Harga Minyak Dunia Sedikit Berubah Usai China Melonggarkan Batasan Covid-19

Harga minyak dunia akan diperdagangkan di kisaran USD 70-USD 90 per barel dan secara bertahap stabil setelah volatilitas yang lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Des 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP

Liputan6.com, Jakarta Komoditas minyak bergerak naik turun bergantung kondisi pasar. Kali ini, harga minyak dunia menetap sedikit berubah setelah China melonggarkan pembatasan COVID dan di tengah melemahnya Dolar AS.

Melansir laman CNBC, harga minyak bergerak bervariasi untuk Brent dan WTI. Harga mundur dari reli awal yang dibangun di tengah pelemahan dolar dan harapan untuk permintaan bahan bakar yang meningkat di China setelah pembatasan COVID-19 mereda di dua kota besar China.

Harga minyak Brent dilaporkan 9 sen lebih rendah ke posisi USD 86,88 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 67 sen atau 0,8 persen ke level USD 81,22 per barel.

Kedua tolok ukur harga minyak tersebut tetap sesuai target untuk kenaikan mingguan pertama mereka setelah tiga minggu berturut-turut mengalami penurunan.

Sebelumnya pada hari Senin, Brent sempat menyentuh USD 80,61 per barel, posisi terendah sejak 4 Januari. "Kami masuk ke sesi dengan bullish tetapi kami tidak akan mencapai USD 100 tidak peduli kota apa yang dibuka kembali," kata Eli Tesfaye, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures.

Tesfaye memperkirakan minyak akan diperdagangkan di kisaran USD 70-USD 90 per barel dan secara bertahap stabil setelah volatilitas yang lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir.

 

 


Nol Covid-19 China

Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP

Pergeseran strategi nol-COVID China meningkatkan optimisme tentang pemulihan permintaan minyak di sana. Kota Guangzhou dan Chongqing mengumumkan pelonggaran pembatasan COVID pada hari Rabu.

"Pasar minyak akan terus diterpa oleh berita yang sedang berlangsung dari China, mengingat seberapa besar dampak penguncian yang sedang berlangsung terhadap permintaan minyak di konsumen terbesar kedua di dunia," kata Matt Smith, Analis Minyak Utama di Kpler.

Harga minyak sebagian besar sesi didukung penurunan indeks dolar ke level terendah sejak Agustus. Ini setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan kenaikan suku bunga dapat melambat pada bulan ini. Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

 


Batasan Harga

Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Menurut analis, prospek batas harga yang lebih rendah pada minyak Rusia juga memberikan andil. Pemerintah Uni Eropa secara tentatif menyetujui batas USD 60 pada minyak laut Rusia, kata seorang diplomat Uni Eropa.

“Setelah turun ke pertengahan USD 70-an di awal minggu, minyak sekarang mengalihkan fokus ke pertemuan OPEC pada hari Minggu, sanksi Rusia, dan tidak adanya barel SPR besar yang mencapai persediaan komersial - ketiganya mendukung harga," kata Smith.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu secara virtual pada 4 Desember, meskipun perubahan kebijakan tampaknya tidak mungkin terjadi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya