehatan, bantuan hukum, konseling, dan kelas akademik untuk mendukung proses rehabilitasi orang tersebut.
Disebutkan, dari September 2016 hingga Februari 2020, rumah aman organisasi ini telah melayani 90 anak dan 5 bayi.
"Rumah Faye percaya pada pendidikan peer-to-peer - perubahan tidak akan mungkin terjadi tanpa melibatkan anak muda dari semua latar belakang untuk berbagi ide," tulis Faye dalam keterangan di laman yang sama.
Pentingnya Membangun Karakter
Dalam kesempatan yang sama, Luhut menuturkan bahwa karater itu sangat penting. Dia juga meminta anak muda untuk membangun karakter dari bawah.
"Kamu jangan terpengaruh yang aneh-aneh, be yourself," ujarnya.
"Karena kalian itu generasi yang super penting. Jadi kalian berhak untuk mendengar cerita langsung, pengalaman langsung, supaya kalian lebih baik dari generasi saya," pungkas Menko Luhut.
Advertisement