Smartfren Telecom Siapkan Belanja Modal Setara Rp 3,14 Triliun pada 2023

Direktur Utama Smartfren Telecom (FREN), Merza Fachys tidak merinci lebih lanjut alokasi belanja modal.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Nov 2022, 19:35 WIB
Direktur Utama Smartfren Telecom (FREN), Merza Fachys saat paparan publik perseroan, Senin (28/11/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai USD 200 juta atau sekitar Rp 3,14 triliun (kurs Rp 15.718,75 per USD) pada 2023.

Sayangnya, Direktur Utama Smartfren Telecom, Merza Fachys tidak merinci lebih lanjut alokasi belanja modal itu. Namun secara garis besar, belanja modal akan digunakan untuk pengembangan jaringan.

"Capex 2023 kita jaga di sekitar USD 200 juta. Mudah-mudahan akan menjawab apa saja kebutuhan-kebutuhan di 2023 agar kita tetap berkebang dnegan apapun yang kita harus kembangkan di jaringan, Namun kita jaga semuanya tetap efisien,” kata Merza dalam paparan publik perseroan, Senin (28/11/2022).

Bersamaan dengan itu, perseroan berupaya memastikan pertumbuhan kinerja bisa terjaga pada tahun depan, meski banyak yang memperkirakan akan terjadi krisis. Untuk itu, perseroan mempersiapkan diri dengan melakukan efisiensi secara prudent dari sisi biaya operasional.

"Jadi kita sepakat cost kita di 2023 lebih efisien lagi, dengan harapan agar EBITDA level kita terjaga dan tetap tumbuh pada level yang kita inginkan. Mudah-mudahan 2023 yang banyak dibicarakan sebagai tahun krisis ini tidak terjadi di Smartfren,” imbuh Merza.

Sebagai gambaran, hingga kuartal III 2022 Smartfren berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,65 triliun. Berbalik dari rugi tahun berjalan pada September 2021 sebesar Rp 441,72 miliar. Raihan itu sejalan dengan pendapatan usaha perseroan yang tercatat sebesar Rp 8,29 triliun. Naik 8,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,64 triliun.

 


Smartfren Private Placement, Sudah Ada Investor?

Proses optimasi BTS yang dilakukan Smartfren. (Foto: Smartfren)

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan menerbitkan saham baru dalam rangka penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Rencana ini telah mendapat restu pemegang saham melalui RUPS 12 Juli 2022.

Direktur PT Smartfren Telecom Tbk, Antony Seusilo mengatakan, perseroan telah mempersiapkan infrastruktur terkait aksi tersebut. Perseroan juga telah diskusi dengan beberapa investor besar yang berniat masuk Smartfren Telecom melalui private placement. Sayangnya, dia belum bisa menyebutkan siapa investor tersebut.

"Banyak diskusi yang terjadi dengan para investor besar. Tapi ini sifatnya lebih stratagic, di mana mereka ada keinginan untuk masuk Smarfren. Jadi instrumen private placement kita sudah siapkan,” kata dia dalam paparan publik perseroan, Senin (28/11/2022). 

Dalam rangka private placement perseroan berencana menerbitkan 31 miliar lembar saham FREN dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Jumlah saham itu setara 10 persen dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Harga pelaksanaan dipatok pada Rp 100 per saham, sehingga total dana yang dihimpun dari aksi ini senilai Rp Rp 3,1 triliun.

Perseroan akan memakai dana hasil private placement tersebut untuk investasi dan keperluan modal kerja perseroan dan atau entitas anak perseroan.

"Kita sudah ada diskusi dengan potensial investor, tapi semua masih dalam tahap pembicaraan. Tapi para shareholder kami sudah setuju untuk menerima para investor-investor strategis itu untuk masuk ke perseroan. Kami percaya strategic investor akan membawa angin baru bagi kami supaaya lebih maju,” imbuh Antony.

