Ini Penyebab Bike Sharing di Jakarta Terbengkalai

Layanan sewa berbagi sepeda atau bike sharing di sejumlah titik Jakarta terbengkalai. Sepeda-sepeda yang disediakan tak terawat dengan baik.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Nov 2022, 06:03 WIB
Kondisi tak terawat sepeda Gowes di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (28/6/2022). Layanan sepeda sewa (bike sharing) dari Pemprov DKI Jakarta tampak tak terawat dari jok hilang hingga QR untuk menggunakan sepeda tersebut tidak bisa digunakan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta merespons layanan sewa berbagi sepeda atau bike sharing yang kini terbengkalai. Menurut Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo, bike sharing terbengkalai karena operator kesulitan pendanaan.

Sebab, teknologi yang kini dipakai operator bike sharing Jakarta masih berbasis 2G, sementara butuh dana untuk mengembangkan menjadi 4G.

“Dari hasil evaluasi rekan-rekan operator existing, Gowes, itu kesulitan pendanaan karena sekarang kan aplikasi mereka masih menggunakan 2G teknologi. Jadi akan upgrade itu, tentu perlu investor untuk itu,” kata Syafrin saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (28/11/2022).

Kini bike sharing pun sedang dalam tahap evaluasi seiring dengan terbitnya Pergub Nomor 36 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Sepeda Terintegrasi Angkutan Umum Massal.

“Sebagaimana diketahui sejak tahun 2020 kami melakukan uji coba sepeda sewa/bike sharing sambil menunggu regulasi. Dalam uji coba, operator yang berminat adalah Gowes,” kata Syafrin.

Syafrin juga mengungkapkan, terdapat beberapa operator yang tertarik untuk mengelola bike sharing di Jakarta dengan pola yang baru.

“Ada beberapa operator yang berminat untuk masuk pengelolaan bike share di Jakarta dengan pola baru yang diatur dalam Pergub tadi. Ada beberapa ada BUMD juga yang sudah berminat tapi saya kurang paham list-nya,” tambah Syafrin.

 

Reporter: Lydia Fransisca

Merdeka.com


Anies Targetkan Jakarta Punya Lajur Sepeda hingga 535,6 Km

Pengendara sepeda melewati jalur khusus sepeda di Jalan Pejompongan Raya, Jakarta Pusat, Selasa (15/11/2022). Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Syafrin Liputo memastikan tidak ada pembangunan jalur sepeda di 2023 dan akan mengevaluasi efektivitas pemanfaatan jalur sepeda eksisting di ibukota Jakarta. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana menambah lajur sepeda dan pejalan kaki di ibu kota. Sebanyak 535,68 kilometer lajur sepeda ditargetkan rampung hingga 2026.

Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 25 Tahun 2022 Tentang Rencana Pembangunan Daerah Tahun 2023-2026.

"Telah direncanakan pembangunan lajur sepeda sepanjang 298 km yang terhubung dengan jaringan angkutan umum massal, dan pada tahun 2026 ditargetkan total lajur sepeda sepanjang 535,68 km," kata Anies yang dikutip dari Pergub RPD 2023-2026 pada Jumat (23/9/2022).

Selain penambahan lajur sepeda, orang nomor satu di DKI Jakarta itu juga bakal menambah ruang pejalan kaki hingga 1.808.594 meter persegi.

Diketahui, saat ini Anies telah membangun jalur pejalan kaki seluas 1.258.594 meter persegi yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung hingga 2022.

"Lalu, pada tahun 2026 (jalur pejalan kaki) ditargetkan peningkatan luas menjadi 1.808.594 meter persegi," ujar dia.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan, penambahan jalur sepeda hingga jalur pejalan kaki akan difokuskan pada lokasi jalan arteri sekunder dan kolektor sekunder, kawasan simpul-simpul transit, kawasan pesisir pantai Jakarta, dan kawasan lainnya yang diatur sebagai pusat layanan perkotaan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya