Liputan6.com, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berniat menambah kepemilikan sahamnya di PT PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo.
Direktur Smartfren, Antony Susilo mengatakan, perseroan saat ini masih melakukan diskusi dengan pemegang saham mayoritas MORA untuk memperoleh lampu hijau atas rencana penambahan saham.
Advertisement
"Kita selalu ingin menambah jumlah investasi di Moratelindo, karena kita lihat Moratelindo ini perusahaan sangat baik, sehat dan potensial. Jadi kami berupaya melakukan diskusi dengan pemegang saham mayoritas, apakah kita bisa tambah porsi kepemilikan,” kata Antony dalam paparan publik perseroan, Senin (28/11/2022).
Kendati begitu, Antony mengatakan saat ini terlalu dini untuk mendiskusikan rencana itu lebih lanjut. Adapun penambahan kepemilikan saham bisa dilakukan dengan berbagai cara, apakah melalui penambahan modal dengan hal memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement, atau membeli saham eksisting yang beredar saat ini.
"Jadi kalau dari kami ada rencana, semoga kita bisa diberi izin tahun depan kita bisa menambah kepemilikan di Moratelindo, tidak tahu besarnya berapa, kita masih diskusi," ujar dia.
Pada 2021, Smartfren Telecom masuk sebagai pemegang 20,5 persen saham Moratelindo. Kemudian pada tahun ini Moratelindo melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), di mana Smartfren tidak berpartisipasi. Sehingga kepemilikan saham Smartfren terdilusi menjadi sebesar 18,5 persen.
Smartfren Private Placement, Sudah Ada Investor?
Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan menerbitkan saham baru dalam rangka penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Rencana ini telah mendapat restu pemegang saham melalui RUPS 12 Juli 2022.
Direktur PT Smartfren Telecom Tbk, Antony Seusilo mengatakan, perseroan telah mempersiapkan infrastruktur terkait aksi tersebut. Perseroan juga telah diskusi dengan beberapa investor besar yang berniat masuk Smartfren Telecom melalui private placement. Sayangnya, dia belum bisa menyebutkan siapa investor tersebut.
"Banyak diskusi yang terjadi dengan para investor besar. Tapi ini sifatnya lebih stratagic, di mana mereka ada keinginan untuk masuk Smarfren. Jadi instrumen private placement kita sudah siapkan,” kata dia dalam paparan publik perseroan, Senin (28/11/2022).
Dalam rangka private placement perseroan berencana menerbitkan 31 miliar lembar saham FREN dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham itu setara 10 persen dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Advertisement
Dana Hasil Private Placement
Harga pelaksanaan dipatok pada Rp 100 per saham, sehingga total dana yang dihimpun dari aksi ini senilai Rp Rp 3,1 triliun.Perseroan akan memakai dana hasil private placement tersebut untuk investasi dan keperluan modal kerja perseroan dan atau entitas anak perseroan.
"Kita sudah ada diskusi dengan potensial investor, tapi semua masih dalam tahap pembicaraan. Tapi para shareholder kami sudah setuju untuk menerima para investor-investor strategis itu untuk masuk ke perseroan. Kami percaya strategic investor akan membawa angin baru bagi kami supaaya lebih maju,” imbuh Antony.
Pada penutupan perdagangan saham Senin, 28 November 2022, saham FREN stagnan di posisi Rp 73 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 74 dan terendah Rp 73 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.654 kali dengan volume perdagangan 1.244.726 saham. Nilai transaksi Rp 9,1 miliar.
Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mengumumkan kinerja perseroan perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022.
Pada periode tersebut perseroan berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,65 triliun. Berbalik dari rugi tahun berjalan pada September 2021 sebesar Rp 441,72 miliar.
Mengutip laporan keuangan perseroan, Kamis (10/11/2022), raihan itu sejalan dengan pendapatan usaha perseroan yang tercatat sebesar Rp 8,29 triliun. Naik 8,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,64 triliun.
Bersamaan dengan itu, beban usaha naik menjadi Rp 7,85 triliun dari Rp 7,64 triliun pada September 2021. Dengan demikian, perseroan mengukuhkan laba usaha sebesar Rp 436,55 miliar, naik signifikan dibandingkan September 2021 sebesar Rp 5,12 miliar.
Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan lain-lain perseroan sebesar Rp 971,92 miliar. Berbalik dari posisi periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan mengatakan beban lain-lain sebesar Rp 597,84 miliar.
Setelah ditambah penghasilan pajak tangguhan sebesar Rp 234,52 miliar, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 1,64 triliun.
Berbalik dari posisi September 2021, di mana perseroan mencatatkan rugi periode berjalan sebesar Rp 441,72 miliar.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 45,39 triliun dari posisi Desember 2021 sebesar Rp 43,36 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 1,54 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp 43,85 triliun.
Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 31,09 triliun, naik dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar Rp 30,7 triliun. Terdiri dari liabilitas lancar Rp 9,54 triliun dan liabilitas tidak lancar Rp 21,54 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi Rp 14,39 triliun dari Rp 12,65 triliun pada Desember 2021.
Advertisement