6 Fakta Menarik Ekuador, Negara yang Terletak di Garis Khatulistiwa

Ekuador, negara yang berada di bagian barat Amerika Selatan ini ternyata terletak di garis Khatulistiwa.

oleh Geiska Vatikan diperbarui 02 Des 2022, 08:30 WIB
Ilustrasi bendera Ekuador (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ekuador negara bagian barat laut Amerika Selatan yang terkenal dengan kura-kura raksasa Galapagos memiliki lingkungan yang beragam. Selain memiliki berbagai macam jenis hewan, negara ini juga memiliki kesuburan tanah dengan berbagai macam jenis tanah. 

Melansir dari laman Britannica, Jumat, (12/2/2022), Ekuador melintasi sebagian Pegunungan Andes dan menempati sebagian lembah Amazon. Pada waktu itu, di abad ke-18 Ekuador terkenal karena mengekspor topi jerami atau yang disebutkan sebagai topi panama karena topi ini dijual pada pedagang yang berjualan di sekitar terusan Panama.

Hingga saat ini, topi panama masih menjadi salah satu barang yang diekspor. Sementara itu, bahan ekspor lain adalah minyak mentah dan turunannya, udang, pisang, kopi, bunga potong, dan kakao.

Tujuan ekspor utama Ekuador adalah Amerika Serikat, Peru, Cina, Chili, dan Panama. Impor negara ini meliputi mesin dan bahan industri primer, kendaraan bermotor, barang konsumsi, serta makanan dan produk kimia.

Terletak di garis Khatulistiwa, dari mana namanya berasal, berbatasan dengan Kolombia di utara, Peru di timur dan selatan, dan Samudra Pasifik di barat. Ini termasuk kepulauan Pasifik Kepulauan Galapagos (Archipiélago de Colón).

Daratan Ekuador dibagi menjadi tiga wilayah fisik utama yaitu Costa, yang berarti wilayah pesisir, Sierra atau wilayah dataran tinggi, dan Oriente yang artinya adalah wilayah timur. Masih banyak hal lain tentang Ekuador, berikut enam fakta menarik Ekuador yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Jumat, (2/12/2022).

 

 

 


1. Ekuador Berarti Khatulistiwa

Monumen Mitad del Mundo yang berada di Ekuador. (Freepik/Geiska Vatikan Isdy).

Tidak hanya Indonesia saja, Ekuador juga punya garis khatulistiwa. Dulu, negara ini dijajah oleh bangsa spanyol dan baru merdeka pada 1820. Sehingga, tidak heran jika nama negara ini diambil dari bahasa spanyol yang berarti Ekuator atau khatulistiwa. Saat ini nama asli Ekuador adalah “Republica del Ecuador”.

Ekuador memiliki bangunan khas, Bernama Mitad del Mundo untuk menandai batas khatulistiwa utara dan selatan. Tugu khatulistiwa ini berada di 16 mil (26 km) di utara Quito, ibu kota Ekuador.

2. Arsitektur Terbaik di Amerika

Arsitektur Ekuador telah melihat banyak pengaruh selama bertahun-tahun, khususnya kota-kota besar. Di pusat Quito, ada Kota Tua. Kota Tua adalah salah satu situs yang dilindungi UNESCO pertama di Ekuador (bersama dengan Galapagos).

Arsitekturnya dibangun pada abad ke-16 di atas reruntuhan kota Inca. Kota dan bangunannya telah bertahan dari banyak gempa bumi dan memiliki arsitektur Kolonial Spanyol yang paling terpelihara di Amerika Latin. Kota ini masih memiliki banyak unsur pribumi serta masukan Eropa, menjadikannya tempat yang indah untuk dikunjungi.


3. Tanah yang Subur

Hutan Amazon (Foto: Unsplash/ @aaronburden)

Tanah di Ekuador termasuk yang baling bervariasi di Bumi. Aktivitas vulkanik menghasilkan tanah vullkanis, dan padang rumput yang subur. Masyarakat adat, selama ribuan tahun, mengembangkan metode yang efektif untuk pemupukan tanah ini, termasuk penggunaan pupuk kandang, penumpukan kotoran pemupukan dari parit drainase, pembuatan ladang yang ditinggikan, dan penggunaan saluran irigasi.

Selain itu, pada lembah sungai  Amazon, tanah belum sepenuhnya dipelajari namun terlihat bahwa tanah di sana cukup subur dan beragam, di antaranya adalah tanah aluvial. Menurut Soils Matter, tanah ini dinilai sebagai salah satu tanah yang subur karena ada unsur hara yang meresap ke dalam tanah.

Kemudian, adanya tanah histosol atau tanah gambut yang terbuat dari sisa sisa jaringan tumbuhan. Proses pembentukan kedua tanah ini cukup lama, bahkan ada yang sampai puluhan tahun. Tidak hanya tanah yang subur, di sekitaran sungai Amazon juga memiliki tanah oksisol yang biasanya ditemukan di negara tropis.

Tanah ini memiliki unsur hara yang rendah sehingga tidak bisa ditanam pohon sembarangan. Pohon yang cocok pada tanah ini adalah kopi.


4. Kepulauan Galapagos

Seekor kura-kura raksasa Galapagos di Taman Nasional Galapagos, Ekuador, 12 September 2017. Kura-kura Galapagos makan rumput, dedaunan, kaktus dan buah tapi bisa bertahan hidup sampai setahun tanpa makanan dan air. (HO / GALAPAGOS NATIONAL PARK / AFP)

Siapa yang tidak kenal Charles Darwin, penemu teori evolusi? Ternyata, berkat pulau inilah Darwin menemukan teori tersebut. Diketahui, teori evolusi berpusat di sekitar pulau burung Finches. Darwin meneliti cara spesies burung yang sama berevolusi secara berbeda di 21 pulau berbeda di Galapagos.

Pulau-pulau itu sendiri adalah daerah terpencil yang ditemukan enam ratus mil di lepas pantai Ekuador. Kekayaan situs murni ini menjadikan Kepulauan Galapagos salah satu tempat paling menarik di dunia. Ekuador adalah kunjungan wajib bagi semua pecinta alam dan pencari petualangan.

5. Keragaman Satwa

Di hutan hujan hidup berbagai macam monyet, serta mamalia karnivora seperti jaguar, rubah, musang, berang-berang, sigung, rakun, coatis, dan kinkajous. Mamalia berkuku termasuk tapir, rusa, dan peccary. Banyak spesies hewan pengerat dan kelelawar menghuni daerah tersebut.

Kehidupan burung dan kehidupan ikan Ekuador sangat kaya. Sekitar 1.500 spesies burung telah diidentifikasi, termasuk burung kolibri, burung booby berkaki biru, dan burung beo. Pengamatan burung telah menjadi sumber pendapatan turis yang signifikan.

Di antara banyak jenis burung Amerika Utara yang bermigrasi ke Ekuador selama musim dingin adalah Virginia rail, kingbird, barn swallow, dan scarlet tanager. Populasi ikan mirip dengan Sungai Amazon, meski di barat tidak ditemukan belut listrik dan piranha. Kemudian ada reptil yang paling terkenal di Ekuador, kura-kura raksasa Galapagos. 


5. Kuliner Khas

Fanesca. (dok. Instagram @pilarwoloszyn/ https://www.instagram.com/p/B-yFp4wDQ2B/?igshid=ofzgu45l6wgt / Melia Setiawati)

Melansir Taste Atlas, Ekuador memiliki beberapa makanan khas yang wajib dicicipi para pengunjung. Pertama adalah Fanesca, hidangan merupakan sup khas dari Ekuador yang memiliki konsistensi kuah kental. Sup ini terdiri dari beberapa kacang-kacangan, seperti kacang polong, kacang fava, dan kacang lima.

Uniknya, sajian ini dipadukan dengan ikan kod dan dimasak dengan susu. Dalam sajiannya, harus memiliki 12 kacang-kacangan yang berbeda dalam sup karena untuk melambangkan 12 murid Yesus.

Maka itu, masakan ini biasanya disiapkan saat perayaan paskah saja. Fanesca secara tradisional disajikan dalam mangkuk bundar, dihiasi dengan pisang goreng, peterseli, dan telur rebus.

Kemudian, ada hidangan nasional Ekuador, yaitu Encebollado. Sajian ini berupa sup ikan, ikan yang biasa digunakan adalah tuna.  Bumbu lainnya, seperti tomat, bawang bombay, cabai, ketumbar, dan jinten membentuk campuran pedas dan bahan dasar sup, yang disebut sofrito semntara acar bawang ditempatkan di atas encebollado atau di dalamnya.

Sup ini berasal dari pantai Ekuador pada saat para nelayan melaut dan membuat sup karena kebutuhan. Hidangan tradisional yang menjadi kebanggaan warga setempat ini bisa ditemukan di berbagai sudut jalan, restoran kecil, hotel, dan rumah-rumah penduduk dari berbagai latar belakang sosial.

Ekuador vs Prancis (Liputan6.com/Ari Wicaksono)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya