Ada Warna Urine Oranye bahkan Biru, Kok Bisa?

Warna urine dapat bervariasi, misalnya kuning, oranye, merah, hijau, hingga biru. Perbedaan warna ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti makanan yang dikonsumsi serta masalah kesehatan yang diderita.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Nov 2022, 11:00 WIB
urine biru (sumber: Pexel)

Liputan6.com, Jakarta - Warna urine normal bervariasi, tergantung pada berapa banyak air yang Anda minum. Air mencairkan pigmen kuning dalam urine, sehingga semakin banyak yang diminum, semakin jernih warna urine Anda.

Ketika Anda minum lebih sedikit, warnanya menjadi lebih terkonsentrasi. Itulah mengapa seseorang yang dehidrasi parah dapat menghasilkan urine kuning.

Meskipun demikian urine dapat berubah warna jauh melampaui apa yang normal. Misalnya urine yang berwarna merah, biru, hijau, coklat tua dan putih keruh.

Urine yang berubah warna biasanya disebabkan oleh obat-obatan, makanan tertentu atau pewarna makanan. Namun, dalam beberapa kasus, perubahan warna urine dapat disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu.

Perlu diingat bahwa kategori warna di sini adalah perkiraan, karena apa yang terlihat seperti merah bagi Anda mungkin terlihat seperti oranye bagi orang lain. Beberapa variasi warna urine menurut situs Mayo Clinic yaitu:

1. Urine merah atau merah muda

Meskipun penampilannya mengkhawatirkan, urine merah belum tentu serius. Urine merah atau merah muda dapat disebabkan oleh:

-Darah

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan munculnya darah dalam urine (hematuria) antara lain infeksi saluran kemih, pembesaran prostat, tumor kanker dan nonkanker, kista ginjal, lari jarak jauh, dan batu ginjal atau batu kandung kemih.

-Makanan

Bit, blackberry, dan rhubarb dapat mengubah warna urine menjadi merah atau merah muda.

-Obat

Rifampin serta antibiotik yang sering digunakan untuk mengobati TBC dapat mengubah warna urine menjadi oranye kemerahan.

Begitu juga dengan phenazopyridine yang merupakan obat untuk menghilangkan rasa tidak nyaman saluran kemih, serta obat pencahar yang mengandung senna.


2.Urine oranye

 Urine oranye dapat dihasilkan dari:

-Obat

Obat-obatan yang dapat mengubah urine menjadi oranye termasuk obat anti-inflamasi sulfasalazine, phenazopyridine, beberapa obat pencahar serta obat kemoterapi tertentu.

-Kondisi medis

Dalam beberapa kasus, urine oranye dapat mengindikasikan masalah hati atau saluran empedu, terutama jika Anda juga memiliki tinja berwarna terang. Dehidrasi, yang dapat mengonsentrasikan urine dan membuatnya warnanya jauh lebih gelap, juga dapat membuat urine tampak oranye.

3. Urine biru atau hijau

Urine biru atau hijau dapat disebabkan oleh:

-Pewarna

Beberapa pewarna makanan berwarna cerah dapat menyebabkan urine hijau. Sementara pewarna yang digunakan untuk beberapa tes fungsi ginjal dan kandung kemih dapat mengubah urine menjadi biru.

-Obat

Sejumlah obat menghasilkan urine biru atau hijau, termasuk amitriptyline, indomethacin dan propofol.

-Kondisi medis

Familial benign hypercalcemia merupakan gangguan bawaan yang langka yang terkadang disebut sindrom popok biru karena anak-anak dengan gangguan tersebut memiliki urine biru.

Sedangkan urine hijau terkadang terjadi selama infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri pseudomonas.


4. Urine berwarna coklat tua atau menyerupai cola

Perubahan Warna & Bau Urine

Urine coklat dapat dihasilkan dari:

-Makanan

Makan kacang fava dalam jumlah besar, rhubarb atau lidah buaya dapat menyebabkan urine berwarna coklat gelap.

-Obat

Sejumlah obat dapat mengubah warna urine menjadi lebih gelap. Misalnya obat antimalaria, antibiotik metronidazole dan nitrofurantoin, obat pencahar yang mengandung cascara atau senna, dan methocarbamol yang merupakan pelemas otot.

-Kondisi medis

Beberapa gangguan hati dan ginjal dan beberapa infeksi saluran kemih dapat mengubah urine menjadi coklat tua.

-Olahraga ekstrem

Cedera otot akibat olahraga ekstrem dapat menyebabkan urine berwarna merah muda atau cola.

5. Urine keruh

Infeksi saluran kemih dan batu ginjal dapat menyebabkan urine tampak keruh.

Sementara itu, perubahan warna urine yang bukan hasil dari makanan atau obat-obatan dapat disebabkan oleh kondisi medis yang memengaruhi warna urine. Faktor-faktor yang menempatkan Anda pada risiko kondisi medis yang dapat mempengaruhi warna urine termasuk:


1. Umur

Ilustrasi Sampel Urine (sumber: unsplash)

Tumor kandung kemih dan ginjal yang dapat menyebabkan darah dalam urine lebih sering terjadi pada lansia. Pria yang berusia lebih dari 50 tahun terkadang memiliki urine berdarah karena kelenjar prostat yang membesar.

 2. Riwayat keluarga

Jika Anda memiliki keluarga dengan penyakit ginjal atau batu ginjal, kemungkinan besar ini dapat menyebabkan munculnya darah dalam urine.

3. Olahraga berat

Pelari jarak jauh memiliki risiko paling tinggi, tetapi siapa pun yang berolahraga dengan penuh semangat dapat mengalami pendarahan urine.

Perubahan warna urine biasanya hanya berlangsung sementara dan tidak berbahaya. Namun, segera hubungi dokter jika Anda memiliki:

-Darah yang terlihat dalam urine

Urine berdarah sering terjadi karena infeksi saluran kemih dan batu ginjal. Masalah-masalah ini biasanya menyebabkan rasa sakit. Pendarahan tanpa rasa sakit mungkin menandakan masalah yang lebih serius, seperti kanker.

-Urine gelap atau oranye

Jika urine berwarna gelap atau oranye—terutama jika Anda juga memiliki tinja pucat dan kulit serta mata kuning—organ hati Anda mungkin tidak berfungsi.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya