Liputan6.com, Jakarta - Tumbuhnya perekonomian Amerika Serikat yang melebihi perkiraan pada kuartal ketiga tahun ini semakin memberikan dukungan pada Federal Reserve (The Fed) untuk mulai melunakkan kenaikan suku bunga.
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (1/12/2022) Federal Reserve mengatakan bahwa pihaknya sudah dapat mengurangi laju kenaikan suku bunga dengan segera pada bulan Desember ini.
Advertisement
Hal itu diungkapkan langsung oleh Ketua The Fed, Jerome Powell pada Rabu (30/11).
"Waktu untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga mungkin datang segera setelah pertemuan di bulan Desember" kata Powell dalam pidato di think tank Brookings Institution.
Dia menambahkan bahwa efek penuh dari langkah bank sentral AS tersebut belum dirasakan, tetapi juga memperingatkan bahwa kebijakannya kemungkinan harus tetap ketat "untuk beberapa waktu" guna memulihkan stabilitas harga.
"Kebijakan moneter mempengaruhi ekonomi dan inflasi dengan kelambatan yang tidak pasti," katanya.
"Dengan demikian, masuk akal untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga kami saat kami mendekati tingkat pengekangan yang cukup untuk menurunkan inflasi," tambah Powell.
Tetapi Powell juga menekankan bahwa The Fed akan "bertahan sampai upaya mereka mebuahkan hasil, mencatat bahwa sejarah sangat memperingatkan terhadap pelonggaran kebijakan sebelum waktunya.
Seperti diketahui, ketika rumah tangga di Amerika yang berjuang dengan melonjaknya biaya konsumen, The Fed telah melakukan berbagai upaya untuk menjinakkan inflasi yang telah mencapai tingkat yang tidak pernah terlihat sejak tahun 1980-an, tetapi juga berusaha mencegah AS jatuh ke dalam resesi.
The Fed Sebelumnya Sudah Isyaratkan Segera Kendurkan Suku Bunga
Sebelumnya, sebuah risalah rapat kebijakan moneter edisi November 2022 para pejabat The Fed menunjukkan sepakat untuk segera mengendurkan laju kenaikan suku bunga.
"Sebagian besar partisipan menilai pelambatan laju kenaikan kemungkinan dapat segera dilakukan," tulis risalah tersebut, dikutip dari CNBC International.
"Keterlambatan dan besaran yang tidak pasti terkait dengan efek tindakan kebijakan moneter pada aktivitas ekonomi dan inflasi adalah salah satu alasan yang dikutip mengenai mengapa penilaian semacam itu penting," terang risalah The Fed.
Risalah itu juga mencatat bahwa kenaikan kecil akan memberikan pembuat kebijakan kesempatan untuk mengevaluasi dampak dari kenaikan suku bunga.
Beberapa anggota The Fed juga mengindikasikan bahwa "memperlambat laju kenaikan dapat mengurangi risiko ketidakstabilan dalam sistem keuangan".
Sementara itu, pasar memperkirakan The Fed masih akan melakukan beberapa kenaikan suku bunga lagi pada tahun 2023, menjadi sekitar 5 persen, dan kemudian mungkin beberapa pengurangan sebelum tahun depan berakhir.
The Fed akan kembali mengadakan rapat kebijakan moneter pada 14 Desember mendatang.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah pejabat The Fed mengatakan sudah mengantisipasi kemungkinan pergerakan suku bunga setengah poin pada bulan Desember 2022.
"Mereka mencapai titik di mana mereka tidak harus bergerak begitu cepat. Hal itu dapat membantu karena mereka tidak tahu persis berapa banyak pengetatan yang harus mereka lakukan," kata Bill English, mantan pejabat The Fed yang sekarang bekerja di Yale School of Management.
"Mereka menekankan kebijakan bekerja dengan kelambatan, jadi sangat membantu untuk bisa berjalan sedikit lebih lambat," sebutnya.
Diketahui bahwa The Fed sebelumnya sudah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin sebanyak empat kali berturut-turut hingga suku bunga saat ini menjadi 3,75 persen - 4 persen.
Advertisement
Wall Street Melesat Setelah The Fed Beri Sinyal Perlambat Kenaikan Suku Bunga
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 30 November 2022 setelah ketua the Federal Reserve (the Fed) mengkonfirmasi bank sentral AS akan memperlambat laju kampanye kenaikan suku bunga agresif yang telah bebani pasar.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 737,24 poin atau 2,18 persen ke posisi 34.589,77. Indeks Nasdaq naik 4,41 persen ke posisi 11.468. Indeks S&P 500 melambung 3,09 persen ke posisi 4.080,11.
"Masuk akal memoderasi laju kenaikan suku bunga saat mendekati tingkat pengekangan yang akan cukup untuk menurunkan inflasi. Waku untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga mungkin akan datang segera setelah pertemuan Desember,” ujar dia seperti dikutip dari CNBC, Kamis (1/12/2022).
Powell memperingatkan, the Federal Reserve mungkin tetap dengan kebijakan restriktif untuk waktu lama sebelum akhir inflasi. “Meskipun ada beberapa perkembangan yang menjanjikan, jalan kita masih panjang untuk memulihkan stabilitas harga,” tutur dia.
Komentar Powell memperkuat optimisme yang tumbuh di antara beberapa investor kalau the Fed akan memberikan kenaikan suku bunga yang lebih kecil, 50 basis poin pada pertemuan berikutnya 14 Desember. Sebelumnya suku bunga naik 75 basis poin selama empat kali berturut-turut untuk meredam inflasi.
"Investor mencari kepastian itu, sesuatu untuk digantungkan pada Anda untuk prediksi yang lebih besar di mana the Fed akan melaju dengan suku bunga. Pesan laju kenaikan suku bunga dapat mulai melambat pada awal Desember,” ujar CEO AXS Investments Greg Bassuk, dikutip dari CNBC, Kamis (1/12/2022).
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun tipis. Sepanjang November 2022, indeks Dow Jones naik 5,7 persen dan indeks S&P 500 bertambah 5,4 persen. Indeks Nasdaq bertambah 4,4 persen.