Pendapatan Indika Energy Tumbuh 57,15 Persen hingga Kuartal III 2022

PT Indika Energy Tbk (INDY) membukukan pertumbuhan pendapatan dan cetak laba hingga kuartal III 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Des 2022, 05:30 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang sembilan bulan pertama 2022. PT Indika Energy Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan dan cetak laba hingga akhir kuartal III 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (1/12/2022), PT Indika Energy Tbk meraih pendapatan USD 3,13 miliar atau sekitar Rp 48,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.444 per dolar AS)  hingga akhir kuartal III 2022.

Pendapatan perseroan melonjak 57,15 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,99 miliar. Beban pokok kontrak dan penjualan tercatat USD 2,04 miliar hingga September 2022. Beban tersebut naik 38,85 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,47 miliar.

Dengan demikian, laba kotor perseroan tercatat USD 1,08 miliar hingga September 2022. Laba kotor tersebut tumbuh 109,1 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 519,45 juta.

Perseroan membukukan laba bersih entitas asosiasi turun menjadi USD 21,18 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 23,37 juta. Perseroan mencatat kenaikan pendapatan investasi dari USD 2,42 juta hingga September 2021 menjadi USD 6,51 juta hingga September 2022. Beban keuangan naik menjadi USD 80,28 juta hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 78,10 juta.

Dengan melihat kondisi itu, PT Indika Energy Tbk mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 338,39 juta atau setara Rp 5,22 triliun hingga September 2022. Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi USD 5,95 juta.

Perseroan membukukan total ekuitas USD 1,23 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 883,71 juta. Total liabilitas tercatat USD 2,44 miliar hingga kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 2,80 miliar. Perseroan membukukan aset USD 3,64 miliar hingga akhir September 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 3,69 miliar. Perseroan mencatat kas dan setara USD 1,09 miliar hingga September 2022.


Indika Energy Rampungkan Pembelian Saham Kideco Milik Samtan

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Indika Enegry Tbk (INDY) telah menyelesaikan transaksi perjanjian jual beli (PJB) atas pembelian saham PT Kideco Jaya Agung milik ST International Co Ltd (Samtan) pada 23 November 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (26/11/2022), PT Indika Energy Tbk telah membayar sebesar USD 160 juta atau sekitar Rp 2,51 triliun (asumsi kurs Rp 15.688 per dolar AS) kepada Samtan atas pembelian 100.139 saham Kideco milik Samtan.

"Pembayaran lebih awal imbalan kontinjen ini merupakan upaya perseroan dalam mengurangi beban biaya yang muncul pada tahun depan,” tulis manajemen.

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk akan menambah kepemilikan saham di Kideco menjadi 45 persen. Nilai investasi yang dirogoh perseroan mencapai USD 677,50 juta. Pada 25 September 2017, perseroan  membeli saham Kideco dengan melalui Samtan dan Muji yang merupakan pemegang saham Kideco.

PT Indika Energy Tbk akan membeli sebanyak 101.139 saham milik Samtan di dalam Kideco. Jumlah saham itu sebesar 40 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor Kideco berdasarkan perjanjian jual beli saham. Sebelumnya Samtan mengenggam 49 persen saham Kideco.

Selain itu, PT Indika Inti Corpindo (IIC) akan menambah kepemilikan sahamnya dalam Kideco dengan membeli sebanyak 12.517 saham milik Muji dalam Kideco. Jumlah saham itu lima persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh. Sebelumnya Muji memiliki lima persen saham Kideco.

Total pembelian saham itu sebesar USD 677,50 juta atau 85,44 persen dari ekuitas konsolidasi perseroan per 30 Juni 2017 yaitu USD 792,50 juta.

 


Bakal Beri Nilai Tambah

Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan menyatakan, transaksi pembelian saham itu akan memberikan nilai tambah strategis terhadap Perseroan. Transaksi itu akan perkuat posisi Perseroan sebagai perusahan energi terintegrasi dengan portfolio bisnis Perseroan mencakup sektor sumber daya energi, jasa energi, dan infrastruktur energi. Selain itu juga akan menambah nilai ekuitas dan portofolio investasi sehingga meningkatkan pendapatan di sektor pertambangan batu bara.

Sebelumnya Kideco merupakan perusahaan pertambangan batu bara terbesar ketiga di Indonesia. Kideco memiliki wilayah pertambahan di Kalimantan Timur. Para pelanggan Kideco mencakup pelanggan nasional dan internasional yang mencakup perusahaan pembangkit listrik besar yang beroperasi lebih dari 10 negara.

Untuk membeli saham itu, perseroan akan menerbitkan surat utang dengan nilai maksimum US$ 600 juta atau 75,67 persen dari ekuitas konsolidasi perseroan.

Surat utang itu akan dicatatkan di bursa saham Singapura. Untuk melakukan aksi korporasi itu, perseroan akan gelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 1 November 2017.

 


Rencana Perseroan Usai Akuisisi Tambang Bauksit

Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo (IMI) telah menyelesaikan pengambilalihan 100 persen saham di PT Perkasa Investama Mineral (PIM) pada Senin, 26 September 2022.

Transaksi merupakan salah satu langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha ke sektor non-batu bara khususnya mineral bauksit. Dalam waktu dekat, Head of Investor Relations Indika Energy, Ricardo Silaen mengatakan unit usaha ini difokuskan untuk kegiatan produksi.

Ke depan, perseroan tidak menutup kemungkinan untuk membangun smelter untuk garap potensi bauksit dari hulu hingga hilir.

“Karena ini masih baru, fokus prioritas utama untuk produksi. Arah jangka panjang kita akan bangun smelter. Nanti akan kembangkan riset… Arahnya mungkin lebih ke alumina ke depannya,” kata Ricardo dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu, 1 Oktober 2022.

PT Indika Energy Tbk melalui anak usahanya merogoh USD 5 juta atau setara Rp 74,89 miliar untuk akuisisi 100 persen saham PIM. PT Perkasa Investama Mineral ini memiliki kegiatan usaha untuk melakukan aktivitas konsultasi manajemen dan perdagangan besar logam dan bijih logam.

PIM memiliki dua anak perusahaan yaitu PT Mekko Metal Mining yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih bauksit dan PT Perkasa Alumina Indonesia yang bergerak di bidang usaha industri pembuatan logam dasar bukan besi atau smelter. Adapun dalam penambangan bauksit, PIM telah bermitra dengan Petrosea dan tidak ada perubahan usai akuisisi.

"Kalau bauksit yang kita sudah akuisisi itu sudah kerjasama dengan Petrosea untuk melakukan mining contracting,” ujar Ricardo.

Pada Desember tahun lalu, PT Petrosea Tbk (PTRO) mengumumkan perolehan kontrak senilai USD 100 juta untuk proyek bauksit dengan jangka waktu 5 tahun. Diketahui, pihak-pihak yang melakukan kontrak dengan Petrosea adalah PT Mekko Metal Mining sebagai klien dan PT Perkasa Investama Mineral sebagai penanggung dari pihak klien.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya