Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 28 November hari apa? Setidaknya ada dua peringatan yang jatuh tepat hari ini, Senin (28/22/2022), yakni Hari Dongeng Nasional dan Hari Menanam Pohon.
Dongeng adalah cerita penting untuk masa kecil. Kisah-kisah ini lebih dari sekedar bahagia selamanya, namun juga menyisipkan pesan moral melalui karakter yang ditampilkan dalam cerita.
Baca Juga
Advertisement
Selain, dongeng juga bisa melatih pancaindra, mengembangkan kemampuan emosi, serta merangsang kreativitas dan kecerdasan anak. Menurut psikolog anak Seto Mulyadi dalam webinar tahun lalu, dongeng juga mendorong orangtua untuk bisa merangsang perkembangan anak.
Dalam catatannya, melansir Merdeka.com, sejumlah pendongeng dan perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendeklarasikan 28 November 2015 sebagai Hari Dongeng Nasional. Tanggal ini dipilih karena merupakan hari kelahiran Drs Suyadi atau yang lebih dikenal dengan nama Pak Raden
Pria yang wafat pada 30 Oktober 2015 itu merupakan salah satu pendongeng paling terkenal di Tanah Air. Deklarasi Hari Dongeng Nasional dilakukan pada 28 November 2015, di lantai 2 perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Deklarasi tersebut dibacakan beberapa pendongeng Indonesia secara serempak. "Deklarasi Forum Dongeng Nasional. Dengan menyebut nama Allah Tuhan yang Maha Esa, kami para pencita dongeng Indonesia, kami para pendidik, pustawakan, dan pemerhati anak, pada hari ini Sabtu 28 November 2015 pukul 10.00 WIB menyatakan perihal utama," kata mereka.
"Demi kepentingan anak Indonesia dan keguyuban para pecinta dongeng, bahwa setiap tanggal 28 November dalam setiap tahun secara bersama di Indonesia merupakan sukacita cerita. Kami para pencinta dongeng Indonesia menjadikan tanggal 28 November sebagai Hari Dongeng Nasional," tandasnya.
Kiat dalam Mendongeng
Dongeng juga bisa dimanfaatkan untuk menjalin komunikasi antara orangtua dan anak, merangsang perkembangan bahasa, dan penanaman nilai-nilai baik. Pria yang akrab disapa Kak Seto ini menambahkan, mendongeng merupakan bagian dari pendidikan bersama antara anak dan orangtua yang saling mencerahkan.
Pendongeng Gery Saleh Puraatmadja alias Paman Gery pun punya beberapa kiat dalam mendongeng, salah satunya kata ajaib seperti "pada suatu hari" sebagai pembuka alam imajinasi anak. Penting juga membuat variasi suara untuk menjelaskan karakter yang berbeda-beda.
Tidak ketinggalan, ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang membuat dongeng jadi lebih menarik. Dongeng yang dibacakan orangtua bisa jadi sebuah kenangan manis untuk buah hati saat mereka dewasa.
"Harus benar-benar menyiapkan waktu. Pilih cerita yang orangtua suka dan kira-kira sesuai dengan anak. Lalu, jangan terbebani dengan nilai moral.," terang Mochamad Ariyo Faridh Zidni, pendiri komunitas Ayo Dongeng Indonesia.
Ariyo menambahkan, orangtua tidak perlu memikirkan alat bantu dan berapa waktu yang akan dihabiskan untuk mendongeng. Pasalnya, jika sudah menikmati, anak biasanya tidak terpikir soal waktu.
Advertisement
Hari Menanam Pohon
Selain Hari Dongeng Nasional 28 November juga diperingati sebagai Hari Menanam Pohon. Melansir situs web Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), peringatannya dimaksudkan menumbuhkan kesadaran dan kepedulian tentang pentingnya pemulihan kerusakan sumber daya hutan dan lahan melalui penanaman pohon.
Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No 24 Tahun 2008 yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam Keppres itu disebutkan, pencanangan Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon di Desa Cibadak, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, pada 28 November 2008.
Aksi tersebut merupakan awal dimulainya kegiatan menanam selama Desember 2007 sebagai Bulan Menanam Nasional. Intinya, kegiatan itu sebagai momentum strategis bangsa Indonesia dalam upaya mengantisipasi perubahan iklim global, degradasi, deforestasi hutan dan lahan, serta kerusakan lingkungan lain yang mengakibatkan penurunan produktivitas alam.
Pentingnya pohon juga diakui di dunia, karena setiap 21 November diperingati sebagai Hari Pohon Sedunia. Peringatan Hari Pohon Sedunia bertujuan mengampanyekan gerakan menanam pohon untuk mencegah dampak kerusakan alam dan perubahan iklim.
Untung Juga Secara Ekonomi dan Wisata
Setelah menanam pohon, keuntungan yang didapatkan bukan sekadar memproduksi oksigen, namun juga dapat dilihat secara ekonomi dan wisata. Pohon bakau, misalnya, mulai dapat dirasakan manfaatnya untuk ekosistem lingkungan dan masyarakat setelah berusia sekitar lima tahun.
"Mangrove adalah tempat habitat satwa berlindung sebelum mereka siap untuk hidup lepas ke laut," sebut Paundra Hanoetama, founder Mangrove Jakarta melalui wawancara telepon, 17 November 2022.
Manfaat bakau dari segi ekonomi pun banyak. Salah satunya buahnya dapat dijadikan sirup dan dodol. "Kita lagi kerja sama dengan UMKM di Muara Gembong, Bekasi agar masyarakat setempat bisa mengolahnya jadi produk," katanya lagi.
Paundra menyebut, pohon mangrove yang ditanam haruslah dicek secara berkala. Namun, komunitasnya tifak berhenti sampai menanam pohon. Mereka terus mengedukasi, terutama masyarakat sekitar yang sering kali merusak mangrove.
Batang pohon bakau disebut sering kali mereka jadikan kayu bakar untuk memasak. Padahal, tempat tinggal mereka terancam abrasi pantai, yang mana salah satunya bisa menyebabkan banjir banjir rob.
Advertisement