Liputan6.com, Tuban - Perum Perhutani Tuban menipis tudingan Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) yang menyampaikan bencana banjir di sejumlah wilayah salah satunya disebabkan hutan perhutani gundul.
"Kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani tidak semua kosong, di beberapa kawasan hutan produksi ada jenis tanaman kayu putih yang terkesan kosong karena baru di pangkas,” ungkap Miswanto, Administratur (Adm) Perhutani KPH Tuban, Senin (28/11/2022).
Advertisement
Menurutnya, untuk tanaman kayu putih kalau Desember sampai April itu akan terasa kelihatan hutannya. Karena saat itu masih belum di produksi daunnya untuk di suling jadi minyak kayu putih.
“Tapi kalau sudah mulai di produksi yang di lapangan tinggal pohon setinggi 1 meter tanpa daun yang lebat terkesan itu sebagai tanah kosong,” tambah Miswanto.
Ia menyampaikan penyebab timbulnya banjir yang berasal dari kawasan hutan dikarenakan penggarapan oleh masyarakat secara terus menerus dan cenderung merusak tanaman kehutanan dengan cara menyemprot dengan obat.
Selain itu, ia kembali menerangkan salah satu program perum perhutani KPH Tuban dalam rangka ikut mencegah banjir setiap tahunnya. Yaitu dengan melakukan reboisasi pada kawasan hutan yang kosong,
“Adapun keluasan reboisasi dilaksanakan dan akan dilaksanakan antara lain dengan realisasi tahun 2021 seluas 1.228,84 hektar. Tahun 2022 seluas 958,87 hektar. Kemudian, rencana tahun 2023 seluas 1.100,9 hektar,” bebernya.
Miswanto pun menyampaikan komitmen untuk mengatasi banjir dengan melakukan penanaman bersama termasuk dengan Forkopimda setempat. Serta melibatkan masyarakat sekitar hutan.
“Kita juga berkomitmen untuk mengatasi banjir dengan mengedukasi untuk penyadaran secara bertahap untuk cinta lingkungan,” terangnya.
Faktor Banjir
Diketahui, DLHP Tuban menilai kawasan hutan perhutani gundul menjadi salah satu faktor utama pemicu banjir. Hal tersebut ungkap Kepala DLHP Tuban Bambang Irawan, Minggu (26/11/2022).
Ia menyampaikan banjir di Tuban ini rata-rata dari kawasan hutan perhutani yang gundul. Sehingga, kondisi itu yang perlu di pahami oleh teman-teman perhutani.
Lebih lanjut, DLHP Tuban juga mempersoalkan penanaman bibit pohon yang dilakukan pihak perhutani karena tidak maksimal.
Advertisement