Rupiah Melemah, Banyak Orang Beli Dolar AS Jelang Akhir Tahun

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi melemah, dipengaruhi demonstrasi di China dan komentar pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS)

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Nov 2022, 10:16 WIB
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi melemah, dipengaruhi demonstrasi di China dan komentar pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed).

Rupiah pagi ini melemah delapan poin atau 0,05 persen ke posisi 15.730 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.722 per dolar AS.

"Rupiah masih berpeluang tertekan hari ini terhadap dolar AS," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Selasa (29/11/20220.

Ariston menyampaikan beberapa faktor atau sentimen yang masih menekan rupiah, salah satunya demonstrasi besar-besaran di China yang bisa mengganggu perekonomian negara itu dan berdampak negatif ke perekonomian negara lain yang terkait erat dengan perekonomian China.

"Selain itu kebijakan suku bunga tinggi The Fed untuk menekan turun inflasi AS, memicu penguatan dolar AS," ujar Ariston.

Presiden The Fed St Louis, James Bullard, mengatakan pada Senin (28/11) bahwa The Fed perlu menaikkan suku bunga sedikit lebih jauh untuk mendapatkan kendali inflasi dan menurunkan kembali menuju target bank sentral 2 persen.

Dalam sebuah wawancara dengan MarketWatch, Bullard mengatakan pasar keuangan meremehkan kemungkinan pembuat kebijakan perlu lebih agresif tahun depan dalam menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi.

Di tempat lain Presiden The Fed New York John Williams mengatakan dalam pidatonya di Economic Club of New York bahwa para pejabat memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengekang inflasi yang masih terlalu tinggi.

 


Jelang Akhir Tahun

Teller menunjukkan mata uang dolar di Jakarta, Jumat (2/2). Deputi Gubernur BI Senior Mirza Adityaswara mengatakan, bahkan sebelum fluktuasi yang terjadi beberapa hari ini, rupiah sudah undervalue. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu pelemahan rupiah juga dipengaruhi permintaan dolar AS yang biasanya tinggi menjelang akhir tahun untuk kegiatan korporasi seperti pembayaran utang.

"Permintaan yang tinggi sementara suplai tidak bertambah bisa mendorong penguatan dolar AS," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpeluang melemah ke kisaran 15.750-15.780 per dolar AS dengan potensi penguatan di kisaran 15.680-15.700 per dolar AS.

Pada Senin (28/11) rupiah ditutup melemah 55 poin atau 0,35 persen ke posisi 15.728 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.673 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya