Liputan6.com, Jakarta Lions Club Distrik 307-A1 menggelar peringatan Hari Pahlawan dengan tema ‘Menjadi Pahlawan untuk Sesama’ di Taman Lapangan Banteng, Pasar Baru, Jakarta Pusat, pada 27 November 2022.
Acara ini menampilkan berbagai ragam pergelaran, antara lain; Tarian Saman, Make Up Artist, Puisi, Menyanyi, dan Fashion Show.
Menjadi istimewa karena sebagian para penampilnya adalah kelompok difable; dari Sahabat Tuna Netra (Sanggar Pelita Monas), Sahabat Tuli (Perempuan Tangguh), dan Sahabat Down Syndrom (G Star), Survive Cancer.
Fellow Lions dari Lions Club Districk 307-A1 juga ikut menampilkan Vocal Group MADUSWARA, Tarian Betawi dan Flash MOB oleh seluruh pengunjung. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan ‘Gelar Bazar Innacraft & Kuliner Masakan Nusantara.’
Baca Juga
Advertisement
Pahlawan Kemanusiaan
“Jadi makna pahlawan saat ini tidak lagi membawa senjata. Tapi perlu ditingkatkan menjadi pahlawan kemanusiaan,” ujar Ketua Panitia Penyelenggara Peringatan Hari Pahlawan, Eny Sulistyowati SPd, SE, MM, di lokasi kegiatan.
Eny mengatakan saat ini banyak pahlawan baru, yaitu mereka yang bergerak dengan hati. “Menjalankan tugas mulia kemanusiaan tanpa pamrih,” ujar Eny yang juga ikut menghadirkan satu orang penari Saman tuna netra, dan seorang anak sahabat tuli di pergelaran amal ini.
Advertisement
Meneladani
District Governor (DG) Lions Club Distrik 307-A1, Reiny Arifin, mengatakan pahlawan bukan sekedar mitos. Melainkan mereka yang terus-menerus menemukan kreativitas dan memberikan nilai tambah bagi kehidupan masyarakat.
“Makna pahlawan tidak cukup mengheningkan cipta, menundukkan kepala. Melainkan meneladani, mengabdi pada kemanusiaan,” ujar Reiny Arifin.
Libatkan Difabel
Acara ini dihadiri unsur pimpinan Lions Club, antara lain First Vice District Governor (FVDG) Pieter Djajadi, dan Second Vice District Governor (SVDG) Soedarminto. Hadir juga anggota DPD-RI, Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, S.H., M.Si., dan Ketua Panitia Penyelenggara Peringatan Hari Pahlawan, Eny Sulistyowati SPd, SE, MM.
Reiny Arifin mengatakan, bangsa Indonesia saat ini hidup pada zaman dimana penetrasi dan inovasi digital menjadi bagian dari anugerah. Namun sekaligus juga bisa menjadi musibah.
“Kita hidup pada zaman di mana narasi kepahlawanan dicatat dengan cara berbeda. Hari ini kami mengajak teman-teman difabel yang memiliki kemampuan lain. Mereka tampil memperlihatkan talentanya. Menjadi pahlawan diri sendiri, pahlawan sesama, dan pahlawan masyarakat,” tegas Reiny.
Advertisement