Pisah Sementara Jelang Nikah, Kenali Manfaat Tradisi Pingitan yang Dijalani Kaesang Pangarep dan Erina Gudono

Kaesang Pangarep dan Erina Gudono diduga akan menjalani masa pingitan atau sengkeran.

oleh Henry diperbarui 01 Des 2022, 21:15 WIB
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. (Foto: Dok. Instagram @erinagudono)

Liputan6.com, Jakarta - Hari pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono pada 10 Desember 2022 sudah semakin dekat. Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono rencananya bakal diselenggarakan di Loji Gandrung Solo, Jawa Tengah.

Presiden Jokowi dikabarkan sudah menyetujui konsep dekorasi pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. Keluarga Presiden Jokowi pun sudah menunjuk Asmoro Decoration, Karanganyar, untuk membuat dekorasi pernikahan Kaesang Pangarep

Namun menjelang hari bahagia, keduanya justru saling ucapkan kata perpisahan. Tentunya bukan benar-benar berpisah tapi pisah sementara karena diduga akan menjalani masa pingitan atau sengkeran.

 

Hal ini terlihat dari unggahan Instagram story Kaesang Pangarep maupun Erina Gudono yang mengucapkan selamat tinggal, tapi akan berjumpa kembali saat hari akad nikah nanti. "Sampai ketemu lagi di meja akad," ungkap @kaesangp kepada Erina, dalam unggahannya pada Kamis (1/12/2022).

"Sampai bertemu lagi di...," tulis @erinagudono setengah misteriusdan bertanya dengan wajah Kaesang yang terpejam. Meski sebelum menikah keduanya kerap kedapatan tampil bersama, tapi setelah berziarah ke makam Pura Mangkunegaran, keduanya disebut-sebut akan menjalani masa pingitan sebelum menikah.

Lalu, bagaimana asal mula pingitan yang kerap dilakukan masyarakat Jawa dan manfaatnya bagi kedua calon mempelai? Melansir berbagai sumber, pada zaman dahulu, seorang perempuan harus sangat menjaga kehormatan diri dan tidak boleh sembarangan keluar atau bertemu orang.

Oleh sebab itu, tradisi tersebut menjadi budaya turun-temurun sampai saat ini. Khususnya, sebagai syarat mutlak dalam sebuah acara pernikahan adat Jawa.  


Mencegah Hal Buruk

Usai berziarah ke sejumlah makam penguasa leluhur Pura Mangkunegara, Kaesang terlihat enggan memberikan jawaban maupun keterangan. Tak hanya itu, dalam unggahan terbaru di Instagram pribadinya Kaesang juga menuliskan caption romantis untuk Erina. (Liputan6.com/IG/@kaesangp)

Selama posesi pingitan ini, calon pengantin putri tidak diperbolehkan keluar rumah atau bertemu calon pengantin putra sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, yaitu sebelum acara akad nikah.

Namin tradisi pingitan sudah mulai longggar atau tidak banyak yang melakukannya. Kebanyakan bagi calon pengantin disuruh lebih berhati-hati dan tidak berpergian jauh seperti pergi ke luar kota.

Dalam sejarahnya, pingitan juga dialami R.A Kartini karena sebelum usia 13 tahun ia sudah dikurung di dalam rumah, hingga menunggu ada lelaki bangsawan yang melamar dan mempersuntingnya.  Hal tersebut, dimaknai agar calon pengantin tidak mengalami hal buruk atau godaan sebelum hari pernikahan mereka.

Sehingga nantinya saat hari H, mereka bisa bertemu kembali untuk mengikat janji suci pernikahan tanpa ada masalah. Lalu, apa manfaat sebenarnya dari pingitan itu? Berikut ini beberapa manfaat pingitan yang dikutip dari laman brilio.net dan sejumlah sumber lainnya, seperti yang dijalani pasangan Erina dan Kaesang.

 

 


1. Menjaga kebugaran pengantin

Kaesang Pangarep dan Erina Guudono. (Foto: Dok. Instagram @kaesangp)

Jadi, tujuan dari pelaksanaan pingitan adalah agar pengantin terpantau setiap saat dan bisa merasa bugar ketika hari pernikahan tiba.

Sebelum menikah, calon pengantin biasanya akan disibukkan dengan segala persiapan yang tentunya menguras energi dan juga fisik bagi kedua calon mempelai.  Menjalani pingitan dapat menjadi salah satu kesempatan untuk mereka beristirahat, yang baik secara fisik maupun pikiran.

2. Ada rasa kangen

Selain agar si pengantin terpantau setiap saat, pingitan juga mempunyai manfaat supaya ada rasa kangen dan deg-degan yang muncul di antara kedua calon mempelai. Jadi ketika keduanya bertemu di hari H, ada rasa kangen yang memuncak.

3. Pelatihan sebelum hidup berumah tangga

Seorang calon pengantin wanita yang sedang menjalani masa pingitan, mendapat pelatihan dari keluarga pengantin yang berkaitan dengan pekerjaan rumah tangga. Tujuannya, selain menghilangkan kebosanan tentu saja sebagai persiapan bagi dia untuk menjalani kehidupan barunya nanti sebagai ibu rumah tangga.

Begitu pula dengan calon pengantin pria. Mereka biasanya mendapat nasihat maupun wejangan dari orangtuanya maupun anggota keluarganya lainnya yang sudah menikah tentang kehidupan berumah tangga.


4. Merawat tubuh mempelai wanita

Kaesang Pangarep dan Erina Gudono (Sumber: Instagram/erinagudono)

Dengan tidak melakukan banyak kegiatan, tradisi pingitan juga dilaksanakan guna merawat tubuh terutama oleh mempelai wanita. Tujuannya, agar saat pernikahan tiba, aura cantik sang mempelai wanita terpancar. Tak hanya bugar, tapi juga memesona.

5. Terlindung dari mara bahaya

Di lain pihak juga ada kepercayaan dari masyarakat yang percaya bahwa prosesi pingitan bagi calon pengantin bertujuan agar calon pengantin mendapat keselamatan menjelang hari penting dalam kehidupan mereka. Setidaknya, mereka bisa lebih terlindung dari mara bahaya yang bisa saja mengganggu di luar sana.

6. Melatih kesabaran

Masa pingitan yang lama, biasanya dari satu minggu hingga dua minggu, atau bisa saja lebih, otomatis kesabaran sang calon pengantin pun diuji. Agar kelak saat menjalani kehidupan berumah tangga selalu dapat berhati-hati dalam mengambil segala keputusan.

7. Menumbuhkan rasa saling percaya

Tak bertemu dalam waktu yang ditentukan di prosesi pingitan membuat kedua mempelai pasrah dan saling percaya meski tidak saling bertemu secara fisik. Harapannya, hingga saatnya nanti hari akad nikah tiba mereka sudah sama-sama memupuk rasa saling percaya.

Infografis Bedanya Kartu Nikah dengan Buku Nikah. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya