Resensi Film Medieval: Seorang Satria di Medan Perang, Sarat Intrik Politik Tingkat Tinggi Berkedok Ajaran Agama

Medieval film termahal buatan Republik Ceko. Ia memasang Ben Foster, Sophie Lowe dan peraih 2 Piala Oscar Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Micahel Caine.

oleh Wayan Diananto diperbarui 27 Nov 2022, 10:51 WIB
Poster film Medieval. (Foto: Dok. WOG FILM s.r.o./ IMDb)

Liputan6.com, Jakarta Ujug-ujug Medieval tayang di bioskop. Film dari Republik Ceko ini sejatinya menarik karena menampilkan salah satu satria yang jadi ikon perang dengan strategi paling jitu dalam sejarah.

Film Medieval memasang Ben Foster dan Sophie Lowe sebagai bintang utama dengan dukungan penuh dari aktor peraih 2 Piala Oscar Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Michael Caine.

Medieval menampilkan wajah belantara Eropa pada abad ke-14 berhias intrik politik tingkat tinggi disalut aplikasi ajaran agama yang acapkali dipelintir demi kepentingan dan ambisi tertentu.

Berabad-abad setelahnya, tema macam ini masih terasa relevan meski pelakukanya tak lagi berbaju zirah melainkan jas plus dasi. Yang butuh tontonan alternatif, resensi film Medieval ini semoga bisa jadi bekal ke bioskop.

 


Perjalanan Lord Boresh

Ben Foster sebagai Jan Zizka dalam Medieval. (Foto: Dok. WOG FILM s.r.o./ IMDb)

Dibuka dengan perjalanan Lord Boresh (Micahel Caine) yang diadang sejumlah tantara di pinggir kali. Nyawanya melayang andai Jan Zizka (Ben Foster) dan kawan-kawan tak datang tepat waktu.

Kuat dugaan tantara yang berniat membunuh Boresh disuruh Rosenberg (Til Schweiger). Kini, rencana gila muncul. Jan diminta menculik Katherine (Sophia Lowe), tunangan Rosenberg.

Tujuannya, memaksa Rosenberg menepati janji membantu Wenceslas (Karel Roden) agar dinobatkan sebagai kaisar Kekaisaran Romawi Suci. Jan dilema. Ia yakin menculik wanita hanya akan membawa kesialan beruntun.

Benar saja, Jan lalu terjebak dalam politik tingkat tinggi manakala saudara Wenceslaus, Raja Sigismund (Matthew Goode), mengirim tentara yang dipimpin Torak (Roland Moller), untuk menyelamatkan Katherine.

Darah orang tak berdosa bergelimpangan dalam drama penculikan ini. Pasalnya, Torak menyerang pemukiman penduduk termasuk kediaman saudara Jan, Jaroslav (William Moseley).

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Bergerak Cepat

Roland Moller sebagai Torak dalam Medieval. (Foto: Dok. WOG FILM s.r.o./ IMDb)

Medieval bergerak cepat dan mencoba menggambarkan suasana perang secara riil. Ia tak hanya memamerkan adu senjata dan cara mati para pelaku perang yang dramatis. Yang tak kuat melihat adegan sadis dan darah berceceran, bakal sering tutup mata selama menonton.

Medieval juga mempresentasikan strategi perang dari menciptakan asap, “menyabit” lawan dari bawah, mengecoh pakai jebakan, hingga menciptakan jalur alternatif penyelamatan dalam era serbamanual.

 


Naluri Bertahan Hidup

Michael Caine memerankan Lord Boresh dalam Medieval. (Foto: Dok. WOG FILM s.r.o./ IMDb)

Di atas semua itu, Medieval memotret naluri dasar manusia di zaman apapun, yakni bertahan hidup. Cinta, loyalitas, dan intrik politik adalah perona yang membuat wajah film ini kadang muram kadang penuh harapan.

Tipe film macam ini memang kurang butuh eksplorasi akting. Karisma tampaknya lebih penting untuk membuat penonton terkoneksi lalu punya ikatan batin ke sejumlah karakter kunci.

 

 


Mengakomodasi Kebutuhan

Salah satu adegan film Medieval. (Foto: Dok. WOG FILM s.r.o./ IMDb)

Sineas Petr Jakl mengakomodasi kebutuhan ini dengan Ben Foster sebagai ujung tombak. Ia good looking, dengan garis muka tegas, dan riasan wajah yang mencitrakan kesan tangguh, berjiwa pemimpin, dan tanpa ampun.

Di sisi lain, ada Michael Caine. Kali pertama hadir, citra sebagai politikus senior dengan jam terbang enggak kaleng-kaleng langsung menyeruak. Air mukanya tenang. Tampak tahu lebih banyak dari orang di sekitarnya.

 


Kurang Ningrat

Salah satu adegan film Medieval. (Foto: Dok. WOG FILM s.r.o./ IMDb)

Performa Sophie Lowe sejatinya kurang ningrat di sini. Namun, ia diselamatkan oleh karakter yang mudah mengundang empati. Taat agama dan di saat bersamaan menggugat sejumlah orang yang main kotor dengan kedok iman.

Durasi Medieval terbilang eksra, lebih dari 2 jam. Saat menonton, panjang durasi relatif tak terasa. Ini karena kecermatan Petr Jakl menjaga tempo, menempatkan pilar drama dan aksi silih berganti sembari menjaga koneksi antartokoh di level hangat.


Tetap Asyik Diikuti

Salah satu adegan film Medieval. (Foto: Dok. WOG FILM s.r.o./ IMDb)

Terlepas dari kekurangan dan kelebihannya, Medieval asyik diikuti. Yang bikin penonton rada keteteran dalam menikmati Medieval yakni munculnya sejumlah karakter pendukung yang kurang berkontribusi nyata.

Nama dan eksistensi tokoh pendukung ini mau tak mau membuat penonton berpikir atau minimal menandai mereka. Saat film selesai, yang menempel di benak audiens tetap saja Jan Zizka, Katherine, Lord Boresh, dan Rosenberg.

Sejumlah media mencatat Medieval film penting dalam sejarah sinema Ceko. Ia film termahal sepanjang masa dengan biaya produksi 20,3 juta dolar AS atau sekitar 318 miliar rupiah. Fantastis dengan hasil akhir enggak malu-maluin.

 

 

 

Pemain: Ben Foster, Michael Caine, Til Schweiger, William Moseley, Matthew Goode, Sophie Lowe, Karel Roden, Roland Moller, Werner Daehn

Produser: Cassian Elwes

Sutradara: Petr Jakl

Penulis: Petr Jakl

Produksi: WOG FILM s.r.o.

Durasi: 2 jam, 5 menit

 

Film-film ini terinspirasi dari hari kemerdekaan negara Amerika Serikat yang jatuh pada tangga 4 Juli. Apa sajakah?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya