Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto selaku Ketua Tim Tanggap Darurat Gempa Magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur mengizinkan organisasi kemasyarakatan (ormas) mengirimkan langsung bantuan logistik ke daerah terdampak.
Namun, Suharyanto menyarankan, agar ormas tersebut tidak asal dalam menyalurkan bantuannya. Dia meminta ormas atau lembaga untuk lebih dahulu berkoordinasi dengan aparat kepolisian agar mengawal pendistribusian bantuan gempa Cianjur.
Baca Juga
Advertisement
"Untuk organisasi kemasyarakatan yang ingin memberikan logistik langsung, meski sudah ada posko namun ingin memberikan langsung, kami izinkan namun dengan pengawalan aparat kepolisian," ujar Suharyanto dikutip dari akun Youtube BNPB, Sabtu (26/11/2022).
Suharyanto menyebut, bantuan yang diberikan langsung kepada masyarakat terdampak memang sudah dikawal oleh aparat kepolisian. Dengan pengawalan anggota Polri, BNPB tak ingin terjadi hal yang tak diinginkan saat penyaluran bantuan.
"Ini sudah mulai dikawal kepolisian untuk mencegah adanya berita-berita viral ataupun potongan rekaman video yang memperlihatkan adanya penghadangan-penghadangan entah oleh warga terdampak atau warga-warga lain untuk meminta barang ataupun uang. Nah ini sudah dilaksanakan pengawalan," kata dia.
Ada 110 Lokasi Pengungsian Gempa Cianjur
Suharyanto menyebut, pihaknya sudah mendata lokasi-lokasi yang dijadikan tempat pengungsian. Sejauh ini, menurut dia, sudah ada sekitar 110 titik lokasi pengungsian yang sudah terdata.
"Ada 110 titik tempat pengungsian, baik pengungsian terpusat, atau besar, kekuatan 200, 300, hingga 500 orang maupun 5 hanya 10 orang. Ini memang terpencar di 15 kecamatan sehingga tentu saja membutuhkan strategi kekuatan dan tenaga ekstra dalam pendistribusian logistik. Ini mudah-mudahan semua masyarakat Cianjur yang mengungsi bisa terlayani," kata dia.
Dia menyebut titik pengungsian masih kemungkinan akan bertambah seiring berjalannya waktu. Namun demikian, dia memastikan pihaknya sudah mendata nama-nama pengungsi di 110 titik tersebut.
"110 titik itu suda kita data siapa namanya, umurnya berapa, ini sebagian contoh, ada ibu hamil 650 orang, ada penyandang disabilitas 34 orang, pengungsi perempuan 21.701 orang. Tapi tentu saja data ini akan berkembang terus, karena kami masih terus mendata, dan ini bukan final," dia menandaskan.
Advertisement