Pada penutupan perdagangan saham Senin, 28 November 2022, saham FREN stagnan di posisi Rp 73 per saham. Saham FREN berada di level tertinggi Rp 74 dan terendah Rp 73 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.654 kali dengan volume perdagangan 1.244.726 saham. Nilai transaksi Rp 9,1 miliar. 


Kinerja Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mengumumkan kinerja perseroan perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022.

Pada periode tersebut perseroan berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,65 triliun. Berbalik dari rugi tahun berjalan pada September 2021 sebesar Rp 441,72 miliar.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Kamis (10/11/2022), raihan itu sejalan dengan pendapatan usaha perseroan yang tercatat sebesar Rp 8,29 triliun. Naik 8,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,64 triliun.

Bersamaan dengan itu, beban usaha naik menjadi Rp 7,85 triliun dari Rp 7,64 triliun pada September 2021. Dengan demikian, perseroan mengukuhkan laba usaha sebesar Rp 436,55 miliar, naik signifikan dibandingkan September 2021 sebesar Rp 5,12 miliar.

Pada periode ini, perseroan mencatatkan pendapatan lain-lain perseroan sebesar Rp 971,92 miliar. Berbalik dari posisi periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan mengatakan beban lain-lain sebesar Rp 597,84 miliar.

Setelah ditambah penghasilan pajak tangguhan sebesar Rp 234,52 miliar, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 1,64 triliun.

Berbalik dari posisi September 2021, di mana perseroan mencatatkan rugi periode berjalan sebesar Rp 441,72 miliar.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 45,39 triliun dari posisi Desember 2021 sebesar Rp 43,36 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 1,54 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp 43,85 triliun.

Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 31,09 triliun, naik dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar Rp 30,7 triliun. Terdiri dari liabilitas lancar Rp 9,54 triliun dan liabilitas tidak lancar Rp 21,54 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi Rp 14,39 triliun dari Rp 12,65 triliun pada Desember 2021.


Smartfren Fokus Garap Proyek Data Center, Begini Perkembangannya

Foto: BTS Smartfren di BSD, Tangerang Selatan. (Foto: Corpcomm Smartfren).

Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) fokus realisasikan rencana pengembangan data center. Sebelumnya, perseroan mengatakan perkembangannya telah berada pada tahap rancangan atau desain.

"Aksi korporasi saat ini masih fokus kemarin kita ada tandatangan MoU dengan data center. Kita sedang fokus, mudah-mudahan segera terealisasi. Saat ini kita masih konsolidasi untuk fokus penyembangan bisnis operasionalnya,” kata Managing Director Sinar Mas merangkap Wakil Komisaris Utama PT Smartfren Telecom Tbk, Ferry Salman di Jakarta, Jumat (7/10/2022).

Grup Sinar Mas bekerja sama dengan perusahaan asal Abu Dhabi yang bergerak di sektor Artificial Intelligence (AI) dan Cloud Computing yakni Group 42 (G42) dalam pengembangan data center terbesar di Indonesia dan pengembangan Smart city.

Proyek tersebut dilaksanakan melalui Smartfren dan Sinar Mas Land, yang telah menandatangani Mou untuk membangun pusat data berkapasitas 1000 MegaWatt (MW) di Indonesia dan berkolaborasi dalam mentransformasikan BSD City menjadi smart city.

Berdasarkan pemberitaan Liputan6.com pada 25 Agustus 2022, Presiden Direktur Smartfren Telecom, Merza Fachys mengatakan, progres data center bersama Abu Dhabi masih dalam tahap rancangan. Terkait realisasi pembangunannya, ia belum bisa memastikan waktunya.

"Kita maunya kemarin, kalau lihat progressnya mungkin tidak sempet, ternyata desainnya begitu ya. Itu bukan bangun satu tapi banyak 1.000 mega watt (MW),” ujar Merza.

Semula, perseroan berencana memulai pengembangan bisnis data center pada 2022. Namun, Merza mengakui masih banyak perencanaan yang harus dimatangkan. Sehingga tenggat waktu penyelesaiannya belum dapat dipastikan untuk saat ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya