Hari AIDS Sedunia, Begini Pandangan Islam Tentang Penyakit Ini

Pandangan islam tentang HIV/AIDS, pada perayaan hari AIDS sedunia.

oleh Achmad Hafidz diperbarui 01 Des 2022, 14:47 WIB
Di Indonesia 3 dari 4 orang yang terinfeksi HIV-AIDS disebabkan karena melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat pengaman.

Liputan6.com, Jakarta - Hari AIDS sedunia diperingati setiap tahunnya pada tanggal 1 Desember. Peringatan hari AIDS ini ditujukan agar masyarakat mengenal tentang bahayanya penyakit AIDS yang disebabkan oleh Virus HIV. 

Dikutip dari laman resmi NU Online, Kamis (1/12/2022), penderita AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) dan HIV (Human Immunodeficiency Virus) seringkali dianggap rendah oleh sebagian masyarakat. 

Orang yang mengidap penyakit tersebut kerap distigma sebagai orang yang buruk, karena penyakit AIDS biasanya berasal dari perilaku asusila yang negatif.

Orang yang mengidap penyakit HIV/AIDS haruslah mendapatkan dukungan moral dan materil agar tidak terpojokan dan diayomi sebaik mungkin. Lalu, bagaimana sikap kita sebagai umat muslim terhadap penderita penyakit AIDS/HIV menurut pandangan Islam?

Mengutip sumber yang sama, orang yang mengidap HIV/AIDS sama seperti orang sakit pada umumnya. Artinya, orang dengan HIV/AIDS harus tetap mendapat perlakuan manusiawi seperti mendapat pelayanan medis yang layak dan dukungan dari orang-orang terdekat. 

Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah SAW pernah menyampaikan:

إنَّ اللَّهَ عزَّ وجلَّ يقولُ يَومَ القِيامَةِ: يا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي، قالَ: يا رَبِّ، كيفَ أعُودُكَ وأَنْتَ رَبُّ العالَمِينَ؟! قالَ: أَمَا عَلِمْتَ أنَّ عَبْدِي فُلانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ؟ أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لو عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ؟

Artinya:

“Sungguh Allah swt berfirman pada hari kiamat, 'Hai anak Adam, Aku sakit, tetapi kamu tidak menjenguk-Ku.’ Dia berkata, 'Wahai Rabbku, bagaimana aku menjenguk-Mu, padahal Engkau adalah Rabb semesta alam?’ Dia berfirman, 'Tahukah kamu bahwa hamba-Ku si fulan, sakit, tapi kamu tidak mau menjenguknya. Tahukah kamu, jika kamu menjenguknya, kamu akan mendapati Aku berada di sisinya.'" (HR Muslim)

Hadis ini menunjukan perhatian Islam terhadap sesama manusia yang sedang diberi ujian berupa sakit, termasuk orang yang positif HIV/AIDS.


Jangan Ada Diskriminasi

Ilustrasi diskriminasi disabilitas. Foto: Freepik

NU mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak mendiskriminasi pengidap HIV/AIDS.

"Mereka tidak boleh didiskriminasi dan harus diberdayakan,” kata Komite Penanggulangan AIDS, John Alubwaman, dalam seminar yang digelar Pengurus Wilayah Fatayat NU DKI Jakarta.

Walaupun bisa menular, interaksi dengan penderita HIV/AIDS melalui kontak biasa makanan atau minuman serta berenang di kolam yang sama, tidaklah membahayakan.

Pasalnya, HIV dapat ditularkan saat orang melakukan seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik yang sama  dengan pengidap HIV/AIDS untuk suntik, tato, transfusi darah, hingga penularan dari ibu pengidap HIV/AIDS terhadap janinnya. 

Menurut Ketua Pengurus Wilayah Fatayat NU DKI Jakarta, Karimah Hamid, keluarga memiliki peran penting dalam menyosialisasikan nilai-nilai pada remaja, guna menghindari HIV/AIDS. 

"Forum lain yang dapat digunakan adalah pengajian dan majelis taklim, remaja masjid, rohis dan lainnya," dikutip dari laman resmi NU Online.

 


Memberi Dukungan Bagi Penderita AIDS

Ilustrasi HIV/AIDS. (Image by Mohamed Hassan from Pixabay)

Salah satu amalan yang dapat dilakukan oleh umat muslim terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) adalah memberi dukungan bagi mereka. Contohnya, memberi dukungan agar sang ODHA tidak terpuruk dalam kondisi fisik dan psikis, serta mendukung dalam proses pemulihan.

Islam juga mengajarkan, jika ada seorang muslim sedang ditimpa musibah seperti penyakit, sikap terbaik sesama muslim adalah bersabar menjalaninya dan terus berusaha untuk kesembuhannya.

Rasulullah SAW bersabda:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Artinya: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya.” (HR Muslim)

 


Sabda Rasul kepada Muslim yang Mau Jenguk Orang Sakit

Tahukan Anda penyakit tifus menyerang 21 juta orang di dunia dan menjadi penyebab kematian 216 orang pengidapnya

Rasullulah SAW, mengapresiasi bagi muslim yang menjenguk saudaranya ketika sedang sakit, bahkan menjenguk orang sakit memiliki keutamaan bagi Islam. Salah satu sabda rasul tentang keutamaan menjenguk orang sakit, sebagai berikut.

أَمَرَنَا رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ بسَبْعٍ، وَنَهَانَا عن سَبْعٍ: أَمَرَنَا بعِيَادَةِ المَرِيضِ، وَاتِّبَاعِ الجَنَازَةِ، وَتَشْمِيتِ العَاطِسِ، وإبْرَارِ القَسَمِ، أَوِ المُقْسِمِ، وَنَصْرِ المَظْلُومِ، وإجَابَةِ الدَّاعِي، وإفْشَاءِ السَّلَامِ، وَنَهَانَا عن خَوَاتِيمَ، أَوْ عن تَخَتُّمٍ، بالذَّهَبِ، وَعَنْ شُرْبٍ بالفِضَّةِ، وَعَنِ المَيَاثِرِ، وَعَنِ القَسِّيِّ، وَعَنْ لُبْسِ الحَرِيرِ وَالإِسْتَبْرَقِ وَالدِّيبَاجِ.

Artinya, “Rasululllah saw memerintahkan kami tujuh hal dan melarang kami dari tujuh hal. Beliau memerintahkan kami untuk menjenguk orang yang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang bersin, memenuhi janji, menolong orang yang dizalimi, memenuhi undangan, dan menebar salam.

Kemudian, beliau melarang kami memakai cincin berbahan emas, minum dengan wadah berbahan perak, memakai alas yang terbuat dari sutera, mengenakan pakaian bebordir sutra tebal, sutra kasar, sutra tebal, atau sutra halus.” (HR Muslim)

Dari hadits ini, Imam An-Nawawi menyampaikan, menjenguk orang sakit hukumnya sunnah. Hal ini berlaku kepada siapa saja, entah kepada orang yang kita kenal atau tidak, kepada kerabat atau bukan. (Imam An-Nawawi, Syarah Muslim, tanpa tahun: juz XIV, halaman 13).

 

Hari AIDS Sedunia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya