Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda menghitung sehari kentut bisa berapa kali? Kentut atau buang gas di depan orang tentu memalukan, namun jika manusia tidak kentut malah berbahaya.
Kentut itu menandakan mikrobioma usus dalam kondisi sehat. Namun, kenapa kentut ada yang beraroma tidak sedap serta tak beraroma?
Advertisement
Rhiannon Lambert, ahli nutrisi, mengatakan bahwa kebanyakan orang kentut 5 sampai 15 kali sehari. Namun, Anda perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut jika frekuensi kentut meningkat serta aromanya busuk.
“Kita kentut karena fermentasi alami di usus,” ujar Lambert dalam bukunya yang berjudul The Science of Nutrition.
Menurut Lambert ada beberapa alasan jumlah kentut seseorang dianggap tidak normal:
1. 'Memberi' makan usus secara berlebihan
2. Ketika tidak dapat mencerna makanan tertentu karena intoleransi makanan
3. Tiba-tiba makan banyak serat itu juga bisa mengejutkan tubuhnya karena tidak terbiasa bekerja sekeras itu
4. Makanan berjalan terlalu cepat melalui usus kita seperti saat diare.
“Sebaliknya, jika makanan bergerak terlalu lambat melalui usus kita dan kita menjadi sembelit, “ jelan Lambert.
Mengapa Kentut Bau?
Sebagian besar kentut itu tidak berbau. Namun mengapa terkadang kentut berbau busuk?
Lambert bilang, kentut berbau busuk itu ketika usus memecah senyawa yang mengandung belerang, sehingga kentut mengandung belerang- dan bau - seperti hidrogen sulfida.
Jika kentut Anda sering berbau, mungkin cek diet Anda dan berbicaralah dengan ahli diet terdaftar untuk mendapatkan bantuan.
Advertisement
Makanan yang Bikin Kentut Bau
Beberapa makanan dapat menyebabkan kentut berbau belerang antara lain:
1. Protein hewani - daging, bubuk protein, telur
2. Makanan nabati - brokoli, kubis, kembang kol, bawang putih, bawang merah
3. Minuman - anggur, bir
“Meskipun setiap orang itu unik, banyak ilmuwan melaporkan asupan protein tinggi sebagai penyebab utama kentut berbau,” jelas Lambert.
Karena itu, Lambert menyarankan untuk menurunkan kadar protein makanan terlebih dahulu, sebelum mengurangi makanan nabati.
“Dengan meningkatkan serat dalam diet secara aman dan perlahan dari makanan nabati, Anda dapat membantu mikrobiota usus dengan membiarkannya memecah makanan pada tingkat yang konsisten, daripada menunggu dengan cara stop-start,” kata Lambert.