Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Cianjur- Jawa Barat Senin (21/9) lalu menyebabkan banyak korban jatuh. Beberapa kali gempa susulan pun terjadi sehingga membuat puluhan rumah rusak dan listrik padam.
Akibatnya, banyak warga Kabupaten Cianjur terpaksa harus tinggal di tenda-tenda pengungsian dalam waktu lama. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat per 25 November 2022 pengungsi gempa Cianjur mencapai 73.525 orang.
Advertisement
Melihat kondisi tersebut, PT Jababeka Tbk (Jababeka) bersama para tenant di Kawasan Industri Jababeka - Cikarang dan Yayasan Pendidikan Universitas Presiden (YPUP) tergerak untuk membantu.
Mereka melakukan aksi penggalangan dana demi bisa meringankan beban korban bencana gempa bumi di Cianjur. Aksi penggalangan dana tersebut dilakukan sejak 22 November 2022, dan terkumpul Rp160.000.000,- dan natura berupa beras 250 kg dari PT Mitra Pengembang Kawasan (MPK), kasur dan divan 86 unit dari YPUP dan armada logistik sebanyak 3 truk dari PT. Dinamika Makmur Sentosa.
Adapun pemberian bantuan simbolis diterima langsung oleh kepala desa Cibulakan dan tokoh masyarakat di Posko Pengungsian Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Bantuan tahap pertama yang diberikan, yaitu 46 kasur dan divan, 250 Kg Beras, 500 karton mie instan, 300 karton air mineral, 1.000 karton roti, 100 karton biskuit, dan 100 roll terpal.
"Kami turut berduka cita atas bencana gempa di Cianjur yang menyebabkan banyak korban jatuh. Juga melihat kondisi saat ini yang belum aman karena beberapa waktu lalu masih ada gempa susulan, dan banyaknya warga yang tinggal di tenda-tenda pengungsian – sebab belum berani kembali pulang ke rumah masing-masing," kata Tjahjadi Rahardja selaku Wakil Direktur Utama PT Jababeka Tbk di Kawasan Industri Jababeka, Kota Jababeka Cikarang, dikutip Sabtu (26/11/2022).
Bantu Ringakan Beban
"Maka, dari donasi yang terkumpul, kami membeli barang-barang dan bahan makanan-minuman sesuai kebutuhan yang mendesak. Kami harap bantuan tersebut bisa membantu pemerintah daerah menangani dampak gempa, dan meringankan beban saudara kita di Cianjur yang terdampak gempa," lanjut dia.
Tak lupa, Tjahjadi menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada tenant Kawasan Industri Jababeka yang antusias berbagi untuk menolong warga Cianjur yang terdampak gempa Cianjur.
Mereka adalah PT Sekisui Plastics Indonesia, PT Lestari Jaya Perkasa Agung, Prodia OHI, PT. FONDAnusa Aditama, PT System Indonesia, PT Komatsu, PT Cisindo, PT Lazuardi Perkasa, Infiniti Group, PT Printec Perkasa, PT Grafitec, PT Chiyoda Kogyo, PT Indo Sultan Jaya, PT Precision Tools, PT Dinar Makmur Cikarang, FM Global Logistic dan armada dari PT. Dinamika Makmur Sentosa.
“Terimakasih atas support dan partisipasinya. Semua bantuan yang diberikan, saya yakin bisa bermanfaat bagi saudara-saudara kita di Cianjur yang terdampak gempa,” tutup Tjahjadi.
Advertisement
Korban Gempa Cianjur Mulai Terserang Penyakit Ispa hingga Diabetes
Korban gempa Cianjur, Jawa Barat, mulai terserang berbagai penyakit. Pengungsi yang sakit umumnya orangtua dan anak-anak.
Penyakit yang dikeluhkan pengungsi ke posko pengungsian yaitu Ispa, fraktur, luka robek, alergi, myalgia, dyspepsia/gartritis, asma, diare, kudis, dan diabetes akibat tidak terkontrol dan sulit mendapatkan pelayanan.
"Untuk anak-anak banyak kasus mengalami broncho pneumonia, Ispa, patah tulang, kaki, cedera kepala atau tubuh. Rata-rata karena komplikasi dari hasil trauma akibat gempa," kata Ketua Umum PB IDI Dr Moh Adib Khumaidi, dalam keterangannya di Cianjur, Jumat (25/11/2022).
Untuk warga yang kondisinya terbilang berat, kata Adib, dirujuk atau ditangani RS Bhayangkara. Sebab untuk tindakan operasi saat ini dipusatkan di RS Bhayangkara.
"Total operasi yang sudah dilakukan di RS Bhayangkara ada 19 dari 4 tim PABOI Solo, Polri, Makassar, Yogjakarta," kata Adib.
Sementara untuk ibu hamil melahirkan yang ditangani baik normal maupun sectio tercatat ada 8 orang.
"1 yang melahirkan di tenda pengungsian, 7 di RS Bhayangkara," kata dia.
Terus Memantau
Saat ini, PB IDI dan IDI Cianjur terus memantau tenaga kesehatan (nakes) dan membuat sistem klaster kesehatan, sesuai hasil pemetaan di lapangan.
"Relawan dokter dan nakes bekerja bergantian beberapa gelombang. Mereka juga membawa logistik obat-obatan termasuk pendukung pengungsi seperti selimut, bahan makanan, obat-obatan," ujarnya.
Untuk memudahkan dan mempercepat mobilisasi, relawan dokter akan dikirim ke daerah yang belum bisa dijangkau dengan ambulans menggunakan motor trail.
"Untuk mengangkut relawan dokter dan medis lainnya ke wilayah yang belum bisa dijangkau kami dibantu Polri dengan motor trail," kata Adib.
Advertisement