Liputan6.com, Cianjur - Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi menjadi wilayah paling terdampak akibat gempa di Kabupaten Cianjur dengan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11) lalu.
Sejumlah bantuan telah disalurkan ke wilayah tersebut, kendati begitu para pengungsi mengungkap bantuan itu belum merata kepada seluruh pengungsi. Sudah empat hari mereka mengungsi di tenda alakadarnya yang terbuat dari terpal.
Advertisement
Salah seorang pengungsi, Mimin (62) mengatakan, terpaksa tinggal dengan kondisi tenda tidak memadai bersama warga lain karena khawatir rumahnya ambruk apabila terjadi gempa susulan.
"Pilih tinggal disini tempatnya aman sama lebar tempatnya, jauh dari pohon-pohon, jauh dari bangunan jadi aman. Rumah retak-retak, takut ada gempa susulan, takut ibu kalau malam tidur gak ada yang ngebangunin, takut kebahayaan," kata Mimin kepada Liputan6.com, Kamis (24/11/2022) malam.
Sebelumnya Pemkab Sukabumi telah menyediakan tenda darurat di lapangan yang berada di Kampung Gedurhayu Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi. Namun, diakui Mimin dan pengungsi lainnya tenda tersebut jauh dari rumah dan minim MCK. Terlebih, sebagian besar pengungsi memiliki anak kecil.
"Ada kekurangannya itu tenda, selimut, tempat tidur. Di sini lebih dekat, lebih aman, dekat ke rumah, WC di sini ada lebih dekat daripada di tenda sana (yang disediakan Pemda)," ungkapnya.
Ia bercerita, untuk memasak siang hari dilakukan di rumahnya. Namun, setiap kali aktivitas yang dilakukan di rumahnya Mimin mengalami kepanikan akan terjadinya gempa susulan. Terlebih ia membawa saudaranya yang sakit.
"Rumah ibu juga kan pecah-pecah, ibu lari jatuh lagi, lari jatuh lagi, belum saudara ibu sakit gak bisa jalan kaki, baju sampai di kewer-kewer (diangkat-angkat) saking paniknya. Mana itu rumah di samping tembok pecah, genteng pada jatuh," tutur Mimin sambil sesekali mengusap air matanya.
Dirinya mengaku membetahkan diri tinggal di tenda darurat yang kondisinya kurang layak dan hanya ditopang bambu seadanya itu. Ia pun dan pengungsi lain berharap ada bantuan terpal, selimut dan tempat tidur.
"Tinggal di sini di betah-betahin aja. Ibu mah kalau ada mah tenda aja sama tempat tidur, terpal," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua RW setempat, Asep Supriyadi menyebut kondisi di wilayahnya tidak jauh beda sejak gempa itu terjadi. Mengimbau bagi warga yang tidak terdampak maupun terdampak ringan, agar kembali ke rumahnya.
"Cuma satu jam kemudian setelah arahan itu, ada gempa lagi susulan perkiraan 3 skala richter kemarin, jadi warga balik lagi ke posko jadi untuk saat ini pengungsi malah lebih dari awal," ujarnya.
Saat ini sebanyak 26 posko tersebar disana, dengan pengungsi sejumlah 416 KK dari sekitar 971 jiwa. Kendati sejumlah bantuan telah terdistribusi kepada para pengungsi, namun Asep menyebut bantuan tersebut hanya cukup untuk dua hari kedepan.
"Kami hanya mengandalkan bantuan dari yang menyalurkan atau yang menitipkan kepada kami. Hari ini kemungkinan cukup dua hari kedepan. Jadi yang kemarin saya terima cukup satu malam biasanya untuk satu hari, jadi saya kadang setelah menyalurkan bantuan ke pengungsi, bingung untuk malam berikutnya," ungkapnya.
Lebih lanjut, selain sembako, para pengungsi juga membutuhkan selimut karena cuaca disana terbilang dingin.
"Kalau dari segi pakaian disini barusan ada juga bantuan alhamdulilah sudah disalurkan, mungkin untuk kekurangannya selimut karena disini cuaca sangat dingin," pungkasnya.
(Fira Alfi Syahrin)
<p><em><strong>**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:</strong></em></p>
<p><em><strong>1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)</strong></em><em><strong>2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)</strong></em></p>