Liputan6.com, Jakarta - Menangis sebenarnya adalah respons kemarahan yang sangat umum karena kemarahan seringkali merupakan hasil dari perasaan terluka atau sedih, ucap seorang psikolog klinis dan profesor di Universitas Yeshiva, New York City Sabrina Romanoff, PsyD.
Setelah mengekspresikan kemarahan, Romanoff mengungkapkan Anda jadi lebih mudah mengakses rasa sakit dan emosi mendasar lainnya yang berhubungan dengan itu. Inilah sebabnya Anda mungkin menangis ketika marah.
Advertisement
Kemarahan dapat menimbulkan sejumlah emosi, mulai dari perasaan agresif dan negatif hingga kesedihan dan depresi. Di bawah ini, Romanoff menjelaskan beberapa reaksi emosional yang dialami seseorang dalam menanggapi kemarahan menurut situs Verywell Mind.
1. Agresi
Ini dapat mencakup agresi atau tindakan langsung seperti menghancurkan sesuatu atau meninju dinding. Bisa juga dengan mengekspresikan kemarahannya secara tidak langsung melalui sarkasme. Hal ini memungkinkannya untuk menghilangkan impuls agresifnya dengan cara yang disublimasikan.
2. Depresi dan Kecemasan
Reaksi emosional sekunder yang paling umum terhadap kemarahan adalah depresi dan kecemasan.
Kemarahan itu korosif dan mengancam keterikatan serta hubungan.
Oleh karena itu, seseorang berusaha keras untuk melindungi orang lain dari kemarahan dengan menggantinya dengan emosi yang kurang mengancam secara lahiriah, seperti depresi dan kecemasan. Konsekuensinya adalah ia harus menanggung beban emosi yang menyedihkan secara internal ini sendiri.
"Menangis adalah manifestasi fisik dari pelepasan emosi yang dapat mencakup kemarahan dan kesedihan," kata Romanoff.
3. Kritik
Orang juga cenderung menjadi kritis ketika marah. Alih-alih mengatasi masalah secara konstruktif, ia mencari-cari kesalahan orang lain untuk balas dendam.
Romanoff juga mencantumkan beberapa manfaat dan kerugian menangis ketika marah.
Manfaat Menangis Saat Marah
Menangis bukan berarti lemah, melainkan petunjuk bahwa situasi tersebut penting bagi Anda. Air mata membantu memahami lebih banyak tentang Anda serta dampak situasinya terhadap diri sendiri.
Terkadang orang merasakan bahwa air matanya tiba-tiba menetes. Ini menunjukkan bahwa ia memiliki sedikit kesadaran atau wawasan tentang intensitas reaksi emosionalnya.
Air mata dapat bertindak sebagai kompas, mengarahkan Anda ke area yang perlu diperiksa dan diproses lebih jauh.
Kekurangan Menangis Saat Marah
Menangis bisa merugikan ketika berada dalam situasi di mana tidak ingin orang lain tahu bagaimana perasaan Anda sebenarnya. Ini bisa jadi karena Anda percaya hal itu mungkin mengubah persepsinya terhadap diri.
Misalnya, Anda khawatir akan disebut manipulatif atau dipandang negatif oleh orang yang melihat menangis. Selain itu, khawatir orang lain menyimpulkan bahwa Anda tidak dapat mengelola situasi yang menyebabkan rasa hormatnya terhadap Anda hilang.
Dampak negatif ini berkaitan dalam konteks menangis di depan orang lain dan harus dipisahkan dari pengekspresian emosi dalam ruang pribadi serta aman.
Seseorang harus berusaha untuk merangkul dan menyambut emosi karena hal itu memegang kunci penting tentang bagaimana ia bereaksi terhadap situasi di sekitarnya.
Advertisement
Mengatasi Air Mata Saat Marah
Romanoff membagikan beberapa strategi yang dapat membantu mengatasi hujan air mata dan kemarahan dengan cara yang sehat.
Kemarahan menyebabkan perubahan psikologis dan fisiologis dalam tubuh, seperti peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan adrenalin. Perubahan ini dapat mempercepat reaksi Anda dan mengurangi kemampuan untuk membuat keputusan yang rasional.
1. Komunikasikan Perasaan
Batas yang dilanggar serta perasaan tidak terlihat atau diperlakukan dengan buruk merupakan akar dari sebagian kemarahan. Kemarahan adalah reaksi besar yang sulit untuk diabaikan.
Oleh karena itu, penting untuk memproses dan mengomunikasikan perasaan. Ini tidak berarti kemarahan Anda harus meledak-ledak. Anda bisa curhat kepada teman dan anggota keluarga, atau menuliskan apa yang membuat frustrasi dalam jurnal.
2. Lepaskan Emosi
Ketika merasa aman—baik dengan orang lain yang dipercaya atau dengan diri sendiri—Anda harus merangkul air mata sebagai bentuk katarsis. Menangis adalah alat bawaan yang digunakan untuk pengaturan emosi. Ini adalah mekanisme bawaan untuk memproses dan mengelola perasaan yang intens.
3. Pertahankan Ketenangan di Depan Umum
Mungkin ada saat-saat ketika marah tetapi tidak ingin menangis di sekitar orang-orang yang bersama Anda. Misalnya, perasaan tidak ingin menangis di depan kelompok besar atau di depan orang-orang yang mungkin tidak memahami situasi Anda.
Dalam situasi ini, Anda hanya boleh menahan air mata untuk sementara jika hal itu dapat melindungi dari konteks situasional merugikan yang dapat menyebabkan kesalahpahaman.
Jika perlu, beri tahu orang yang bersama Anda untuk berhenti sejenak dan mengubah topik pembicaraan, atau tidak membicarakan hal ini sekarang melainkan melakukannya kembali di lain waktu ketika perasaan Anda lebih baik. Ini dapat memberi ruang untuk mengatur emosi sendiri.
Anda juga dapat mencoba untuk membagi pikiran yang memicu air mata. Berkomitmen pada diri sendiri bahwa Anda akan meninjau kembali emosi-emosi ini nanti kemudian kembali ke tugas yang ada di depan mata.
Jika Anda tidak dapat mengendalikan emosi, lebih baik menyingkir terlebih dahulu. Terkadang lebih baik untuk melepaskan diri dari situasi dan meluangkan waktu untuk menenangkan diri. Anda dapat memberikan respon ketika emosi sudah terkendali.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement