Liputan6.com, Doha - Pelatih Belgia, Roberto Martinez resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala pelatih setelah gagal membawa anak asuhnya untuk lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2022, menyusul hasil imbang 0-0 menghadapi Kroasia di laga pamungkas pada Kamis malam (1/12).
Pelatih berusia 49 menukangi tim berjuluk The Red Devils sejak 2016 serta kontraknya akan habis usai Piala Dunia Qatar 2022. Dalam konferensi pers, Roberto Martinez mengungkapkan bahwa laga melawan Kroasia adalah pertandingan terakhirnya bersama timnas Belgia.
Advertisement
"Itu adalah pertandingan terakhir saya dengan tim nasional dan itu emosional, seperti yang bisa Anda bayangkan. Dalam enam tahun, semua yang ingin Anda lakukan di klub, kami mampu melakukannya di tim nasional. Itu membuat saya sangat bangga," kata Roberto dikutip dari situs resmi FIFA pada Jumat, 2 Desember 2022.
"Tim ini telah memberikan kegembiraan yang luar biasa kepada semua orang. Namun, sekarang saatnya menerima bahwa ini adalah milik saya untuk memainkan permainan terakhir," ujarnya.
Enam tahun di Belgia, Roberto Martinez memimpin 80 pertandingan selama melakoni laga internasional. Dari 80 laga masing-masing menorehkan 56 kemenangan, 13 hasil seri, dan 11 menelan kekalahan.
Puncak kariernya, saat mengantarkan Kevin De Bruyne Cs tampil menggila di edisi Piala Dunia 2018 hingga melaju ke semifinal, lalu berhasil rebut posisi ketiga.
Sementara edisi 2022, Belgia masuk ke Grup F bersama Kroasia, Maroko, dan Kanada. Sayangnya, anak asuh Roberto Martinez hanya mampu finis peringkat ketiga yang memperoleh empat poin dari sekali menang, seri, dan kalah.
Meski demikian, federasi sepakbola Belgia (KBVB) segera mencari kepala pelatih baru sebelum kualifikasi Euro 2024 yang akan dimulai untuk menghadapi Swedia pada Maret 2023 mendatang.
Terakhir Gugur di Piala Dunia 1998
Melansir dari Goal Internasional, Timnas Belgia resmi gugur Piala Dunia 2022 setelah Roberto Martinez tak mampu mengangkat performa anak asuhnya untuk lolos ke babak 16 besar.
Alhasil, ini adalah kali pertamanya lagi bagi The Red Devils karena gagal lolos dari fase grup sejak Piala Dunia 1998.
Saat itu, timnas Belgia bergabung Grup E bersama Belanda, Meksiko, dan Korea Selatan. Mereka juga finis urutan ketiga dengan poin tiga dari tiga laga (tiga hasil imbang) dan juga ditemani oleh Korea Selatan di dasar klasemen.
Sementara Belanda dan Meksiko lolos ke putaran 16 besar.
Advertisement
Lukaku Ngamuk
Setelah pertandingan vs Kroasia, sang bomber Belgia Romelu Lukaku tak kuasa menahan kesal dicampur adukan dengan kesedihannya sehingga dirinya menangis dan juga sampai dihibur oleh assisten Belgia Thierry Henry.
Lukaku terlihat meninju dinding kaca bangku cadangan sampai pecah dan rusak.
"Romelu Lukaku menghancurkan jendela bench pemain setelah Belgia tersingkir dari Piala Dunia," kicau ESPN.
Bukan Salah Lukaku Saja, tapi Salah Seluruh Skuad Belgia
Seperti diketahui, Romelu Lukaku sebelumnya tidak memainkan satu pertandingan pun untuk Belgia di Piala Dunia 2022 karena baru saja sembuh dari cedera hamstring bagian paha kiri serta hanya mampu bermain selama 22 menit sejak Agustus lalu di Serie A bersama Inter Milan.
Tentu, mantan pemain Inggris dan legenda Newcastle United Alan Shearer menunjukkan sikap pembelaan terhadap Lukaku. Dia menilai bahwa faktor kebugurannya lah yang menganggung persiapan Lukaku di timnas Belgia selama Piala Dunia 2022 hingga seluruh skuad The Red Devils juga ikut bersalah, bukan cuma Lukaku saja yang salah.
"Ini bukan karena Lukaku (Belgia tersingkir). Mereka akan melihat diri mereka sendiri dan menyalahkan diri mereka sendiri karena Belgia telah bermil-mil jauhnya dari tempat mereka empat tahun lalu ke tempat mereka sekarang. Mereka tidak melakukan cukup dan mereka tidak layak untuk lolos," kata Alan Shearer kepada BBC, dikutip dari Metro.
Advertisement