Fakta tentang Arsenik, Mulai dari Gejala Keracunan hingga Penanganannya

Satu keluarga di Magelang ditemukan meninggal dunia. Menurut polisi, penyebabnya adalah racun arsenik dan sianida yang dimasukkan ke dalam minuman korban oleh anak bungsu korban.

oleh Diviya Agatha diperbarui 30 Nov 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi arsenik (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Kabar mengenai satu keluarga di Magelang, Jawa Tengah yang meninggal dunia diduga akibat diracun oleh anak bungsunya merebak ke permukaan. Diketahui, ada tiga korban meninggal yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak sulung.

Ketiganya ditemukan tidak bernyawa pada Senin, 28 November 2022 di kediaman mereka. Plt Kapolres Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengungkapkan bahwa korban awalnya merasakan mual dan muntah sebelum meninggal dunia.

"Ada tiga orang diantaranya seorang bapak 58 tahun, ibu 54 tahun, dan anak pertama wanita. Dugaannya diracun sehingga korban merasakan mual, muntah menuju ke kamar mandi, dan seketika itu juga meninggal dunia," ujar Sajarod mengutip Regional Liputan6.com, Rabu (30/11/2022).

Pihak kepolisian menyatakan terduga pelaku pembunuhan satu keluarga di Magelang ini adalah anak bungsu korban yang berinisial DDS (22). Hal tersebut lantaran DDS mengakui sendiri perbuatannya meracuni kedua orangtua dan kakaknya.

"Bahwa saksi satu telah mengakui melakukan pembunuhan dengan cara mencampuri minuman teh hangat dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy.

Berdasarkan keterangan, racun yang ditenggak oleh ketiganya berjenis arsenik walaupun belakangan pelaku mengaku mencampur teh dan kopi dengan sianida.

Lalu, apakah itu racun arsenik? Bagaimana penanganannya?

Mengutip laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), arsenik sebenarnya komponen alami yang ada dalam kerak bumi. Umumnya, kandungan zat satu ini dapat ditemui di udara, air, dan tanah.


Bahaya Arsenik dengan Kadar Tinggi

Ilustrasi Sakit Perut Credit: pexels.com/Sloan

Menurut WHO, manusia dapat terpapar dengan arsenik kadar tinggi melalui minuman yang terkontaminasi dan penggunaan air yang telah terkontaminasi dalam proses penyiapan makanan.

Paparan arsenik dalam jangka panjang dan dosis yang tinggi terutama melalui makanan dan minuman dapat menyebabkan keracunan arsenik yang kronis. Dalam kondisi ini, seseorang bisa meninggal dunia.

Gejala langsung dari keracunan arsenik meliputi muntah, sakit perut, dan diare. Selain itu, seseorang juga bisa merasa mati rasa, kesemutan ekstrem, kram otot, hingga kematian.

Sedangkan menurut pemaparan dalam laman Medical News Today, keracunan arsenik dapat terjadi akibat menelan, menyerap, atau menghirupnya.

Seseorang yang menelan arsenik dapat menunjukkan tanda dan gejala hanya dalam waktu 30 menit. Gejala tersebut bisa berlangsung secara akut dan segera tergantung pada sebanyak apa paparan yang dialami.


Bahaya Konsumsi Arsenik

Ilustrasi Meninggal Dunia | Credit: pexels.com/Mayron

Penyebab utama dari keracunan arsenik bertumpu pada jumlah yang dikonsumsi. Arsenik yang dikonsumsi dalam jumlah besar dapat membunuh seseorang dengan cepat.

Namun, dalam konsumsi yang lebih kecil dan dalam jangka waktu lama, paparan arsenik dapat menyebabkan penyakit serius lebih dulu sebelum menyebabkan kematian.

Itulah mengapa penyebab utama kematian akibat keracunan arsenik di seluruh dunia menurut Medical News Today adalah saat seseorang meminum air yang mengandung racun tingkat tinggi tersebut.

Terlebih, arsenik menjadi lebih sulit untuk terdeteksi karena tidak menimbulkan bau, tidak berwarna, dan tidak memiliki rasa tertentu saat tertelan. Mengutip Dartmouth Toxic Metals, arsenik dapat mengeluarkan bau jika terpapar oleh sinar matahari yang cerah atau percobaan laboratorium.


Penanganan Bila Terpapar Arsenik

Ilustrasi Dirawat di Rumah Sakit Credit: unsplash.com/Stephen

Dalam hal penanganan, arsenik akan bergantung pada jenis dan tahap keracunan yang dialami. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menghilangkan arsenik dari tubuh manusia sebelum memberikan efek.

Upaya tersebut meliputi melepaskan pakaian yang terkontaminasi, mencuci dan membilas kulit yang terkena secara menyeluruh, melakukan transfusi darah jika telah memengaruhi organ, dan mengonsumsi obat yang dianjurkan jika efek telah menjalar ke bagian tubuh lainnya.

Terdapat pula terapi yang dapat dilakukan. Terapi ini disebut dengan terapi khelasi. Terapi satu ini menggunakan bahan kimia tertentu, termasuk asam dimercaptosuccinic dan dimercaprol, untuk mengisolasi arsenik dari protein darah.

Namun, upaya-upaya tersebut hanya dapat dilakukan bila paparan arsenik tidak dalam jumlah besar. Konsumsi arsenik dalam jumlah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan seseorang meninggal dunia dengan waktu yang cepat.

Infografis Keracunan Obat Biang Kerok Kasus Gagal Ginjal Akut Anak (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya