Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait persaingan antar kelompok yang terjadi di Institusi Polri. Hasilnya menunjukkan mayoritas publik percaya ada persaingan, khususnya dengan terbongkarnya kasus Irjen Teddy Minahasa dalam perkara narkoba.
Dari 39 persen responden yang tahu terkait kasus Teddy Minahasa, sebanyak 58,8 persen percaya bahwa ada persaingan kelompok di tubuh Polri. Sementara yang tidak setuju sebesar 28,2 persen.
Advertisement
Sementara yang tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 13 persen.
"Mayoritas dari yang tahu juga setuju bahwa terbongkarnya kasus ini menunjukkan adanya persaingan antar kelompok dalam tubuh Polri yang tidak sehat, 58.8%," ujar Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi saat rilis survei, Minggu (27/11).
Responden juga ditanyakan terkait pemilihan Teddy sebagai Kapolda Jawa Timur menggantikan Irjen Nico Afinta sebelum kasus terbongkar.
Sebanyak 64,7 persen responden menjawab bahwa terbongkarnya kasus Teddy menunjukan Kapolri tidak pandang bulu menindak anggota kepolisian yang melanggar.
Sedangkan, 26,9 persen menilai penangkapan Teddy menunjukan Kapolri tidak becus menentukan figur untuk Kapolda Jawa Timur.
Isu Persaingan Antar Jenderal
Survei juga merekam opini publik terhadap isu persaingan antar jenderal di tubuh Polri. Sebanyak 37,3 persen setuju sedang terjadi persaingan antar jenderal. Sedangkan 32,5 persen tidak setuju. Namun, ada 30,2 persen responden yang tidak tahu atau tidak jawab.
Indikator menggelar survei pada 30 Oktober sampai 5 November 2022. Survei menggunakan metode penarikan sample multistage random sampling dengan jumlah responden 1220 orang. Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement