Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan rasio elektrifikasi PLN sampai semester I-2022 telah mencapai 97,4 persen di seluruh Indonesia.
Untuk mencapai 100 persen, Darmawan mengaku PLN masih terus berupaya mengaliri listrik ke wilayah Indonesia Timur dan wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
Advertisement
"Kami berkomitmen untuk bisa meningkatkan terus rasio elektrifikasi ini sehingga seluruh masyarakat Indonesia bisa merasakan terang 24 jam," kata Darmawan dalam Peringatan Hari Listrik Nasional ke-77 di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/11).
Saat ini, rasio desa berlistrik secara nasional mencapai 99,73 persen dengan total 83.202 desa sudah mendapatkan akses listrik. Salah satu upaya yang dilakukan melalui program Listrik Desa. Ini merupakan langkah akselerasi sehingga masyarakat bisa menikmati listrik secara cepat.
Selain mengaliri listrik, elektrifikasi ini kata Darmawan berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini tercermin dari pertumbuhan konsumsi listrik yang terus meningkat.
Hingga September 2022, konsumsi naik 7,46 persen dengan total penjualan listrik 201,78 Terawatt hour (TWh), dibandingkan September 2021 mencapai 187,8 TWh.
"Listrik adalah jantung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hadirnya listrik mampu mendorong geliat ekonomi masyarakat, industri dan sektor bisnis," ujar Darmawan.
Dia merencanakan pertumbuhan konsumsi listrik di sektor bisnis sebesar 35,5 GWh hingga September 2022. Angka ini meningkat 13,82 persen dibandingkan September 2021 sebesar 31,06 GWh.
Hal ini menjadi sinyal positif geliat aktivitas bisnis yang mulai tumbuh. Selain itu konsumsi listrik di sektor industri, hingga September 2022 tercatat sebesar 66,32 GWh atau meningkat 13,15 persen dibandingkan September 2021 yang sebesar 58,66 GWh
"Di mana ini menjadi sinyal positif pasca sektor industri dan bisnis yang bertahan karena badai Covid-19 bisa mulai bangkit dan menunjukan tren pertumbuhan yang positif," ujar Darmawan.
Kontribusi ke Masyarakat
Darmawan berkomitmen PLN akan terus memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui program yang langsung menyentuh peningkatan perekonomian masyarakat seperti Electrifying Agriculture, Electrifying Marine dan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang mampu mendorong pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas.
Total pelanggan Electrifying Agriculture sejak dimulai dari tahun lalu, sudah mencapai 188.963 pelanggan dengan total daya terpasang 3.117,45 Megavolt Ampere (MVA). Darmawan berharap dengan program ini bisa meningkatkan produktivitas dan perputaran roda perekonomian.
Program ini kata Darmawan menjadi lompatan besar bagi sektor agriculture di Indonesia. Program yang digagas PLN ini terbukti telah membawa sektor pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan menjadi lebih maju serta modern sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
Advertisement
Dirut PLN: Rasio Elektrifikasi Yogyakarta Rendah, Cuma 89,26 Persen
PT PLN (Persero) mencatat, rasio elektrifikasi per Oktober 2022 sebesar 97,49 persen. Kekurangan sambungan listrik ini bukan hanya terjadi di wilayah timur saja, bahkan Yogyakarta jadi provinsi dengan jumlah pelanggan PLN terendah keempat di Tanah Air, dengan tingkat rasio elektrifikasi baru 89,26 persen.
Namun, menyambungkan tegangan listrik bukan perkara gampang. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, penambahan jangkauan listrik di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal 3T memang tidak mudah, terutama soal biaya.
"Biaya investasi infrastruktur ketenagalistrikan untuk daerah 3T mencapai Rp 45 juta per pelanggan. Sedangkan rata-rata investasi untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan di daerah non-3 T hanya Rp 1-2 juta per pelanggan," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin (28/11/2022).
Menurut catatannya, Darmawan menyampaikan, PLN harus mengeluarkan dana Rp 45 juta per pelanggan rumah tangga untuk memasang sambungan listrik di wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali).
Tak tanggung-tanggung, PLN butuh suntikan investasi Rp 408 miliar untuk melistriki total 8.934 calon pelanggan rumah tangga di area Jamali.
Sumatera dan Kalimantan Lebih Mahal
Tapi angka tersebut belum seberapa dibanding Sumatera dan Kalimantan (Sumkal), yang butuh budget Rp 5 triliun untuk memberikan setrum kepada 137.723 calon pelanggan, meskipun punya nominal investasi per pelanggan lebih rendah sekitar Rp 39 juta.
Di sisi lain, PLN juga harus mengeluarkan Rp 2,5 triliun untuk menyambungkan listrik kepada 97.856 calon pelanggan di wilayah Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara (Sulmapana). Adapun biaya investasi per pelanggannya sekitar Rp 25 juta.
Adapun secara angka rasio elektrifikasi, Papua masih jadi yang terendah yakni 54,31 persen. Diikuti Maluku Utara (87,34 persen), Papua Barat (87,88 persen), Yogyakarta (89,26 persen), dan Sulawesi Barat (89,39 persen).
Total terdapat 12 provinsi dengan tingkat rasio elektrifikasi di bawah 95 persen. Sementara hanya dua provinsi saja yang sudah terlistriki 100 persen, yakni DKI Jakarta dan Bali.
Advertisement