Wall Street Melesat Setelah The Fed Beri Sinyal Perlambat Kenaikan Suku Bunga

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 737,24 poin atau 2,18 persen ke posisi 34.589,77.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Des 2022, 07:23 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 30 November 2022 setelah ketua the Federal Reserve (the Fed) mengkonfirmasi bank sentral AS akan memperlambat laju kampanye kenaikan suku bunga agresif yang telah bebani pasar.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 737,24 poin atau 2,18 persen ke posisi 34.589,77. Indeks Nasdaq naik 4,41 persen ke posisi 11.468. Indeks S&P 500 melambung 3,09 persen ke posisi 4.080,11.

“Masuk akal memoderasi laju kenaikan suku bunga saat mendekati tingkat pengekangan yang akan cukup untuk menurunkan inflasi. Waku untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga mungkin akan datang segera setelah pertemuan Desember,” ujar dia seperti dikutip dari CNBC, Kamis (1/12/2022).

Powell memperingatkan, the Federal Reserve mungkin tetap dengan kebijakan restriktif untuk waktu lama sebelum akhir inflasi. “Meskipun ada beberapa perkembangan yang menjanjikan, jalan kita masih panjang untuk memulihkan stabilitas harga,” tutur dia.

Komentar Powell memperkuat optimisme yang tumbuh di antara beberapa investor kalau the Fed akan memberikan kenaikan suku bunga yang lebih kecil, 50 basis poin pada pertemuan berikutnya 14 Desember. Sebelumnya suku bunga naik 75 basis poin selama empat kali berturut-turut untuk meredam inflasi.

“Investor mencari kepastian itu, sesuatu untuk digantungkan pada Anda untuk prediksi yang lebih besar di mana the Fed akan melaju dengan suku bunga. Pesan laju kenaikan suku bunga dapat mulai melambat pada awal Desember,” ujar CEO AXS Investments Greg Bassuk, dikutip dari CNBC, Kamis (1/12/2022).

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun tipis. Sepanjang November 2022, indeks Dow Jones naik 5,7 persen dan indeks S&P 500 bertambah 5,4 persen. Indeks Nasdaq bertambah 4,4 persen.


Penutupan Wall Street 29 November 2022

Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 29 November 2022. Indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah pada sesi ketiga berturut-turut seiring pelaku pasar berjuang untuk pulih dari koreksi tajam pada sesi sebelumnya. Pelaku pasar juga bersiap hadapi rilis data ekonomi akhir pekan ini.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq merosot 0,59 persen ke posisi 10.983,78. Indeks S&P 500 tergelincir 0,16 persen ke posisi 3.957,63. Indeks Dow Jones naik tipis 0,01 persen ke posisi 33.852,53.

Investor sedang menanti data yang akan datang akhir pekan ini termasuk lowongan pekerjaan JOLTS pada Rabu, 30 November 2022 waktu setempat. Selain itu, daftar gaji pada Jumat, 2 Desember 2022 untuk mengetahui bagaimana kinerja ekonomi. Pelaku pasar juga menanti jadwal pidator Ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell di Hutchins Center on Fiscal pada Rabu pekan ini untuk mengetahui petunjuk apakah bank sentral akan memperlambat atau menghentikan kenaikan suku bunga.

“Pasar telah mengalihkan fokus dari akhir musim laporan laba kuartal III menjadi faktor tambahan sekarang yang mungkin akan mempengaruhi pertimbangan the Federal Reserve pada pertemuan Desember,” ujar Direktur Senior Investment US Bank, Bill Northey, dikutip dari CNBC, Rabu (30/11/2022).

Hal senada dikatakan Analis Baird Ross Mayfield. Pasar bergerak sedikit dengan investor menantikan pidato dari Ketua the Fed Jerome Powell dan data tentang pekerjaan, tenaga kerja, dan inflasi yang akan datang akhir pekan ini.

“Ini adalah minggu data ekonomi yang sangat besar. Sering kali, ketika Anda memiliki beberapa katalis besar dalam waktu dekat, pasar akan melakukan perdagangan sideways, atau sedikit tenang untuk antisipasi peristiwa tersebut,” ujar Mayfield.

 


Strategi Jangka Panjang

Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Ia pun menyarankan kepada klien terutama yang mencari strategi jangka panjang untuk tetap fokus pada tujuan investasi lebih besar dan tidak terpengaruh naik turun saham dalam jangka pendek. “Jika Anda hanya investor jangka panjang, ini benar-benar hanya tentang bertahan saja,” tutur dia.

Wall street sebagian besar gagal untuk berbalik arah dari penurunan tajam dan luas pada Senin, 28 November 2022 setelah protes di China terhadap kebijakan nol COVID-19 yang dimulai akhir pekan. Protes meningkatkan kekhawatiran atas potensi protokol COVID-19 China yang sekali lagi dapat menghambat rantai pasokan global.

Namun, dalam semalam, pasar global hentikan koreksi seiring pejabat China mengatakan, kalau 65,8 persen warga di atas usia 80 tahun telah menerima vaksin booster. Selain itu, pemerintah melaporkan penurunan kasus COVID-19 di China selama lebih dari sepekan. Hal itu berkontribusi pada reli di pasar Hong Kong dan Shanghai.

 


Penutupan Wall Street 28 November 2022

Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Senin, 28 November 2022. Wall street tertekan seiring protes dari pembatasan COVID-19 yang berkepanjangan di China membebani pasar. Adapun pemerintah China menerapkan kebijakan nol COVID-19 untuk meredam penyebaran COVID-19.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 497,57 poin atau 1,45 persen ke posisi 33.849,46. Indeks S&P 500 tergelincir 1,54 persen ke posisi 3.963,94. Indeks Nasdaq terpangkas 1,58 persen ke posisi 11.049,50.

Seluruh sektor saham di indeks S&P 500 melemah pada awal pekan ini. Sektor real estate catat kinerja terburuk dengan turun 2,8 persen. Di sisi lain, sektor konsumsi meski berada di zona merah, tetapi catat kinerja lebih baik dengan turun 0,4 persen.

Aksi jual pada awal pekan didorong oleh demonstrasi yang pecah di China selama akhir pekan. Hal ini menyusul warga yang melampiaskan rasa frustasi terhadap kebijakan nol COVID-19 Beijing.

Pemerintah daerah memperketat kontrol COVID-19 seiring kasus COVID-19 yang melonjak. Pada awal November 2022, Beijing menyesuaikan beberapa kebijakan yang menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut akan kembali dibuka.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya