Liputan6.com, Jakarta Subholding Gas Pertamina terus menjalankan program gasifikasi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), sesuai dengan Keputusan Menteri 249 tahun 2022 dengan perioritas utama klaster Papua Utara.
Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto mengatakan Subholding Gas Pertamina, melalui bisnis anak perusahaan PGN melakukan diversifikasi bisnis untuk menopang kinerja perusahaan, salah satunya gasifikasi pembangkit listrik.
Advertisement
"Mengenai investasi strategis gasifikasi pembangkit listrik, akan dilaksanakan berdasarkan Kepmen 249 tahun 2022 (sebelumnya Kepmen 13 Tahun 2020 dan Kepmen 02 tahun 2022)," kata Haryo, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta (29/11/2022).
Dalam regulasi tersebut Subholding Gas Pertamina melakukan gasifikasi atas 47 titik lokasi Pembangkit dengan total volume kebutuhan LNG sebesar 282,93 BBTUD.
Dari 47 lokasi pada Kepmen No 249 Tahun 2022, sebanyak 24 pembangkit berstatus operasi 3 pembangkit berstatus pengadaan dan konstruksi, dan 20 pembangkit berstatus rencana. Prioritas utama pelaksanaan Kepmen No. 249 Tahun 2022 adalah Klaster Papua Utara dan implementasi pelaksanaannya akan dikoordinir oleh Kementrian ESDM.
Selain gasifikasi gas bumi, PGN juga menjalankan sejumlah proyek untuk menerapkan diversifikasi bisnis sebagai langkah konsisten, dalam menjalankan kebijakan strategis guna mencapai optimasi pengelolaan gas bumi.
Utamanya, untuk mencapai target volume niaga gas bumi melalui penambahan pelanggan baru, pengembangan produk, pengelolaan ketersediaan pasokan dan pengembangan produk.
“Proyek yang dilakukan diantaranya komersialisasi Pipa Minyak Rokan, gasifikasi kilang dan pembangkit listrik, serta bisnis turunan hilir gas bumi lainnya seperti etrochemical, ethanol, pupuk, dan sebagainya,” jelas Haryo.
Jaringan Pipa
PGN melalui anak perusahaan, PT Pertagas, telah menyelesaikan pembangunan jaringan pipa transmisi minyak sepanjang 367 km dari Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai (WK Rokan PSC) yang akan beroperasi komersial pada akhir tahun 2022 dengan potensial volume mencapai 265 ribu barel per hari.
Untuk layanan ke segmen rumah tangga akan diperluas untuk mendukung kebijakan pengurangan subsidi. Target RPJMN jargas sebanyak 4 juta Sambungan Rumah (SR) sampai dengan tahun 2024. Proyek ini diharapkan memiliki potensi volume sekitar 21 BBTUD.
Program selanjutnya, gasifikasi kilang minyak mendukung efisiensi kilang-kilang Pertamina melalui konversi refinery oil menjadi gas. Kemajuan proyek saat ini, PGN telah mengalirkan gas dengan volume sampai dengan 30 BBTUD sejak akhir Agustus 2021.
"Untuk RU IV Cilacap, target operasi untuk proyek ini pada desember 2024. Selanjutnya RU V Balikpapan, progress proyek 42,82 persen dengan target operasi pada Juli 2023,” jelas Haryo.
Sampai saat ini, captive market niaga gas PGN telah mencapai 92 persen, ditopang oleh jaringan pipa sepanjang 11.500 KM dengan kehandalan jaringan 100 persen. Jumlah pelanggan saat ini sebanyak 2.517 industri& komersial, 1.914 pelanggan kecil, dan 765.756 rumah tangga.
“Penyerapan gas oleh pelanggan, diharapkan juga dapat meningkat dengan ketersediaan dan tambahan pasok gas dari HCML, PSC Blok Jabung, dan lapangan Kepodang serta Jimbaran Tiung Biru di tahun 2022 melalui pipa transmisi Gresik-Semarang,” imbuh Haryo.
Advertisement
Berkat Digitalisasi, PGN Saka Hemat USD 2,18 Juta per Tahun
PGN Saka sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina berhasil meningkatkan efisiensi hingga USD 2,18 juta per tahun atas penerapan digitalisasi.
Presiden Direktur PGN Saka, Avep Disasmita mengatakan, PGN Saka meningkatkan performa bisnis yang lebih efisien dan aman melalui implementasi perangkat lunak sumber terbuka (open source software).
Penerapan perangkat lunak ini juga bagian dari implementasi program 6G Holding Migas Pertamina yaitu go digital. Terbaru, tim internal PGN Saka mengembangkan aplikasi Vessel Monitoring untuk memonitor pergerakan kapal di perairan sekitar Blok Pangkah dan Blok Muriah.
Inisiatif ini diambil untuk mencegah terjadinya insiden maupun kecelakaan fatal di fasilitas lepas pantai yang dioperasikan PGN Saka.
“Sistem Vessel Monitoring menyuguhkan data secara real-time selama 24 jam dalam seminggu dan mampu menghemat biaya hingga USD 2,18 juta per tahun, dibanding biaya yang dikeluarkan apabila kami melakukan monitoring secara konvensional dengan menggunakan kapal patroli,” kata Avep, di Jakarta, Sabtu (26/11/2022).
Menurutmya, transformasi yang diterapkan oleh PGN SAKA, dapat menjadi solusi bagi industri hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.
PGN Saka telah menjalan transformasi digital sejak 2013. Dalam delapan tahun terakhir, lebih dari 100 aplikasi dan inisiatif digital telah diciptakan dan dikembangkan untuk mempermudah proses bisnis, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan eksplorasi dan produksi.
Avep melanjutkan, transformasi digital yang dilakukan PGN Saka juga dilakukan untuk mendukung Sistem Operasi Terpadu (SOT) yang diimplementasikan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) ke seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). SOT mampu meliput kegiatan operasi mulai dari produksi harian (minyak, gas, dan LPG), financial report, daily drilling report, dan sebagainya.
Eksplorasi Sumur Baru
Dalam mendukung sistem tersebut, PGN Saka mengaplikasikan E-MBER (Electronic Maintenance Brief Report) di 2019, ATG (Automatic Tank Gauge) di 2020, dan PIMS (Production Integrated Monitoring System) di 2020.
Digitalisasi juga sangat membantu PGN Saka dalam melakukan eksplorasi sumur baru, sehingga PGN Saka mengembangkan SWORDS 1.0. Sebelumnya, dibutuhkan waktu 4-5 minggu untuk meninjau sumur-sumur potensial dan melibatkan banyak SDM karena dilakukan secara manual. Pengumpulan data juga tidak mudah dan kurang terstruktur. Padahal dalam setahun proses peninjauan sumur bisa mencapai 150 – 200 review, sehingga sangat menandatang bagi tim lapangan.
“SWORDS 1.0 diciptakan tahun 2018 untuk otomisasi baru menggunakan teknologi analitik data. Sistem ini membuat proses 190 review sumur dalam seminggu lebih cepat 90 persen, mengurangi proses review di hari kerja sebanyak 90 persen, dan struktur daya yang lebih baik untuk digunakan di masa-masa mendatang,” papar Avep.
Lanjut Avep, Saka juga akan terus mengembangkan Saka Well Opportunity Register, Define & Selection (SWORDS) 2.0 untuk automasi pembaruan dan analitis data sumur yang semuanya dilakukan oleh internal perusahaan.
Advertisement