CSIS Yakin Suara Golkar Tak Terbelah: Dukungan pada Airlangga Solid

Isu perpecahan di tubuh partai tersebut sempat menyeruak beberapa waktu yang lalu. Suara partai diduga terbelah usai Partai Nasdem mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 02 Des 2022, 09:49 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (Foto: Merdeka.com).

Liputan6.com, Jakarta - Isu perpecahan di Golkar sempat menyeruak beberapa waktu yang lalu. Suara partai diduga terbelah usai Partai Nasdem mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.

Menanggapi hal itu, Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes melihat, situasi di internal Partai Golkar masih solid.

Paling tidak, kata Arya, ada beberapa hal yang membuatnya menyatakan demikian. Pertama, kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartarto bisa diterima oleh daerah-daerah. Kedua, Partai Golkar yang berada di daerah tidak memiliki suara-suara yang berbeda terkait kebijakan partai di pusat

“Isu perpecahan itu saya kira belum terlihat dari Partai Golkar. Dengan soliditas internal yang terkoordinasi, saya belum melihat tendensi ke arah perpecahan internal,” ujar Arya dalam keterangannya, Jumat (2/12/2022).

Dia menjelaskan, tidak mudah membuat suara suatu partai terbelah. Menurutnya, tidak mudah melakukan gerakan-gerakan dan faksi di internal partai.

Misalnya untuk penyelenggaraan musyawarah nasional luar biasa (munaslub), itu tidak bisa sembarangan dilakukan. Selain harus merujuk konstitusi partai, penyelenggaraan munaslub harus disetujui oleh mayoritas Golkar yang ada di daerah.

Kata Arya, tingkat penerimaan Airlangga relatif tinggi di level DPD Partai Golkar. Oleh sebab itu, menurut Arya, tidak ada alasan yang kuat untuk menuju perpecahan.

“Kalau kita lihat dari sisi kemungkinan, susah sekali membuat Golkar pecah. Karena situasi internal saat ini kuat. Airlangga mampu mengendalikan DPP dan DPD. Sekarang kan suaranya ada di daerah, sementara daerah enggak ada yang bicara soal munaslub,” kata dia.


Isu Perpecahan

Sebelumnya, pasca-partai Nasdem mengumumkan Anies Baswedan sebagai capres 2024, perpecahan tubuh internal Golkar menyeruak ke permukaan. Isu tersebut muncul usai pentolan Golkar Akbar Tanjung menyatakan dukungannya kepada Anies sebagai capres 2024.

Padahal, internal Golkar tetap menjagokan Airlangga sebagai calon presiden 2024.

Dukungan itu disampaikan Akbar saat menghadiri peresmian relokasi Momunen 66 yang dilakukan Anies di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (5/10/2022).

"Saya bangga bahwa beliau menjadi capres. Pada Pemilu 2024 yang akan datang bahwa kuat peluang (Anies) untuk menjadi presiden. Maka saya ungkapkan mendukung beliau sebagai capres," kata Akbar.

Namun pernyataan itu sempat diluruskan sendiri oleh Akbar Tanjung. Dia mengaku tidak memberikan dukungan kepada Anies di Pemilu 2024 mendatang.

"Saya tidak menyatakan mendukung itu (pencapresan Anies)," kata Akbar Tanjung di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (16/10).


Hormati

Akbar mengklaim sebatas menghormati keputusan Anies menjelang tahun politik 2024. Akbar mengatakan Anies adalah juniornya saat berada di organisasi yang sama, yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

"Anies Baswedan junior saya dalam organisasi yaitu HMI, KAMMI. Sebagai junior tentu saya hormati. Junior saya hormati," ujarnya.

 

 

Infografis Golkar, PAN dan PPP Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya