Liputan6.com, Jakarta - Dalam waktu dekat Koalisi Partai Gerindra dan PKB akan secara resmi mendirikan sekretariat bersama (sekber). Saat ini persiapan peresmian kantor hanya tinggal menuntaskan hal-hal teknis. Demikian disampaikan Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Rencana membangun sekber kedua partai ini berlangsung di tengah terpaan isu penjodohan pasangan Pilpres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang sedang mencuat, dimana diketahui jika PKB masih kukuh untuk Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tetap diusung.
Advertisement
"Sementara sekretariat bersama meski belum diresmikan, kami sudah sering kumpul-kumpul komunikasi di sana, melakukan mapping-mapping. Ini hanya mencocokkan waktu saja," Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan, Jumat (25/11).
"Ketika Pak Prabowo dan Pak Muhaimin bisa, ya kan Pak Prabowo kemarin banyak ditugaskan Presiden ke luar negeri ke Beijing, Kamboja dan kemudian G20 kemarin," tambah dia.
Sehingga, Dasco mengatakan jika peresmian sekber kedua partai ini hanya tinggal menunggu antara kesepakatan Prabowo dan Cak Imin, paling lama ditargetkan hingga akhir tahun 2022.
Adapun soal pembahasan Capres dan Cawapres dari kedua partai ini, kata Dasco, selalu dibahas dengan hasil pada keputusan akhir dari masing-masing ketua umum nantinya
"Ya sebenarnya kan gini, masalah penentuan capres dan cawapres itu diserahkan kepada kedua ketum partai. Bahwa kemudian satu dan lain hal antara lain waktu, itu pembicaraan belum selesai ya kita tunggu aja," jelasnya.
Sehingga, Dasco mengatakan bahwa pembahasan soal siapa yang bakal diusung untuk kontestasi Pilpres 2024 nanti tidak kaku, dengan menunggu peresmian sekber, karena pembahasan capres dan cawapres bisa berlangsung kapanpun.
"Ya kalau pembicaraan capres dan cawapres kan bisa duduk bareng kapan aja, enggak usah pas peresmian sekber kan juga bisa dilakukan karena yang menentukan cuma dua orang itu," katanya.
"Saya rasa hitung-hitunganan tenggat waktu itu pasti dihitung oleh kedua pimpinan partai tersebut. Saya pikir pada waktunya itu mereka akan declare-kan siapa yang akan diusung," tambah dia.
PKB Tetap Dorong Cak Imin
Sebelumnya, Koalisi Gerindra dan PKB ingin segera menuntaskan pembahasan capres dan cawapres yang bakal diusung di Pemilu 2022. Hal ini ditegaskan di tengah isu perjodohan Prabowo-Ganjar.
"Kita masih ingin memastikan dinamika penuntasan capres cawapresnya selesai," ujar Wasekjen PKB Syaiful Huda di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/11).
Saat ini, posisi PKB dan Gerindra masih mendorong masing-masing ketua umumnya menjadi calon presiden berdasarkan hasil forum tertinggi partai.
Menurut Huda, sudah seharusnya ada yang mengalah siapa yang akan menjadi calon wakil presiden. Antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto atau Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
"Ini kan yang terus diulang oleh Cak Imin bahwa kedua-duanya punya mandat sebagai capres. Harus ada yang mengalah siapa yang menjadi cawapres. Itu yang terus digodok dan dipersiapkan untuk sekarang," ujar Ketua Komisi X DPR ini.
PKB tidak menghendaki Prabowo dipasangkan dengan Ganjar Pranowo. Namun, PKB berharap kedua partai menghormati kesepakatan dalam piagam kerjasama yang telah dibuat.
"PKB Gerindra tetap sama-sama komit tetap mempertahankan itu. Tapi sampai hari ini memang kita belum bisa menuntaskan agenda siapa capres dan cawapres itu," kata Huda.
Advertisement
Isu Perjodohan Prabowo-Ganjar
Dalam sepekan terakhir, muncul wacana duet Prabowo-Ganjar hal itu diungkapkan oleh Dua Sumber Politikus Gerindra. Ternyata, hal itu merupakan harapan dari Presiden Jokowi. Orang nomor satu di Indonesia itu ingin, Prabowo berduet dengan Ganjar Pranowo di Pemilu 2024.
Sumber ini menceritakan, pidato Jokowi di Perindo mengukuhkan sinyal yang tertangkap selama ini. Jokowi serius mendukung Prabowo.
Anggota DPR RI ini mengirimkan hasil survei terbaru IndoStrategi. Dalam survei itu, pasangan Prabowo-Ganjar meraup 60 persen suara. Dengan kata lain, pilpres berjalan satu putaran jika pasangan ini terjadi.
Survei digelar periode 27 Oktober-5 November 2022. Jumlah responden 1.230 orang berusia 17 tahun ke atas. Responden tersebar di 34 provinsi Indonesia. Margin of error sebesar 2,83 persen. Tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam empat simulasi pasangan capres dan cawapres. Prabowo-Ganjar paling tinggi yakni 60,3 persen. Di bawahnya Anies-AHY dengan 29,6 persen. Sisanya tidak menjawab.
Sumber ini mengakui, jika mengambil Ganjar sebagai Cawapres, maka Gerindra bakal berhadapan dengan PDIP. Namun, dia optimis dengan hubungan kedua partai yang terjalin sejak lama.
"Masih dinamis di internal mereka," kata sumber tersebut.
Sumber: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com