Liputan6.com, Banyuwangi - Sesar atau Fault adalah kondisi bidang patahan atau rekahan akibat pergeseran lempeng bumi. Sesar akan memperparah efek kerusakan bila terjadi gempa bumi.
Jawa Timur memiliki 7 sesar aktif. Salah satunya di Banyuwangi. Memanjang sekitar 10 km di wilayah Desa Alasbuluh Kecamatan Wongsorejo.
Advertisement
Ketua Harian Geopark Ijen Abdillah Baraas mengatakan, sesuai letak geografisnya, nama sesar itu adalah Sesar Wongsorejo. Sesar ini masih aktif.
Sebagai gambaran, sesar memiliki beberapa pola patahan. Di antaranya Normal Fault, Reverse Fault dan Strike-slip Fault. Sementara Sesar Wongsorejo memiliki pola Normal Fault. Dimana polanya yakni bidang batuan bergerak ke bawah atau ambles mengikuti bidang sesar.
"Sesar Wongsorejo pergerakannya masih aktif. Magnitudonya 5,7 dengan kecepatan gerak 0,3 mm per tahun," kata Abdillah, Sabtu (65/11/2022).
Karena terpetakan sebagai sesar aktif, resiko bahaya dan potensi kebencanaan tentu masih berpeluang besar terjadi.
"Karena zona patahan kalau ada guncangan pasti akan lebih mudah bereaksi dan akan menghancurkan apa-apa yang ada disekitarnya," ujarnya.
Berbicara jangkauan dan efek kerusakan yang ditimbulkan, Abdillah menyebut kondisi itu dipengaruhi oleh tipikal kegempaannya.
Bila gempa berada pada area dangkal efeknya akan lebih merusak atau destruktif. Ibarat benda yang rusak, sesar akan lebih mudah bereaksi sehingga guncangan akan semakin dahsyat.
Berbeda ketika kegempaan berada pada area dalam. Masih bersifat destruktif akan tetapi efeknya akan meluas dan tidak terkonsentrasi pada titik patahan.
"Ketika terjadi pada area dalam tetap bersifat merusak tetapi tidak seperti ketika terjadi di area dangkal," bebernya.
Cukup Kokoh
Namun, dibanding dengan beberapa sesar lain di Jawa Timur, Sesar Wongsorejo terbilang cukup kokoh. Hal ini, karena struktur penyusunnya adalah batuan beku. Berbeda dengan Sesar Surabaya yang lebih rentan karena strukturnya adalah sedimen.
Akan tetapi, kondisi itu bukan berarti menjamin Sesar Wongsorejo aman. Masyarakat Banyuwangi tetap harus waspada dan harus mulai belajar tentang mitigasi bencana.
"Kita harus sadar bahwa kita tinggal di Banyuwangi kita diapit oleh dua lempeng aktif, Indo-Australia dan Eurasia. Setiap hari terjadi gempa namun skalanya kecil sehingga tidak terasa. Tetapi kalau sudah kegempaannya besar maka harus berhati-hati yang tinggal di jalur sesar," tegasnya.
Advertisement