Chandra Asri Bakal Ajukan SNI Wajib bagi Produk Bahan Baku Plastik

Chandra Asri akan mengajukan SNI Wajib bagi produk bahan baku dan barang jadi plastik.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Nov 2022, 16:40 WIB
Pembangunan panel tahap kedua panel surya PV (photovoltaic) untuk Chandra Asri Petrochemical di Kota Cilegon, Banten, telah diselesaikan oleh TotalEnergies. (Kamis, 22/07/2021).

 

Liputan6.com, Jakarta PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) menjalankan pengendalian mutu yang ketat untuk menjamin proses produksi dan kualitas produk yang dihasilkan selalu berada pada performa terbaiknya.

Perusahaan juga secara proaktif menjalankan kepatuhan terhadap Manajemen Sistem, baik yang dipersyaratkan maupun yang sifatnya sukarela.

“Sebagai pemimpin pasar dalam industri petrokimia nasional, penting bagi Chandra Asri untuk selalu memastikan mutu dan kualitas produk sesuai dengan SNI untuk memenuhi kebutuhan domestik dengan produk terbaik," ungkap Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri, Edi Rivai, Rabu (30/22/2022).

"Kami terus menjaga komitmen kami dalam meningkatkan kinerja dan performa kepemimpinan untuk selalu fokus pada pelanggan, pengembangan sumber daya, serta pengelolaan produk dan hasil bisnis Perusahaan," lanjut dia.

Di tahun ini, Chandra Asri juga telah mengantongi mengantongi sertifikasi SNI 8887:2020, sebuah standar bagi bahan baku aplikasi pipa gas untuk produk jenis High Density Polypropylene (HDPE), Asrene®SP4808.

Adanya produk SNI Chandra Asri akan memudahkan konsumen dalam memilih produk berkualitas yang aman bagi kesehatan dan lingkungan. Ke depannya, Chandra Asri juga akan mengajukan SNI Wajib bagi produk bahan baku dan barang jadi plastik.

 


SNI

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Berkat hal tersebut, Chandra Asri pun meraih penghargaan Platinum sebagai penghargaan tertinggi dalam SNI Award Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN).

Penghargaan di kategori Organisasi Besar Barang Sektor Kimia, Farmasi, Tekstil dan Pertambangan ini dianugerahkan kepada Chandra Asri karena Perusahaan dinilai konsisten menunjukkan komitmennya dalam menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk mutu dan standar produknya.

"Penghargaan ini juga menjadi motivasi bagi kami untuk senantiasa menjalankan sistem manajemen operasional yang andal dengan menginterasikan nilai Environment, Social, Governance (ESG) guna menciptakan proses bisnis yang lebih berkelanjutan," lanjut dia.

SNI Award 2022 merupakan penghargaan yang diberikan Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang dimulai sejak 2005. Ajang ini telah dicanangkan menjadi The National Quality Award of Indonesia. Proses penilaian SNI Award dilakukan secara ketat dan proses yang cukup panjang, yaitu selama kurang lebih dalam kurun waktu setahun oleh tim evaluator yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya dan ditetapkan oleh dewan juri.

SNI Award merupakan penghargaan tertinggi dari Pemerintah Republik Indonesia bagi organisasi yang menerapkan SNI secara konsisten, berkinerja tinggi, memiliki kemampuan mengelola dinamika perubahan dan melakukan transformasi yang diperlukan secara tepat.


Pendapatan Chandra Asri Naik 3,5 Persen hingga Kuartal III 2022, Ini Pendorongnya

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) membeli dan akan mengoperasikan dua unit Bus Listrik keluaran PT Mobil Anak Bangsa (MAB).

 Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan kinerja keuangan beragam hingga September 2022. Chandra Asri Petrochemical mencatat kenaikan pendapatan tetapi alami rugi.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (7/11/2022), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk meraih pendapatan naik 3,5 persen menjadi USD 1,94 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,88 miliar.

Hal ini seiring harga penjualan rata-rata lebih tinggi USD 1.292/T selama sembilan bulan pertama 2022 dibandingkan periode sama tahun lalu USD 1.145/T dengan volume penjualan lebih rendah sebesar 1.568 KT dari periode sembilan bulan 2021 sebesar 1.651 KT.

Beban pokok pendapatan bertambah 24,3 persen menjadi USD 1,95 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,57 miliar. Beban pokok pendapatan naik sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku dengan rata-rata Naphta pada USD 851/T pada sembilan bulan pertama 2022 dibandingkan dengan rata-rata USD 619/T pada sembilan bulan pertama 2021.

Perseroan alami rugi kotor USD 8,64 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya catat laba kotor USD 306,79 juta.

Perseroan alami sejumlah kenaikan beban antara lain beban penjualan naik menjadi USD 47,69 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 42,77 juta. Beban umum dan administrasi naik menjadi USD 31,28 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 26,44 juta. Kemudian beban keuangan bertambah menjadi USD 58,02 juta hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 49,48 juta.

EBITDA perseroan turun menjadi USD 11,1 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 313,7 juta.

Chandra Asri pun membukukan rugi bersih setelah pajak sebesar USD 111,1 juta pada sembilan bulan pertama 2022 dibandingkan USD 166,7 juta pada sembilan bulan pertama 2021.

Aset perseroan tercatat USD 4,81 miliar per 30 September 2022, turun 3,6 persen dari USD 4,99 miliar per 31 Desember 2021. Total liabilitas lebih rendah sebesar USD 1,97 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode 31 Desember 2021 sebesar USD 2,06 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya