Rights Issue, Tunas Baru Lampung Terbitkan 768,43 Juta Saham

PT Tunas Baru Lampung Tbk akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 768.433.869 saham dengan nilai nominal Rp 125 per saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Nov 2022, 23:26 WIB
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) akan menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (29/11/2022), PT Tunas Baru Lampung Tbk akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 768.433.869 saham dengan nilai nominal Rp 125 per saham.

Perseroan menyatakan, jumlah saham yang akan diterbitkan itu bergantung pada keperluan dana perseroan dan harga pelaksanaan rights issue. Perseroan akan memakai dana rights issue untuk menambah modal kerja perseroan.

“Perseroan memperkirakan rencana penambahan modal melalui rights issue akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan konsolidasi perseroan,” tulis perseroan.

Dengan aksi korporasi tersebut memperkuat struktur permodalan, terutama meningkatkan kemampuan kas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja,sehingga diharapkan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

Adapun dengan rights issue tersebut, pemegang saham Tunas Baru Lampung yang tidak menggunakan haknya untuk rights issue dapat terdilusi sebesar maksimal 12,6 persen.

Perseroan melaksanakan rights issue dalam jangka waktu wajar untuk dilakukan, tetapi tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan tunduk pada efektifnya pernyataan pendaftaran.

Untuk melaksanakan aksi korporasi tersebut, Tunas Baru Lampung akan gelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 4 Januari 2023.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 29 November 2022, saham TBLA turun 1,41 persen ke posisi Rp 700 per saham. Saham TBLA dibuka stagnan Rp 710 per saham.

Saham TBLA berada di level tertinggi Rp 710 dan terendah Rp 695 per saham. Total frekuensi perdagangan 464 kali dengan volume perdagangan 17.704 saham. Nilai transaksi Rp 1,2 miliar.


Pengendali Tunas Baru Lampung Beli Saham TBLA Rp 108,75 Miliar

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pemegang saham PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) dan sekaligus pengendali perseroan yaitu PT Budi Delta Swakarya menambah kepemilikan saham TBLA sebesar 2,81 persen.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/7/2022), PT Budi Delta Swakarya membeli 150 juta saham TBLA pada 5 Juli 2022 dengan harga transaksi Rp 725 per saham. Dengan demikian, nilai pembelian saham TBLA tersebut Rp 108,75 miliar.

Dengan pembelian saham itu, Budi Delta Swakarya memiliki 29,99 persen saham TBLA dengan status kepemilikan langsung. Jumlah kepemilikan saham itu setara 1.602.246.896 saham TBLA. Sebelum transaksi itu, PT Budi Delta Swakarya memiliki 1.452.246.896 saham TBLA atau setara 27,18 persen.

"Tujuan dari transaksi ini adalah PT Budi Delta Swakarya bermaksud untuk meningkatkan persentase kepemilikan sahamnya di perseroan di mana diharapkan berpotensi dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang,” tulis Presiden Direktur PT Tunas Baru Lampung Tbk Sudarmo Tasmin dalam keterbukaan informasi BEI.

Pada perdagangan Senin, 11 Juli 2022, saham Tunas Baru Lampung melemah 4,35 persen ke posisi Rp 770 per saham. Saham TBLA dibuka melemah 25 poin ke posisi Rp 780. Saham TBLA berada di level tertinggi Rp 790 dan terendah Rp 760 per saham. Total frekuensi perdagangan 486 kali dengan volume perdagangan 16.466 saham. Nilai transaksi Rp 1,3 miliar.

 


Tebar Dividen 2021

Ilustrasi dividen (Photo by Gerd Atlmann on Pixabay)

Sebelumnya, pemegang saham PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) menyetujui pembagian dividen tunai atas laba bersih perseroan tahun buku 2021.

Perseroan akan membagikan dividen total senilai Rp 263,84 miliar. "RUPST menyetujui dan menetapkan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021 yaitu dengan membagikan dividen tunai sebesar Rp 263,84 miliar atau sebesar Rp 50 per saham," mengutip hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Tunas Baru Lampung, Kamis (30/6/2022).

Tunas Baru Lampung membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2021 mencapai Rp 738,20 miliar, naik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 698,85 miliar. Raihan itu berasal dari pendapatan yang juga naik dari Rp 10,86 triliun di 2020 menjadi Rp 15,97 triliun di 2021.

Selain dibagikan sebagai dividen, sebesar Rp 500 juta laba bersih 2021 ditetapkan sebagai dana cadangan. Sisa dari laba bersih perseroan setelah dikurangi dana cadangan akan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional perseroan yang dimasukkan dalam pos saldo laba.


Penutupan IHSG 29 November 2022

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan Selasa (29/11/2022). Namun, koreksi IHSG menjadi terbatas dan sektor saham teknologi pimpin koreksi.

Mengutip data RTI, IHSG turun terbatas 0,08 persen ke posisi 7.012,06. Indeks LQ45 melemah tipis 0,15 persen ke posisi 995,22. Sebagian besar indeks acuan bervariasi. Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.036 dan terendah 6.990,90. Sebanyak 274 saham melemah dan 238 saham menguat. 191 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.466.913 kali dengan volume perdagangan 25,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.763.

Mayoritas indeks sektor saham menghijau. Sektor saham energi mendaki 1,69 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham basic menanjak 0,55 persen, sektor saham industri menguat 0,30 persen, sektor saham nonsiklikal bertambah 0,09 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal naik 0,03 persen, sektor saham kesehatan melejit 1,56 persen, dan sektor saham properti menguat 0,72 persen. Sementara itu, sektor saham keuangan turun 0,19 persen, sektor saham teknologi susut 2,82 persen, sektor saham infrastruktur terpangkas 0,01 persen dan sektor saham transportasi melemah 0,15 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya