Tunggu Hasilnya, Erick Thohir Sulap Lokananta Jadi Creative Hub

Lokananta akan menjadi sentra kreativitas bagi para seniman, pentas ekspresi bagi para musisi, serta wahana bagi UMKM lokal untuk mengembangkan usahanya.

oleh Arief Rahman H diperbarui 28 Nov 2022, 20:10 WIB
Keping piringan hitam Indonesia Raya di Studio Lokananta (Liputan6.com/Mochamad Khadafi)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan tak ingin ada aset BUMN yang mangkrak, termasuk studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta. Maka, dia ingin menyulap aset BUMN itu menjadi pusat kreativitas atau creative hub.

Erick juga menegaskan pihaknya mendukung langkah tersebut. Ke depan, Lokananta akan menjadi sentra kreativitas bagi para seniman, pentas ekspresi bagi para musisi, serta wahana bagi UMKM lokal untuk mengembangkan usahanya.

“Kami di BUMN melihat pertumbuhan ekonomi ini harus terus didorong. Salah satunya di industri kreatif. Industri kreatif itu turunannya apa, musik, film dan lainnya. Kita harus jadi pop culture country, artinya budaya kita harus punya nilai ekonomi, tapi tidak menghilangkan esensi dari budaya kita,” tutur Erick Thohir dalam keterangannya, Senin (28/11/2022).

“Saya berharap Lokananta dapat menjadi salah satu destinasi wisata edukatif yang dapat memberikan multiplier effect untuk perekonomian, khususnya bagi musisi lokal, UMKM, dan masyarakat sekitar. Karena itu, BUMN mendukung penuh pengembangan Lokananta dengan semangat mendorong kebangkitan industri kreatif dan UMKM di Indonesia. Banyak aset-aset BUMN yang punya nilai sejarah, kita coba kembangkan dan bangkitkan daripada mangkrak, mending kita manfaatkan,” tambahnya.

Lokananta menjadi salah satu bagian terpenting dari sejarah industri musik di Indonesia. Sejak didirikan pada tanggal 29 Oktober 1956 oleh Raden Maladi, Oetojo Soemowidjojo dan Ngabehi Soegoto Soerjodipoero, Lokananta telah menghasilkan sekitar 50 ribu keping piringan hitam dan mengorbitkan banyak musisi legendaris Indonesia, seperti Gesang, Ismail Marzuki, Waljinah, Bing Slamet, Titiek Puspa, sam Saimun, dan Bubi Chen.

 


Masih Simpan Aset Rekaman Bersejarah

Sampul rekaman pidato Bung Karno dan Lagu Indonesia Raya Produksi Lokananta (Liputan6.com/Mochamad Khadafi)

Bahkan, banyak musisi dan penyanyi legendaris Indonesia yang pernah merekam lagu-lagunya di Lokananta, seperti Slank dan Glenn Fredly. Lokananta juga masih menyimpan aset rekaman bersejarah di Indonesia, seperti 5.000 arsip lagu daerah maupun nasional, termasuk di antaranya master lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.

Untuk itu, Erick memandang, Lokananta sebagai aset Perum Percetakan Negara Republik Indonesia yang bergabung dalam Klaster Perusahaan Pengelola Aset (anggota Holding BUMN Danareksa) perlu dioptimalkan agar dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi industri kreatif dan anak muda. Lokananta sebagai studio rekaman pertama dan terbesar di Indonesia, memiliki kualitas hasil rekaman sekelas studio rekaman Abbey Road di London,studio rekaman pengorbit band legendaris The Beatles.

“Lokananta sebagai aset yang merupakan sejarah bangsa Indonesia, ya ini kalau bisa dimanfaatkan juga untuk komunitas. Nah karena itu makanya hari ini kita kembalikan bagaimana aset ini bisa bermanfaat utk industri kreatif dan anak muda Indonesia khususnya Solo. Dengan peran PPA sebagai agen restrukturisasi Pemerintah, PPA berkolaborasi dengan PP Urban, arsitek Andra Matin, dan M Bloc bersama-sama merevitalisasi aset Lokananta, tentunya dengan dukungan berbagai pihak, seperti Pemprov Jawa Tengah, dan Pemprov Surakarta, dan Kementerian BUMN,” paparnya.

 


Didukung Gibran

Menteri BUMN Erick Thohir membawa para musikus ke studio rekaman pertama di Indonsia, Lokananta. Dia memang sejak lama ingin menghidupkan kembali studio tersebut.

Langkah ini juga didukung oleh Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka. Ia mendorong agar anak-anak muda dapat bersama-sama memanfaatkan Lokananta, tidak hanya menjadi penonton.

“PR kita adalah mengisi konten-konten yang ada disini. Kita tidak boleh hanya menjadi penonton, karena disini itu banyak sekali musisi-musisi potensial,” tuturnya.

Tidak hanya di Solo, dalam kesempatan tersebut Galih Naga Seno selaku perwakilan komunitas musik mengajak agar para musisi di Indonesia dapat mendukung keberlanjutan Lokananta.

“Untuk mendukung itu semua, bagaimana kita bisa sustainable, bagaimana kita sebagai musisi daerah maupun dari berbagai Nusantara ini kita mampu mengedepankan visi misi kita untuk bersaing di era global. Marilah teman-teman musisi Indonesia, kita bersama-sama meraih kebanggaan, kebersamaan, kebersatuan, karena ini adalah letak dari pilar perekaman musik Indonesia,” ajaknya.

Sebagai bentuk dukungan nyata Kementerian BUMN kepada para musisi lokal, Lokananta menjadi saksi penandatanganan MoU Holding Danareksa-PPA dengan perwakilan musisi lokal dari berbagai daerah. Selain itu, sebagai upaya memperkenalkan kembali Lokananta kepada generasi milenial dan gen Z, Lokananta menggelar Lokananta Reload yang dapat dihadiri masyarakat umum.

 

Infografis Gebrakan 30 Hari Menteri BUMN Erick Thohir. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya