Mau Investasi tapi Modal Minim, Calon Investor Dapat Lakukan Ini Dulu

Professional trader, Andy Senjaya mengatakan calon investor perlu tahu perkembangan pasar terkini.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Des 2022, 12:22 WIB
Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham menjadi salah satu instrumen yang digandrungi generasi muda saat ini. Pada umumnya, jenis transaksi di pasar saham dibagi dalam dua jenis, yakni investasi atau transaksi untuk jangka panjang dan trading atau transaksi jangka pendek.

Meski memiliki horizon waktu yang berbeda, keduanya memiliki tujuan sama yakni adanya imbal hasil. Namun, sebelum jauh pada hasil akhir berupa cuan, Professional trader, Andy Senjaya mengatakan calon investor perlu tahu perkembangan pasar terkini. Hal itu sebagai langkah untuk mengukur tingkat risiko investasi atau trading.

Selanjutnya, hal yang tak penting yakni modal. Andy sempat bercerita bahwa ia mengerahkan modal dalam nominal cukup besar saat masuk pasar saham.

"Jadi sempat ikut acara survival competition. Hadiahnya RP 1 miliar, bagi dua. Jadi lumayan. Itu saya alokasikan untuk modal trading. Setelah itu, fokusnya adalah bagaimana capital (modal) tu bisa tumbuh,” kata Andy dalam talk show bersama Mandiri Sekuritas di Jakarta, Rabu (1/12/2022).

Namun, bukan berarti jika modal minim tak ada kesempatan masuk pasar saham. Andy menambahkan, bagi yang modalnya minim masih bisa memperkaya diri dengan pengetahuan.

Hal ini penting untuk meminimalkan risiko di pasar modal. Seperti diketahui, investasi di pasar modal menawarkan keuntungan yang berbanding lurus dengan risiko.

 

 


Kesadaran Investasi

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Artinya, jika ingin untung besar, risikonya juga besar. Sebaliknya, untuk yang relatif kecil, umumnya juga memiliki risiko lebih kecil.

"Jadi kalau capitalnya masih minim, kita fokus untuk cari skillnya dulu, terus cari tambahan capital. Karena capital ini jadi salah satu elemen yang penting,” kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Entrepreneur & Investment Content Creator, Fellexandro Ruby menambahkan, generasi muda saat ini umumnya sudah memiliki kesadaran untuk investasi.

Contoh sederhana, ia menyebutkan perawatan kulit (skincare) sebagai bentuk investasi. Lantaran, tak sedikit pengeluaran yang dialokasikan untuk mendapat kulit sehat di masa mendatang melalui pemakaian skincare.

"Jadi ini bagaimana caranya memanage investasi dengan mengubah lifestyle. Saya percaya milenial sudah ada bibit dan lifestyle untuk investasi, contohnya seperti pada skincare,” ujar dia.

 


Mandiri Sekuritas Ramal IHSG Sentuh 7.300 pada Akhir 2022

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas) memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan ditutup di atas level 7.000 pada akhir 2022.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana menyebutkan, kendati kondisi ekonomi masih dinamis tetapi optimistis IHSG dapat mencapai 7.300 pada akhir 2022.

"Prediksi Mandiri Sekuritas masih di 7.300. Kita optimis ke depan, walaupun semua orang bilang ada resesi dan lainnya. Tapi kalau kita lihat pipeline transaksi kita ke depan, memang belum tentu semuanya jalan, tapi ini semua masalah timing market. Kita optimis market tahun depan lebih baik,” kata Oji di Jakarta, ditulis Rabu (1/12/2022).

Dari sisi sektornya, Oki menyebutkan sektor financial akan andil besar pada pergerakan IHSG. Sektor ini diminati utamanya karena memiliki likuiditas tinggi. Namun, secara umum Oki mengatakan, seluruh sektor memiliki kontribusi, termasuk sektor teknologi yang terpantau menjadi pemberat IHSG beberapa waktu terakhir.

“Dari sisi likuiditas, sektor finansial seperti bank itu selalu menjadi primadona karena likuiditasnya sangat bagus, sehingga tradingnya naiknya makin besar. Harus diperhatikan masalah likuiditas ini,” Oki menambahkan.

Adapun untuk sektor teknologi, Oki masih melihat prospek cerah di masa mendatang. Apalagi Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meluncurkan papan baru yaitu papan ekonomi baru (new economy). Secara garis besar, papan ini setara papan utama. Namun pembeda yang paling kentara adalah penggunaan teknologi pada model bisnisnya.

 


Sektor Teknologi

Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Sektor ini (teknologi) itu sektor yang tumbuhnya tinggi sekali. Kalau kita lihat bisnis tradisional seperti penambangan dan lainnya, dari sisi pertumbuhan itu terbatas. Sehingga ini bisa menggairahkan pasar, di mana riwayat pertumbuhan bisa lebih tinggi,” kata Oki. 

Dalam beberapa waktu terakhir sektor saham teknologi jadi pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam sepekan, IDX Sector Technology susut 702,15 poin atau 10,64 persen per 30 November 2022.

Oki menambahkan, efisiensi dan rasionalisasi perusahaan berbasis teknologi harus dinamis menghadapi kondisi pasar, utamanya saat ini. Pernyataan tersebut menjawab tren pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh banyak perusahaan teknologi beberapa waktu terakhir.

“Perusahaan teknologi banyak PHK massal bukan berarti fundamental dan bisnis modelnya salah. Efisiensi dan rasionalisasi mereka harus dinamis menghadapi kondisi pasar, kalau kondisi pasar tidak bagus, bukan berarti fundamental mereka jelek. Saya optimis perusahaan teknologi memiliki model bisnis yang bagus.” kata Oki.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya