Ormas Boleh Kirim Langsung Bantuan Gempa Cianjur, tapi Harus Dikawal Polisi

Kepala BNPB meminta, penyaluran bantuan terhadap korban gempa Cianjur harus dikawal polisi agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 26 Nov 2022, 12:45 WIB
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memberikan bantuan bagi para pasien Gempa Cianjur di rumah sakit lapangan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto selaku Ketua Tim Tanggap Darurat Gempa Magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur mengizinkan organisasi kemasyarakatan (ormas) mengirimkan langsung bantuan logistik ke daerah terdampak.

Namun, Suharyanto menyarankan, agar ormas tersebut tidak asal dalam menyalurkan bantuannya. Dia meminta ormas atau lembaga untuk lebih dahulu berkoordinasi dengan aparat kepolisian agar mengawal pendistribusian bantuan gempa Cianjur.

"Untuk organisasi kemasyarakatan yang ingin memberikan logistik langsung, meski sudah ada posko namun ingin memberikan langsung, kami izinkan namun dengan pengawalan aparat kepolisian," ujar Suharyanto dikutip dari akun Youtube BNPB, Sabtu (26/11/2022).

Suharyanto menyebut, bantuan yang diberikan langsung kepada masyarakat terdampak memang sudah dikawal oleh aparat kepolisian. Dengan pengawalan anggota Polri, BNPB tak ingin terjadi hal yang tak diinginkan saat penyaluran bantuan.

"Ini sudah mulai dikawal kepolisian untuk mencegah adanya berita-berita viral ataupun potongan rekaman video yang memperlihatkan adanya penghadangan-penghadangan entah oleh warga terdampak atau warga-warga lain untuk meminta barang ataupun uang. Nah ini sudah dilaksanakan pengawalan," kata dia.

 


Ada 110 Lokasi Pengungsian Gempa Cianjur

Warga terdampak gempa berada di posko pengungsian di Desa Kadugampit, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa, (22/11/2022). Data dari BPBD Kabupaten Cianjur mencatat, hingga pukul 21.30 WIB sebanyak 162 orang meninggal dunia, 326 warga luka-luka, dan 13.784 warga mengungsi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Suharyanto menyebut, pihaknya sudah mendata lokasi-lokasi yang dijadikan tempat pengungsian. Sejauh ini, menurut dia, sudah ada sekitar 110 titik lokasi pengungsian yang sudah terdata.

"Ada 110 titik tempat pengungsian, baik pengungsian terpusat, atau besar, kekuatan 200, 300, hingga 500 orang maupun 5 hanya 10 orang. Ini memang terpencar di 15 kecamatan sehingga tentu saja membutuhkan strategi kekuatan dan tenaga ekstra dalam pendistribusian logistik. Ini mudah-mudahan semua masyarakat Cianjur yang mengungsi bisa terlayani," kata dia.

Dia menyebut titik pengungsian masih kemungkinan akan bertambah seiring berjalannya waktu. Namun demikian, dia memastikan pihaknya sudah mendata nama-nama pengungsi di 110 titik tersebut.

"110 titik itu suda kita data siapa namanya, umurnya berapa, ini sebagian contoh, ada ibu hamil 650 orang, ada penyandang disabilitas 34 orang, pengungsi perempuan 21.701 orang. Tapi tentu saja data ini akan berkembang terus, karena kami masih terus mendata, dan ini bukan final," dia menandaskan.

Infografis Korban Gempa Bumi Cianjur Jawa Barat Magnitudo 5,6 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya