Liputan6.com, Trenggalek Di dunia, bambu dikenal dengan sebutan emas hijau. Sebutan tersebut disematkan karena bambu mampu mengurangi biaya kerusakan yang disebabkan oleh lingkungan yang semakin kritis kondisinya. Selain hal tersebut, bambu juga memiliki manfaat yang luar biasa untuk lingkungan.
Dari sisi ekonomi, semua sektor, baik sandang, pangan, hingga papan mampu ditopang oleh bambu sebagai kerajinan yang memiliki nilai tambah ekonomis.
Advertisement
Mulai dari sektor sandang, seiring berkembangnya waktu, mulai muncul teknologi bahwa serat bambu bisa digunakan untuk tekstil, khususnya baju. Lalu, dari sektor pangan, bambu sudah banyak digunakan sebagai penunjang atau bahan baku utama aneka makanan khas Indonesia.
Dan untuk sektor papan, sudah banyak konstruksi bangunan yang menggunakan bahan bambu. Bahkan, di Trenggalek juga sudah ada pengrajin yang menggunakan bambu sebagai bahan laminasi mebel air.
Dalam upaya mendukung ekosistem bambu agar bisa naik kelas dan juga memperingati Hari Bambu Nasional, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin atau yang kerap disapa Mas Ipin mengeluarkan aturan yang menghimbau kepada setiap warga di wilayah Kabupaten Trenggalek untuk menanam pohon bambu setahun sekali.
"Peraturan tersebut juga sebagai wujud kompensasi atas gas karbon yang dikeluarkan dari setiap aktivitas manusia," katanya.
Mas Ipin pun mengajak masyarakat Trenggalek untuk terus menjaga kelestarian lingkungan, di mana salah satunya bisa dilakukan dengan cara menanam bambu atau pohon kayu yang mampu menyerap air dengan baik.
"Mari kita jaga lingkungan kita, mari kita jaga bumi kita. Kalau kita baik dengan lingkungan, Insya Allah lingkungan akan baik dengan kita melakukan hal tersebut," tutupnya.
(*)