Liputan6.com, Batam - Ekonomi dunia saat ini tengah berada dalam ketidakpastian. Banyak tantangan yang dihadapi seperti perang Rusia dan Ukraina yang belum berakhir hingga pengetatan moneter oleh banyak negara. Namun, Bank Indonesia yakin ekonomi Kepulauan Riau bisa tumbuh maksimal di tahun depan.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Kepri Adidoyo Prakoso mengatakan, melalui berbagai sinergi dan inovasi, ekonomi Kepri bisa tumbuh 3,9 persen – 4,7 Persen pada tahun depan.
Advertisement
"Tekanan inflasi pada tahun depan diperkirakan masih tinggi meskipun lebih rendah dibandingkan tahun ini." ujar Adidoyo Prakoso usai mengikuti Pertemuan Tahunan Bank Indonesia PTBI di Radisson Hotel , Rabu (30/11/2022).
Menyongsong 2023, kondisi perekonomian dihadapkan pada sejumlah tantangan terutama dari sisi eksternal sejalan dengan meningkatnya risiko perlambatan ekonomi global, yang diikuti dengan peningkatan inflasi dan kenaikan suku bunga. Sehingga berpotensi meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global.
Mencermati kondisi tersebut, BI Kepri terus menjaga momentum pemulihan ekonomi dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di Provinsi Kepulauan Riau.
Pertama, menjaga konsumsi rumah tangga agar tetap tumbuh tinggi dengan mengendalikan tingkat inflasi pada level yang rendah dan stabil serta terus mendorong penyaluran bansos dengan tepat waktu dan sasaran.
" Upaya mendorong konsumsi rumah tangga ini, perlu didukung dengan memastikan tetap tingginya mobilitas masyarakat, " ucapnya.
Kedua, mengoptimalkan dampak ekonomi dari belanja pemerintah daerah baik APBN maupun APBD dengan melakukan akselerasi sejak awal tahun khususnya untuk belanja modal dan infrastruktur yang selama ini banyak terkonsentrasi pada akhir tahun.
"Yang ketiga, meningkatkan daya saing investasi dengan terus melakukan inovasi yang dapat mendukung terciptanya iklim usaha yang semakin kondusif seperti inovasi terkait kemudahan perizinan usaha dan insentif yang dapat mendorong investasi, serta diperkuat dengan promosi investasi baik domestik maupun luar negeri," tegasnya.
Hilirisasi Komoditas
Selanjutnya mendorong program hilirisasi komoditas unggulan berbasis Sumber Daya Alam (SDA) di Kepulauan Riau, sekaligus untuk meningkatkan keterkaitan antar sektor ekonomi dan nilai tambah produk yang dihasilkan.
Posisi strategis Provinsi Kepri yang berada di lintasan jalur perdagangan internasional perlu dioptimalkan sebagai keunggulan komparatif.
Selanjutnya menurunkan tingkat pengangguran dengan memperkuat link and match antara lembaga pendidikan dengan dunia kerja. Dalam konteks tersebut, lembaga pendidikan memiliki peranan penting untuk menghasilkan alumni dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja.
Program pendidikan vokasi maupun keberadaan balai latihan kerja milik Pemerintah perlu terus diperkuat termasuk dengan menyediakan sarana prasarana pelatihan yang dibutuhkan. Selain itu semangat kewirausahaan di generasi muda juga perlu terus ditumbuhkembangkan.
"Meningkatkan kapasitas dan memperkuat kelembagaan petani, nelayan dan UMKM serta mendorong kemitraan dengan industri dan digitalisasi UMKM untuk memperluas akses pemasaran maupun pembiayaan. Dengan demikian upaya untuk mengurangi disparitas pendapatan masyarakat, ketimpangan antar daerah dan mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dapat diwujudkan," terangnya.
Advertisement
Kawasan Ekonomi Khusus
Lalu mengoptimalkan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan status Free Trade Zone (FTZ) sebagai keunggulan komparatif Kepri untuk menarik investasi.
Keberadaan KEK Batam Aero Technic sebagai pusat industri pemeliharaan pesawat perlu terus didorong agar dapat melayani pasar nasional maupun regional sehingga dapat berkontribusi dalam menambah penerimaan devisa.
Demikian halnya dengan keberadaan KEK Nongsa Digital Park yang perlu terus diakselerasi agar dapat menjadi pusat pengembangan ekonomi digital yang terintegrasi di Indonesia.
"Kedelapan, memperkuat pemulihan sektor pariwisata melalui penguatan sinergi antar pelaku usaha pariwisata dan Pemerintah Daerah serta promosi pariwisata," kata Adidoyo.