Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku pernah dibawa oleh kepala sekolah ke pasar karena rambutnya yang dinilai sudah panjang atau gondrong. Hal itu terjadi saat Moeldoko duduk di kelas 2 SMP Papar Kediri, Jawa Timur.
"Tidak terlalu panjang, cuma karena masih sekolah SMP, kata Kepala Sekolah sudah kepanjangan," kata Moeldoko bercerita di depan siswa SMK Negeri 1 Petang Ubud Bali, dalam rangka Hari Guru Nasional, dikutip dari siaran persnya, Jumat (25/11/2022).
Advertisement
Moeldoko menceritakan usai jam sekolah, dia dipanggil oleh kepala sekolah dan diajak pergi ke pasar. Awalnya, dia mengira akan diajak belanja atau ditraktir makan.
"Ternyata saya ke ge-er an," ucap Moeldoko yang disambut tawa para siswa dan guru yang hadir.
Mantan Panglima TNI itu ternyata diajak kepala sekolah ke tukang cukur rambut. Moeldoko menyebut saat itu rambutnya yang gondrong, langsung habis dicukur.
"Habis…! rambut saya," tuturnya.
Dia menyampaikan kisah itu sebagai pengingat kepada siswa. Moeldoko menuturkan guru memberi perhatian besar pada siswa bukan hanya soal pelajaran, namun juga dalam penampilan dan emosi sehari-hari dalam pergaulan di sekolah.
Cerita Moeldoko ini disampaikan untuk mengingatkan bahwa pada 25 November merupakan Hari Guru Nasional. Menurut dia, guru mempunyai peran sangat penting dalam melahirkan generasi bangsa yang berkualitas.
Hari Guru, Jokowi: Dengan Pendidikan yang Baik, Anak-anak Siap Masuki Kompetisi Sengit
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengucapkan Selamat Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November. Jokowi meyakini pendidikan yang baik akan membuat anak-anak siap menghadapi kompetesi sengit di masa mendatang.
"Kian ke depan, tantangan kian berat. Hanya dengan pendidikan yang baik, anak-anak kita akan siap memasuki masa depan dengan kompetisi yang sengit," kata Jokowi melalui akun Instagramnya @jokowi, Jumat (25/11/2022).
Dalam hal ini, kata dia, para guru lah yang menjadi tumpuan bangsa Indonesia. Sehingga, anak-anak bisa menghadapi tantangan dan mewujudkan harapan.
"Para guru menjadi tumpuan kita untuk mempersiapkan dan menempa anak-anak bangsa menghadapi tantangan dan mewujudkan harapan kita," ujarnya.
Sebagai informasi, Hari Guru Nasional telah dicetuskan sejak tahun 1994 sesuai dengan keputusan Presiden Soeharto. Berdasarkan Keppres Nomor 78 Tahun 1994 dan pada UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, tanggal 25 November dipilih sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati pula bersamaan dengan HUT PGRI atau ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia.
Adapun tema yang diusung Hari Guru Nasional pada tahun ini adalah "Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar"
Advertisement
Kemenag Peringati Hari Guru Nasional: Jadikan Bentuk Rekognisi dan Afirmasi
Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Ditjen Pendis, Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Upacara Hari Guru Nasional (HGN) 2022 di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa’adi dalam sambutannya menyampaikan bahwa peringatan HGN 2022 dilakukan serentak di seluruh Indonesia. Dia menghaturkan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para guru.
"Pagi ini, kita memperingati momentum Hari Guru Nasional Tahun 2022 secara serentak seluruh Indonesia. Pertama, kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas jasa besar yang diberikan para guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Terpujilah wahai engkau Ibu, Bapa Guru. Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku," tutur Zainut dalam upacara peringatan HGN dengan tema 'Berinovasi Mendidik Generasi' di Kemenag, Jakarta.
Zainut menyampaikan, Kemenag terus berupaya memperhatikan para guru madrasah, baik soal peningkatan kompetensi hingga persoalan kesejahteraa. Meski begitu, dia memohon maaf kepada seluruh guru apabila masih belum maksimal.
"Kami menyampaikan permohonan maaf jika ikhtiar kami belum optimal dalam memberikan layanan terbaik bagi para pahlawan tanpa tanda jasa. Benar bahwa Hari Guru Nasional adalah bentuk rekognisi, namun kami juga berkomitmen untuk terus berupaya agar para guru terus mendapat afirmasi," jelas dia.
"Sebab, kita semua tahu bahwa guru adalah profesi mulia. Kata cerdik-cendikia, jika orang tua memberikan asupan untuk jasadnya, maka guru memberikan gizi untuk ruh, spirit, dan jiwanya," sambungnya.
Zainut mengulas dedikasi guru yang tiada batas. Seperti saat pandemi Covid-19 melanda pun mereka tetap dituntut melaksanakan tugas.
"Dalam konteks itu saya ingin menyampaikan beberapa pesan. Pertama, terus menjadi pribadi pembelajar. Sebab, mengajar pun bagian dari belajar. Saat guru mengajar, pada hakikatnya dia sedang belajar," kata Zainut.